Ready to Story by WíshLee Selamat membaca 🙏🏻🥀 . . . .
Chenle terbangun dengan keadaan berat pada bagian perut nya, sebuah tangan melingkar mengunci pergerakan nya. Chenle menyingkirkan tangan Jisung beranjak dari tempat tidur nya, menyambut pagi harinya.
Jisung pemuda itu sulit sekali bangun dan berakhir ia akan meninggalkan nya dirumahnya.
Sarapan pagi telah ia buat makan sendiri tidak menjadi masalah buat Chenle karena sudah terbiasa, buat Jisung tak akan bangun kalo tidak bangun sendiri, biarkan saja karena ia akan buatkan makanan.
Papa dan mama nya pasti tidak pulang, papa akhir ini sering sekali kali tidak pulang menjadi ia terbiasa dan untuk Mama nya pekerjaan menjadi pelayan meskipun ia hanya berkerja pagi sampai sore namun terkadang akan menginap menjadi Chenle terbiasa dengan ke sendiri di pagi hari.
Namun semua itu Chenle tidak pernah mengeluh karena kedua orang tuanya tidak pernah mengurangi kasih sayang dan perhatian nya setiap saat di tengah kesibukan pekerjaan nya.
Di tengah perjalanan menuju toko obat nya seorang pemuda menghampiri ,tuan moon Yangyang . Chenle menatap tuan moon Yangyang itu dengan heran ,peluh keringat membasahi dahinya itu.
" Chenle -ssi , kau. tau pangeran jisung berada." tanya.
" pe.. pangeran jisung." Chenle terkejut pangeran.. pangeran Jisung jadi selama ini Jisung adalah pangeran apa.. , ia kira jisung itu adik dari taun moon Yangyang.
" iya kau tau dia dimana dari kemarin kerajaan sedang mencari kemana.'' jelaskan.
" jadi Jisung itu pangeran.."
Eh .. Yangyang menatap Chenle yang berbalik tanya. " Maksud mu apa Chenle -ssi tentu saja jisung itu pangeran mahkota Jung ."ia menganga mendengar penjelasan yang,jadi selama ini ia tidak sopan memanggil Jisung tanpa embel-embel yang mulia.
" bukan kah Jisung ah yang mulia pangeran Jisung itu adik mu." tanya lagi.
Oh paham sekarang Yangyang jadi selama ini Chenle tidak tau jika Jisung itu pangeran mahkota." tentu saja bukan aku dan Jisung itu cuma berteman sedari kecil dan saat aku dewasa baru aku berpisah dengan nya."
Chenle menjelaskan jika sedari kemarin Jisung berada di rumah dan ia juga menjelaskan jika ia tidak tau jika Jisung itu seorang pangeran mahkota.
Dan tentu saja Yangyang menanggapi nya dengan santai jarang bukan jika Jisung di pandang dengan bersahabat tanpa tau jika dia seorang pangeran mahkota. Ia sedikit merutuki kesalahan membokar jati diri nya, jika tau begitu ia tidak berucap begitu.
Ia tahu jika Jisung ingin sekali memiliki teman sedari dulu tanpa memandang status. Status nya yang menjadi pangeran membuat sulit sekali memiliki teman. Ia ingin memiliki teman yang tulus tanpa memandang status sosial nya.
To be continued............
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
