¹¹🌻

218 22 0
                                    

Ready to Story;

.
.
.
.
.
.

Selamat membaca 🙏🏻

..

"tak ku sangka jika seorang anak pelayan memiliki wajah bak pangeran yang memiliki hati damai." Hari ini Chenle menepati janji untuk berjalan jalan mengelilingi istana bersama dengan permaisuri Na.

Kau tahu senyum tidak berpernah ia lengkukan , kagum dan tercengang atas keindahan kerajaan munguhwa, apalagi ia sangat terpesona dengan seorang permaisuri Na Jaemin yang begitu cantik dan mengagumkan. Sampai ia ingin pingsan jika tidak menguatkan dirinya.

Seorang permaisuri yang paling di angungkan kini berada di samping nya berjalan santai dan berbicara dengan sungguh kebaikan apa yang kau buat wahai dewa langit.

" ah terima kasih yang mulia permaisuri Na, aku memilih wajah seperti papa ku dan mama ku ,ya papa cukup tampan untuk seukuran seorang pemburu di desa." ia tidak bisa menyangkal meskipun ayahnya berusia berusia 37th namun ketampanan sungguh seperti berusia 25 th ,dan ibunya juga sangat cantik dan manis meskipun sangat cerewet dan pemarah.

" kamu pasti sangat menyayangi mereka sehingga selalu menyanjung orang tua mu, tidak heran jika kamu memiliki hati yang lembut meskipun terlahir dari seorang keluarga yang pas pas pasan." permaisuri Na cukup bangga dengan Chenle ia tidak pernah melihat seorang anak yang selalu membanggakan orang tua yang berkecukupan rendah dan kini di hadapan nya seorang anak yang memiliki kasih sayang yang tulus kepada orang tua nya.

" kata membanggakan harus saya ucapkan yang mulia saat ini , perjuangan mereka sangatlah penting bagi kehidupan saya. Mereka adalah malaikat yang menemaniku di bumi ini.

Bahkan satu goresan luka yang saya dapat mereka akan menghapus tanpa bekas , menyembuhkan berbagai cara agar luka itu tidak terulang lagi." Jaemin memandangi sorotan matanya pemuda itu tidak ada keraguan dalam ucapan nya itu semua murni dalam pikirannya.

" terkadang semua orang hanya memandang satu hal yang membanggakan dan menonjol namun tidak melihat usaha yang kuat. Seperti batu kerikil kecil namun menyakitkan. Bagaikan manusia yang tinggi akan kesanjungan namun tidak melihat usaha yang lebih kecil ."

" Yang mulia na sangat pandai dalam menaksir sebuah kata , tidak heran jika yang mulia pandai dalam memahami ucapan seseorang."

" kamu juga seorang yang pandai dalam bertutur kata sampai saya saja tidak bisa berbuat apa apa jika dirimu selalu mampu mengerti dalam ucapan mu." terkadang orang hanya pandai berkata namun tidak pandai memahami sesuatu ucapan.

Tidak heran bukan jika manusia itu buruk dalam sesuatu hal karena ia hanya akan memilihkan satu sisi seseorang namun sisi yang lain di abaikan saja.

***

Yang mulia permaisuri Na dan juga putra mahkota Jung Jisung sedang berkeliling desa mungu sesuai permintaan sang buna , Jisung ikut dalam mengelilingi desa.

Cukup ramai akan rakyat yang berlalu lalang, meskipun banyak masyarakat yang berlalu lalang tidak menghambat jalan mereka.

Pengawal senantiasa menemani mereka, permaisuri dan pangeran harus tetap mendapatkan pengawalan ketat.

Permaisuri Na sangat senang saat melihat sekeliling desa. Baru pertama kali ia mengunjungi desa setelah menikah dengan raja Jung Jeno. Ia selalu berada di dalam istana selama bertahun tahun.

Sementara Jisung,ah pemuda itu baru kali pertama dalam sejarah hidup ia selalu terkurung dalam istana, seperti tahanan kerajaan tidak di biarkan keluar begitu saja. Lebih parahnya jika ia ketahuan kabur dari istana dapat dipastikan ia akan terkurung dalam kamar dengan tumpukan buku dan awasan dari Hwang Hyunjin.

To be continued....

DARK INSIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang