Ready to Story by WíshLee
.
.
.
.
...
.Selamat membaca 🙏🏻
Goresan tinta hitam itu menghiasi setiap lembaran kertas putih itu. Begitu banyak goresan yang tercetak apik di setiap lembaran itu. Dia sang pangeran mahkota yang cukup dingin dengan sekitarnya, tidak heran jika dirinya tidak tersentuh kecuali kepada orang tuanya dan gurunya.
Hwang Hyunjin adalah seorang yang senantiasa menemani pangeran dingin itu dan tidak lupa dengan satu kayu panjang nya yang siap melakukan tugas nya jika pangeran berulang.
Jisung adalah tipe orang yang tidak mau berbicara jika itu tidak penting namun ujian kesabaran telah di uji, di sebrang sana terlihat seorang pangeran dari negara sebrang yang tidak menyukai nya selama ini.
Bukan tanpa alasan jika Jisung membenci nya karena pemuda itu selalu ingin selangkah lebih depan dari nya namun ia selalu gagal mendahului Jisung.
**
Hari ini Chenle kembali ke istana membawakan obat kembali untuk sang permaisuri. Namun hari ini Chenle tidak bertemu dengan permaisuri melainkan bahwa nya. Sedikit kecewa namun Chenle tidak masalah toh lain kali ia bisa bertemu dengan permaisuri cantik itu.
" wah sudah beberapa kali aku kesini tapi lihat lah istana munguhwa memang menakjubkan." Chenle memandangi setiap sudut istana.
Dengan terus menyanjung betapa indahnya istana munguhwa Chenle tidak sadar jika ia berada di tempat latihan para prajurit.
Ia memandangi setiap saat prajurit itu berlatih ah rasanya ia ingin mengulang kembali masa itu , namun sekali lagi ia tidak ingin mengingat masa kelam itu dulu .
Chenle masih ingat begitu ia disiksa dan dipermalukan di depan umum, tanpa salah yang ia ketahui sama sekali. Miris memang hidupnya dulu sangat lah dikatakan tidak layak hidup.
" ah itu pasti yang mulia raja Jung Jeno, tanpa sekali pantas saja pangeran sangat tampan ternyata ia mewarisi wajah yang mulia raja Jung Jeno." Chenle memandangi begitu tampan nya seorang raja munguhwa itu.
Jika di pikir pikir bagaimana wajah sang pangeran mahkota itu ,ah rasanya Chenle ingin bertemu lagi namun tidak dengan perasaan seperti dahulu. Ah sangat menyakitkan.
Chenle meninggalkan tempat itu , lebih baik ia pulang atau kembali ke tokoh obatnya.
"kau tidak ingin membalas para petinggi kerajaan itu yang mulia Jung minhyung." orang itu melirik wajah sang tuannya yang begitu tenang saat melihat perkembangan kerajaan munguhwa yang selama ini ia tinggalkan begitu saja.
" ini bukan saat nya Lucas, aku ingin melihat seberapa banyak mereka ingin meracuni pikiran jeno." ucapnya.
" kau selalu begitu Mark Lee bermain terlebih dahulu baru settt.... Mati haha." gelar tawa ia lontarkan.
Mark Lee adalah nama samaran tuanya, seorang pemburu yang handal itu profesi Nya . Namun itu adalah kedok dari pekerjaan nya ia adalah pemburu namun dalam artian lain ia adalah pemburu pada manusia sombong dalam jabatan nya.
" hai tunggu sebentar.." Chenle menghentikan jalan nya saat orang itu berteriak kepada nya.
" ha... Ha ...hug... Akhirnya kau berhenti juga." Seorang itu menghapus bulir keringat yang berada di wajahnya.
" ada yang bisa saya bantu tuan."
" oh kau seorang penjual obat kan ..."
" iya ."
" aku ingin membeli obat mu teman ku sedang terbuka... Oh iya perkenalan nama ku Lee jihoo."
Chenle menerima uluran tangan itu dan membalas ucapannya." nama Chenle Lee chenle."
" bisa kah aku beli obat mu."
" ah tentu." Chenle memberikan beberapa obat luka pada pemuda Lee itu . Untung saja ia membawa obat lebih.
Ini adalah musim hujan, pasti awan dan langit tidak sesuai dengan keinginan selalu saja hujan tiba tiba jadi Chenle harus berada di rumah lebih cepat sebelum hujan datang.
To be continued........
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK INSIDE
Historische fictieMunguhwa sebuah kerjaan yang tenang dan damai namun sebuah insiden kelam selalu membekas di hati rakyat nya. warn; bxb jichen