08_Lembaran baru

569 19 0
                                    

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti Minggu. Tak terasa hari ini adalah hari sakral Andra dan Arin setelah melewati berbagai persyaratan.

Mereka melangsukan akad sederhana di rumah kediaman seigara.

Para pemabantu rumah seigara sejak tadi sibuk dengan pekerjaan Meraka masing-masing.

Tidak ada dekorasi mewah atau resepsi. Karena pernikahan mereka dilangsungkan secara privat. Yang di undang pun hanya orang-orang terdekat saja Bahkan sahabat-sahabat Arin dan Andra tidak di undang, itu karena kemauan Andra sendiri.

Ijab qobul baru saja selesai terucap tanpa ada hambatan beberapa menit lalu, Itu artinya mereka berdua telah sah menjadi suami istri.

Arin saat ini berada di kamar Andra ralat suaminya di dampingi umma Mira.

"Umma makasih ya, Umma untuk selama ini. Arin akan berusaha untuk tetap berbakti pada umma sama Abi walaupun Arin udah nikah." ungkap Arin pelan. Dibalas senyuman menduhkan oleh umma Mira.

"Jangan nangis sayang, nanti make up nya luntur lagi." ucap umma Mira terkekeh geli sambil menghapus beberapa tetes air mata yang sempat lolos membasahi pipi mulus anak sulungnya itu.

Arin memeluk umma Mira dengan tangis tertahan. "Arin kangen banget sama Abi," Lirih Arin.

"Pasti kalau masih ada Abi, Abi yang bakal jadi walinya Arin." Arin tak dapat membendung air matanya yang memaksa untuk keluar.

Umma Mira melerai pelukan lalu menagkup wajah putrinya. Sebenarnya dia juga sangat sedih tapi mau bagaimana ini sudah takdir bukan?

"Sayang, itu udah jadi takdirnya Abi, Kita nggak boleh sekali-kali menyalahkan takdir. insyaa Allah Abi pasti bahagia sekarang karena punya putri yang baik kayak Arin,"
Ucap umma Mira menenangkan putrinya.

Arin mengangguk lalu beristighfar dalam hati.

"Sayang, kamu ingat ya pesan Umma, tetap berbakti pada suami kelak selama itu tidak keluar dari batas syari'at."

"In syaa Allah, umma."

"Semoga kamu bahagia, ya. Doa umma akan selalu menyertaimu. Kalau Andra ngapa-ngapain kamu, bilang sama umma, oke?"

Arin mengangguk lalu tersenyum tipis. "Makasih, umma."

"Sama-sama, sayang."

"Umma keluar dulu ya, bentar lagi suami kamu bakalan kesini. Jangan sedih-sedih lagi." pesan umma Mira, Di balas senyuman sayu oleh Arin.

"Besok kamu langsung berangkat aja ya, umma udah kemasin barang-barang kamu kemarin sore. Itu ada di koper," ucap umma Mira menunjuk koper-koper yang cukup besar di pojokan ruangan itu.

Belum sempat Arin bertanya umma mira sudah terlebih dahulu menutup pintunya.

Bertepatan umma umma Mira menutup pintu kamar, pintu kembali terbuka dan menampakkan seorang laki-laki mengenakan jas yang hampir senada dengan gaun yang ia kenakan, terlihat berkali-kali lipat lebih tampan dari hari biasanya. Dia adalah Andra, laki-laki yang menyandang sebagai suami Arin melaindari sekarang.

Andra menutup pintu kembali lalu berjalan ke arah Arin yang menunduk dalam.

Arin jadi gelagapan sendiri karena Andra berjalan ke arahnya. Ia meremas kuat gaun pengantinnya karena gugup.

Andra menyodorkan tangan kanannya pada Arin. Arin yang peka langsung berdiri dan menyambut tangan suaminya dengan gemetar, kemudian mencium punggung tangan keras suaminya dengan lembut.

Baru beberapa detik Andra kembali menarik tangannya dengan agak kasar.

"Besok kita pindah," Ucap Andra membuka suara dengan wajah datarnya.

My Bad Boy Andra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang