¹³🌻

237 23 0
                                    


Ready to Story by WíshLee;

.
.
.
.
.
.

Selamat membaca 🙏🏻
.

" Luka yang parah mampu hilang namun bekas itu tidak akan pernah hilang dengan mudah.”

Lagi dan lagi hujan membasahi permukaan bumi, kerajaan yang sibuk membuat hujan itu tidak menghentikan airnya. Tetesan demi tetes selalu ia keluar tanpa henti.

Seorang pemuda Manis mengerut kan pelipisnya merasa bosan akan hari ini ,berdiam diri dirumahnya bukan keahlian nya apalagi memandangi deras hujan.

“ cih ayolah aku bosan kenapa kau tidak berhenti henti." Keluhannya.

Berbaring di tempat ranjangnya adalah hal yang ia lakukan sebelum hujan itu reda.

Sore namun belum malam akhirnya hujan reda juga, Chenle dengan penampilan cukup sederhana namun rampi ia akan pergi ke tempat tokonya sebelum malam menjelang.

Udara segar menyerap udara sore ini , hembusan nafasnya seakan mudah di hirup karena habis hujan. Dengan tergesa-gesa ia menuju toko nya namun naas seorang pemuda dengan kuda nya yang melintas begitu kencang nya dan tidak lupa tanah yang mengenagi air membasahi bajunya.

Decakan terlihat ia lontarkan kepada pemuda yang melintas tadi meskipun sudah hilang di telan alam mungkin,ingin protes pun ia tidak bisa karena pelaku nya sudah tidak ada.

“ nyebalkan awas kau jika bertemu akan ku habisin tidak tau saja jika aku adalah mantan prajurit terbaik.” ucap nya pada dirinya sendiri walupun tidak akan ada  mendengar.

Chenle melanjutkan perjalanan meskipun sangat marah namun ia akan terus menuju ke toko obat nya.

**

“ sudah ku bilang kau jangan berkuda sendiri Jung Jisung yang terhormat.” Jisung merotasikan matanya melihat ucapan temannya. Yah meskipun Jisung seorang pangeran ia punya teman terbaik mungkin. Dia adalah moon Yangyang pemuda yang selalu menemani sang pangeran di manapun.

Bagaikan perangko itulah mereka, meskipun Yangyang tidak tau mengenai kejadian empat tahun lalu karena ia sedang mengikuti ayahnya ke daerah sebrang sana untuk mengembangkan tugas ayah nya itu.

Namun ia kembali lagi setelah empat tahun berlalu dan lihat sekarang seorang pangeran mahkota memiliki luka luka yah entahlah di dapat nya dari mana.

“ diam lah kau moon Yangyang cepatlah berikan aku obatnya.” ucap sang pangeran.

“ cih kau pikir aku tukang tabib yang selalu membawa obat obatan, tunggu sebentar aku akan membeli obat nya dahulu sebelum kita ke kerajaan." Meskipun dengan keadaan kesal Yangyang akan memberikan obat kepada jisung bisa bisa ia akan mendapatkan pertanyaan panjang lebar dari sang ibu dan permaisuri,yah ibu nya itu sangat protektif dengan Jisung dari pada dirinya sendiri yang notabene adalah anak kandung yang serasa anak tirinya jika berhadapan dengan Jisung.

Rumah sederhana Hana itu adalah persembunyian sang pangeran dan temannya saat ingin kabur dari kerajaan,ya katakan saja mereka berdua adalah seorang yang tidak pernah taat peraturan kerajaan.

Lama menunggu pemuda moon itu Jisung merebahkan ranjangnya meskipun tidak nyaman seperti di kerajaan namun mampu membuat ia terlelap.

“ astaga tuan Yangyang pelankan jalan mu.” Chenle kesulitan m ngimbangi jalan nya.

“ ah maaf kan aku Chenle adik ku pasti akan marah karena aku terlalu lama untuk saja aku melihat mu tadi.” ucap Yangyang.

“ ah baiklah apakah cukup parah lukanya sehingga aku harus ikut."

“ sebenarnya tidak terlalu parah namun tadi aku lihat dirimu jadi kau ku suruh ikut saja biar adikku dapat ditangani dengan benar.’’

Mereka sampai ke rumah sederhana itu , Chenle masuk dan tidak lupa dengan obat.

Pertama yang ia lihat adalah sebuah ruang biasa , namun mereka menuju kamar ah pasti itu kamar adiknya, sedikit heran karena rumah ini tidak sesuai dengan pakaian yang tuan Yangyang kenakan.

“ ah itu dia." Yangyang menuju seorang pemuda yang berbaring ah tidak lupa dengan luka di kulit kaki nya.

“ apa itu luka gigitan." Chenle sedikit tau Jika itu ada sebuah gigitan hewan buas ,ah tidak lupa itu cukup parah jika tidak segera di obati

“ oh mungkin. Aku tidak tahu jika itu luka gigitan karena tadi hanya darah yang kelihatan.”

Chenle mendekati nya sedikit membersihkan luka itu sebelum di berikan obat, Chenle sedikit berhati hati jangan sampai membangun nya yang sedang terlelap itu.

Hampir setengah jam ia membersihkan luka dan mengobati,tidak sampai membangun kan pemuda itu.

“ terima kasih Chenle.”

“ oh iya taun Yangyang, saya pergi dahulu.”

“ tunggu Chenle jangan memanggil ku taun panggil Hyung saja aku lebih tua setahun bukan ."

“ baiklah Hyung, saya pergi dahulu.”

Chenle meninggalkan Yangyang dan adiknya itu yang masih setia memejamkan matanya,yah Chenle tidak melihat tampang adiknya itu mukin tampan juga seperti taun Yangyang hehe entenlah.

To be continued........

DARK INSIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang