18_Dia istri gue

574 21 3
                                    


Jam lima lewat empat puluh sembilan menit, Arin sudah berkutat dengan peralatan dapur. Hari ini ia berniat akan berangkat sekolah lebih awal karena ada tugas yang lupa ia salin beberapa hari lalu. Jadi, mungkin ia akan menyalin dari buku Vanya  saja nanti.

Pagi ini ia akan membuat sarapan nasi goreng sederhana kesukaan Andra seperti pagi-pagi sebelumnya, sebanyak empat porsi. Dua porsi untuk ia dan Andra dan duanya lagi untuk Bi asih dan satpam rumah. Untuk lauknya ia membuat telur ceplok, dan ayam kecap.

Setelah selesai dengan nasi goreng dan lauknya, tak lupa Arin menambah sedikit toping dan sayuran di atas nasi gorengnya, agar lebih enak dan sehat.

"Alhamdulillah, selesai."

Arin mulai menata makanan yang ia buat di atas meja makan, lalu kembali berbalik untuk membereskan peralatan dapur terlebih dahulu baru setelah itu ia akan membangunkan Andra.

Setelah sampai ke lantai atas, depan kamar Andra, Arin mulai mengetuk pintu bercat putih itu.

"Kak Andra, Bangun gih!" Ucap Arin lembut sedikit berteriak, tapi tak ada jawaban.

"Astagfirullah, kebo sekali suamiku." Ia coba berkali-kali tapi nihil. Dia memutuskan masuk saja untuk pertama kalinya, karena pintunya tidak dikunci.

Ia mendekat ke arah ranjang Andra dimana suaminya itu tertidur lelap. Sebenarnya ia juga takut, takut dimarahi Andra karena lancang masuk ke kamar laki-laki berdarah dingin itu. Tapi mau bagaimana lagi? Sejenak, Arin mengamati wajah Andra yang terlihat damai, tidak ada tampang jutek dan dingin sama sekali. Walaupun tidur, Arin akui Andra sangat-sangatlah tampan.

"Kak Andra bangun, sarapan dulu yuk." ucap Arin lembut menepuk-nepuk pundak Andra.

"Eughh..." lenguh Andra lalu berusaha membuka matanya.

"Ngapain Lo di kamar gue?" Tanya Andra dengan suara berat khas bangun tidurnya.

Arin menggigit bibir bawahnya. "T-tadi__"

"Mau berangkat?" Tanya Andra memotong penjelasan Arin, karena melihat Arin yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Arin bernafas lega. Tadinya Ia kira Andra akan marah besar lagi.

"Iya. Aku ada tugas yang belum di salin, jadi berangkat lebih awal. Aku udah buat sarapan. Kak Andra bangun gih,"

"Hm."

"Yaudah kalau gitu, aku pergi dulu. Obatnya jangan lupa diminum. Assalamualaikum,"

"Tungguin gue."

Arin mengurungkan langkahnya. Ia berbalik lagi dan menatap Andra dengan mata yang mengerjap.

"Lo sama gue, gue juga mau ke sekolah." ucap Andra menyingkap selimutnya lalu turun dari ranjangnya dengan rambut yang berantakan dan nyawa yang belum terkumpul sempurna.

"Tapi kak Andra masih sakit. Keburu telat juga Arinnya Kaaak..."

"Gue udah sehat. Gue siap-siapnya bentar doang."

"Tapi kak__"

"Berani ngebantah?" Tanya Andra disertai senyuman smirk, membuat Arin mati kutu.

My Bad Boy Andra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang