20_menolak mengakhiri

557 19 0
                                    

"Saya nggak suka basa-basi, saya mau kamu minta cerai sama suami kamu."

Deg!

Pupil Arin melebar. Ia tidak salah dengar kan? Mengapa kakeknya dengan seenak jidat meminta ia cerai dengan suaminya_Andra? Bukankah kakeknya sendiri yang menjodohkannya?

"I-ini maksudnya gimana?" Tanya Arin syok.

"Pokoknya, saya mau kamu PISAH dari Andra." jelas Marko menekan kata 'pisah'.

"Tapi kenapa?" Tanya Arin lagi. Satu Titik air mata telah Lolos dari mata lentiknya.

Marko memalingkan wajahnya. Entah karena apa, dalam lubuk hatinya yang paling dalam, kali ini ia tak suka melihat Arin menangis.

"Karena Kenzi cinta sama Andra."

Hanya karena itu? Arin menunduk dengan berderai air mata. Harusnya ia sadar, mungkin saja Kenzi dan Andra memang masih saling menyimpan perasaan, dan dia hanyalah orang ketiga di antara mereka berdua. Terlebih Andra membencinya.

"Saya beri kamu waktu selama dua hari."

Arin berdiri dari tempat duduknya. "Arin pamit. Assalamualaikum,"

Marko hanya memandang Arin datar. Tapi, berbanding balik dengan hatinya.

Arin berlari keluar dari ruangan bernuansa putih itu. Ia tak mau berlama-lama lagi, karena hal itu akan semakin membuatnya tak sanggup.

Ia terus berlari tanpa memperdulikan Andra yang masih setia menunggunya, walau sesekali menggerutu.

Andra yang melihat Arin hanya melewatinya menyerngit bingung. Ia yang tadinya berniat mengomel pada Arin karena lama, mengurungkan niat. Ia pun menyusul Dangan sesekali berbengut.

Arin masuk kedalam mobil, lalu menutup pintu mobil kembali dengan sedikit membantingnya.

"Yaa Allah, Maafin Arin, Arin mau ngeluh lagi, Arin capek." lirihnya dengan terisak. Sungguh, ia sudah sangat lelah dengan semua masalah yang datang bertubi-tubi. Entah kapan berakhirnya.

"Arin udah benner-benner capek. Apa yang harus hamba lakukan yaa, Allah. Arin cinta sama kak Andra,"

Ceklek (suara pintu mobil dibuka)

"Kenapa Lo?"

Arin dengan cepat mengusap matanya yang basah. Bahkan, Khimar yang ia gunakan pun sedikit basah karena air mata. "Aku mau pulang kak."

Andra terdiam, kepalanya mengangguk samar, lalu mulai melajukan mobilnya membelah jalan yang beruntung sudah sedikit sepi.

Andra menghentikan mobilnya di pom bensin untuk mengisikan mobilnya bahan bakar. "Gue mau isi bensin dulu," ucapnya lalu keluar dari mobil. Setelah selesai, ia masuk kembali ke dalam mobil.

Andra menyerngit bingung karena Arin hanya diam sedari rumah sakit tadi, biasanya juga cerewet. "Lo lagi latihan bisu ya?" Tanyanya asal.

Arin menoleh tanpa menjawab, menatap Andra yang juga menatapnya.

"Lo kenapa sih?" Tanya Andra sewot.

My Bad Boy Andra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang