39_correct mistakes?

274 13 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen, karena itu sangat berarti untuk Pipit🐣🤗

Happy reading!✨

࿐❁✿✿❁࿐
┈┉┅━━━•❖❖•━━━┅┉┈

Langit malam yang gelap di tambah awan hitam yang menggumpal di langit, membuat malam itu semakin gelap gulita. Apalagi tanpa kehadiran sang rembulan yang kini tertutup awan hitam. Angin yang berhembus kencang,  bersamaan dengan kilat yang menyambar dimana-mana, kini tergantikan dengan hujan yang semakin lama, semakin bertambah deras.

Suara decitan sepatu yang bergesekan dengan lantai, terdengar diujung koridor rumah sakit. Seorang remaja dengan sorot mata elang itu, berjalan tergesa-gesa sembari menepuk-nepuk jaket kebanggaannya yang sempat terkena guyuran hujan. dibelakang jaket tersebut terdapat logo singa hitam, yang merupakan lambang kebanggaan geng Black Lion. tentu saja dia sebagai ketuanya, sering mengenakan jaket kulit itu.

Ngomong-ngomong soal jaket itu, memorinya berputar kembali ke masa-masa ia bersama Arin, yang membuat dadanya sesak dan merasa semakin membenci dirinya sendiri. Dimana ia pernah berbuat semena-mena pada Arin hanya kerena masalah sepele.

"K-kak, aku minta maaf." Isak Arin, sambil berusaha menggapai kaki Andra.

"LEPAS!!" bentak Andra menghentakkan kakinya hingga tautan tangan Arin terlepas.

"Lo tetap di sini dan jangan pernah macem-macem buat kabur." peringat Andra.

"T-tapi aku mau ke sekolah juga kak...."

"GUE NGGAK PEDULI!! Dan satu lagi Lo jangan pernah minta bantuan sama siapapun, sebelum gue sendiri yang bukain pintunya, ingat itu."

selepas mengatakan itu, Andra menutup pintu gudang kemudian menguncinya, Tanpa memperdulikan Arin yang terus berteriak memohon.

"K-kaakkk aku mohon buka pintunyaa! aku takut gelap!" mohon Arin terisak sambil menggendor pintu gudang.

Air matanya menetes begitu saja. Kakinya tetap melangkah, tapi pikirannya berkelana ke masa-masa itu. Ia mengusap kasar air matanya. Mengapa ia secengeng ini sekarang?

Atensinya beralih pada suara ricuh yang berasal dari tengah-tengah orang yang sedang berkerumun, tak jauh darinya.

"Denger ya, Bu tua Bangka! Kamu itu cuman Cleaning Service di rumah sakit ini. Berani-beraninya kamu sama saya!" Marah seorang pria kepada seorang wanita paruh baya yang bekerja sebagai Housekeeping Staff, yang terduduk di lantai.

"Saya minta maaf pak."

"Ada apa ini?"

Semua mata tertuju pada seorang remaja laki-laki berwajah datar dan dingin yang beru saja bergabung ke kerumunan itu.

"Anda sebaiknya, memperbaiki setiap ucapan anda, sebelum terlambat." ujar Andra dingin.

Pria yang memaki wanita paruh baya tadi, mendekati Andra dengan wajah songong. "Siapa kamu berani ikut campur?" Tanyanya memandang Andra dari atas sampai bawah. "Apa masalahmu? Harus kamu tau, wanita tua ini  kurang ajar kepada saya sebagai Kepala Bagian Administrasi disini!" Marahnya menunjuk wajah wanita paruh baya yang kini dibantu berdiri oleh Andra.

"Dia sengaja menyenggol bahu saya hingga saya terjatuh, dan  berkas-berkas berhaga yang saya bawa jatuh dan kotor seperti ini!" Lanjut pria itu memperlihatkan setumpuk kertas ditangannya.

"Lho, bukanya bapak sendiri yang bikin masalah? Bapak nendang alat kebersihan ibu ini, dan bikin air yang ada diember tumpah. Sialannya bapak terpeleset, dan marah-marah nggak jelas ke ibu ini. Malu-maluin banget!" Celetuk seorang perempuan, yang sepertinya seusia dengan Andra.

My Bad Boy Andra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang