31_Tertembak

432 14 0
                                    


Andra memukul setir mobilnya dengan kesal. "Ini semua gara-gara lo. Andai Lo  bawa motor, kita bisa ngehindarin  kemacetan kayak gini pake motor!"

Alva frustasi sambil mengacak rambutnya. "Motor gue ada di bengkel. salah Lo juga, ngapain pakai mobil mahal segala, bukannya Lo juga punya motor?!"

"Gue tadi pesen sama lo lewat telepon,  Lo bawa motor Lo ketempat kita ketemu tadi, lagian tadi gue udah jauh dari rumah, masa iya gue putar balik!"

"Oke-oke, gue salah." Alva mengalah. Entah mengapa, setiap kali dia berinteraksi dengan cowok dingin di sebelahnya, yang juga merupakan suami dari adik kandungnya, emosinya selalu terpancing. Bahkan dalam situasi genting seperti ini, mereka selalu terlibat dalam perdebatan.

Andra hanya menatap Alva dengan sinis. Rasanya kepalanya akan meledak karena kemacetan, ditambah dengan kehadiran kakak iparnya itu.

Nafas lega keluar dari bibir Andra begitu mobil yang mereka tumpangi akhirnya melewati kemacetan, dan sedang memasuki jalur yang sedikit sepi.

Namun, tampaknya ada masalah baru yang akan mereka hadapi. Di belakang mobil mereka, terlihat dua pemotor yang tampaknya mengikuti mereka.

"Ada apa lagi? Siapa mereka?" tanya Alva, melirik ke spion.

"Gue kenal, dari jaket mereka, kayaknya mereka anak buah Rifal dari Cobra Gank." ujar Andra yakin sambil menambah gas. Mereka harus waspada menghadapi situasi yang semakin mencekam.

Tapi apalah daya, rupanya ada juga yang menghadang mereka dari depan.

Citt...bruk!

Mobil mereka berakhir menabrak pembatas jalan karena dihadang secara tiba-tiba. Beruntung mereka berdua tidak terluka.

Andra membuka seatbelt-nya lalu keluar dari mobil diikuti oleh Alva.

Bugh!

Tanpa basa-basi, Andra melayangkan Bogeman mentah saking marahnya, tepat di pelipis Zero, wakil ketua Cobra Gank, yang baru saja akan turun dari kuda besinya.

"NGAPAIN KALIAN HADANG JALAN GUE ANJI*NG?!" Marah Andra dengan wajah yang merah padam, menarik kerah baju Zero. "Minggir atau mati?" tanyanya pelan dan singkat tapi sudah membuat bulu kuduk Zero menegang.

Tanpa membuang kesempatan, dengan sekuat tenaga, Zero menendang perut Andra, membuat Andra mundur beberapa langkah.

Andra hanya terkekeh, percayalah ini tidak ada apa-apanya bagi Andra. "Gue nggak punya banyak waktu!"

Bugh!

Anak Cobra Gank yang lain tak tinggal diam, mereka juga mulai menyerang. Begitu juga Alva yang ikut membantu Andra. Jadi, mereka berdua lawan enam.

Hanya beberapa menit, Zero dan teman-temannya sudah lemah tak berdaya. Bertepatan dengan itu, ketiga sahabat Andra akhirnya sampai, mereka pontang-panting ingin membantu Andra.

"Pertarungan udah berakhir? Baru aja gue mau matahin tangan lo," ucap Rizam pada Zero. Sepertinya ia punya dendam kesumat terhadap cowok itu. "Tapi nggak apa-apa, Sekarang juga boleh kan?" tanyanya lalu melintir tangan Zero, membuat sang empu mengerang kesakitan.

"Ndra, Lamborghini lo rusaknya parah banget, jir." ujar Atlanta sambil memeriksa mesin mobil Andra yang sedikit berasap akibat menabrak pembatas jalan tadi.

"Biarin, Gue nggak punya banyak waktu karena udah mulai sore. Jadi, Atlanta dan Rizam, Lo berdua beresin sampah-sampah ini dulu, gue sama Zayen duluan."

"Siap, Ndra."

"Gue?" Tanya Alva menunjuk dirinya.

"Lo disini juga bantuin Atlanta sama Rizam. Gue eneg banget kalau bareng Lo." ucap Andra lalu naik ke motor Zayen. Jadi posisinya, Andra yang membonceng Zayen.

My Bad Boy Andra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang