¹⁴🌻

224 21 0
                                    

Ready to Story by WíshLee;
.
.
.
.
.
.
.
.
.
...

Selamat membaca 🙏🏻
.
.

" ah...Jung Jeno." ah ayolah Jeno ingin beristirahat namun apa ini permaisuri tidak mau di sentuh nya.

" ayolah na aku ingin bermanja dengan mu sebentar." ucapnya,ah Jeno sangat jarang bertemu dengan Jaemin bahkan selama ini satu bulan sekali baru ia bertemu dengan nya. Namun itu tidak membuat nya berpaling sedikit pun.

" kau ini sudah tua tapi kelakuan mu seperti anak kecil." Marahnya, bagaimana tidak marah Jaemin yang asik membaca buku dan Jeno datang langsung menarik dan menciumnya.

" aku sangat merindukanmu na , kita jarang bersama ah tugas menyebalkan."

" haha ... .''Jaemin tertawa mendengar ucapan Jeno.

" kau tau Jeno jika kau tidak menjadi seorang raja mungkin kita tidak bertemu bukan ." ah benar kata Jaemin. Mereka bertemu karena Jeno sedang bertemu dengan kerajaan nya yang membawa cinta nya.

" terima kasih sudah menjadi pasangan ku Jung Jaemin,aku mencintaimu." ucap dan tidak lupa mencium bibir lembutnya.

Meninggalkan sepasang kekasih yang melepaskan rasa rindu yang tidak terhitung oleh waktu yang telah Meraka lalui.

Seorang putra mahkota dan seorang putra perdana menteri pertahanan menatap takut pada seorang yang selalu membuat mereka takut dengan kayu panjang nya.

" wah wah lihat ini seekor marmut kerajaan dan seekor domba sedang tertangkap." Hwang Hyunjin menatap sengit pada kedua orang ini yang siap mengeluarkan amarah nya.

Ayolah mereka berdua adalah orang yang selalu mngeuji ketahan kesabaran seorang kaki kanan kerajaan munguhwa.

" apa kah kami akan di hukum dengan membaca lagi paman." Lontar Yangyang. Moon Yangyang seorang yang tidak pernah takut dengan seorang Hwang Hyunjin Jisung juga sih meskipun, Hyunjin adalah salah satu orang yang di takuti oleh para petinggi kerajaan namun tidak dengan kedua bocah tengil ini.

" tidak tidak kalian berdua jika suruh membaca akan tertidur,kali ini kalian akan belajar pedang dan menulis surat untuk kerajaan munguhwa." oh tidak latihan pedang adalah latihan yang melelahkan apa lagi di suruh dengan menulis surat untuk kerajaan ah sangat melelahkan.

" yah paman tidak ada hukum lain kah." jawab Jisung dengan tidak terima.

" ehm... Bagaimana dengan kalian menyapu semua halaman kerajaan." Hyunjin memandang raut wajah mereka yang tidak terima namun akhirnya mereka setuju dari pada dengan latihan pedang dan menulis surat untuk kekasih lebih baik mereka berdua membersihkan kerajaan.

" baiklah paman." mereka pergi dari Padangan Hyunjin dan mendapatkan gelengan dari nya.

Suara riuh dari suara suara gosip para pelayan kerajaan dimana seorang pangeran mahkota dan anak pemateri pertahanan sedang membersihkan halaman kerajaan.

" oh astaga pangeran sangat tampan sekali, seperti bukan manusia." teriak seorang pelayan itu .

" ah taun Yangyang juga tidak kalah tampan astaga mereka perpaduan yang sempurna aku ingin pingsan...." jelaskan salah satu dari mereka.

Bisik dan gosip mereka lakukan saat terus memandangi wajah rupawan pangeran Jisung dan tuan moon Yangyang.

Di seberang sana terlihat seorang permaisuri dan pengawal itu berjalan mengelilingi kerajaan dan tidak lupa umpatan sang permaisuri terhadap rajanya " Jung Jeno sialan." bawahan hanya mampu menundukkan kepalanya dan terkekeh melihat betapa mengemas kan sang permaisuri saat sedang marah pada raja .

" apa yang mereka lakukan." permaisuri Na memandangi para pelayan yang asik tertawa dan berangan angan.

Seperti seorang tikus tertangkap oleh pemilik rumah para pelayan itu menunduk mendengar suara permaisuri Na.

" yang mulia permaisuri Na."

" sedang apa kalian." tanya.

Para pelayan nunjuk ke objek yang menjadi perhatian mereka.

Mata indah seorang permaisuri kerajaan melihat dua orang sedang melakukan bersih-bersih halaman.

" astaga Jisung.. .. apa yang mereka lakukan."

" maaf yang mulia permaisuri Na, pangeran Jisung dan tuan moon Yangyang mendapatkan hukuman dari taun Hwang Hyunjin yang mulia." jawab salah satu pelayan itu.

" astaga anak itu , sudahlah kalian kembali berkerja."

" baik yang mulia." mereka meninggalkan permaisuri Na dan melanjutkan tugas nya masing-masing.

Jisung mengibaskan tangannya karena gerah melanda seluruh tubuhnya, bagaimana tidak kegerahan jika harus membersihkan luas halaman kerajaan sungguh tega sekali gurunya itu mana ayahnya hanya memberi tawaan dan ingin menambah jatah hukuman nya.

Memang ini semua kesalahan nya sendiri karena melanggar peraturan dan kabur dari istana saat ia memiliki hukuman yang menanti dan berakhir dengan membersihkan halaman dan tidak lupa setumpuk buku yang harus ia hafalkan. Ah baiklah lebih baik ia tertidur sementara mengisi energi nya sebelum bertempur dengan buku jika tidak siap siap menerima hukuman lagi ah sungguh kejam orang tuanya itu lebih tepatnya ayah sih .

To be continued.......


DARK INSIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang