***
Pagi sudah menyapa dunia. Seorang pemuda dengan kaos hitam sedang menyambut sang mentari didepan rumah. Dia duduk bersila menatap kearah timur selagi memandangi pemandangan kota dari puncak bukit. Matanya meneliti setiap objek disana. Gedung-gedung tinggi, orang dijalanan, dan lusinan perahu terbang berisi orang berkendara diudara.
Angin berhembus. Menerpa wajah rupawan pemuda itu. Rambut putihnya menari-nari mengikuti alunan angin. Poninya tersingkap hingga terlihat sebuah tulisan seperti tato di dahi kirinya. Tato itu bertuliskan....
"KEIANDRAAAAA!!!"
Teriakan keras seorang wanita terdengar dari dalam rumah. Membuat pemuda berkaos hitam yang dimaksud itu terlonjak kaget.
"OI KEI! DIMANA KAU!!!"
Kei mengerutkan kening kemudian menghela napas panjang. Ia menggelengkkan kepala akibat tingkah wanita yang disebut-sebut jenius atau keajaiban itu. Padahal dimata Kei dia hanyalah wanita berusia 26 tahun yang gila akan fiksi dan selalu berlagak seperti putri. Yah namanya memang putri, jadi tidak salah juga.
"Saya disini, Tuan Putri~." Suaranya mendayu. Kei perlahan berjalan memasuki rumah putih yang tertanam dipuncak bukit ini. Setelah pintu terbuka, Kei melihat Putri sedang berdiri dengan rambut acak-acakan. Kaos biru mudanya kini penuh dengan noda oli. Dan matanya tampak seperti panda.
"Lihat! Akhirnya setelah 2 tahun perjuangan dan begadang 7 hari akhirnya ini selesai!!" ucap Putri antusias seraya berkacak pinggang.
Ia menunjukkan sebuah ruangan yang dipenuhi dengan tombol dan tuas dibelakangnya. Disana juga terdapat layar selebar dinding ruangan dengan gambar, tidak, video dari suatu tempat.
"Dengan ini kita bisa pergi sekarang!" lanjutnya dengan tangan mengepal didepan dada dan kakinya melompat-lompat. "Kei, kau buatkan aku makanan sama es krim sekarang, kita harus merayakan ini!"
"Tidak kah anda ingin mandi dulu? Lihatlah tubuh anda sudah penuh dengan oli," ucap Kei namun dengan tubuhnya yang sudah berjalan menuju dapur untuk menyiapkan apa yang Putri minta.
"Aku bakal nyalain ini dulu baru mandi. Kita itu gak boleh buang-buang waktu ya ges ya," balas Putri lalu kembali masuk kedalam ruangan.
Dia mulai memenceti tombol-tombol disana secara berurutan. Kemudian getaran mulai terasa disana. Putri menatap layar cctv yang mengarah kedepan rumahnya. Disana terekam sebuah lempengan besi yang bergerak keatas dari dalam tanah. Putri pun menyeringai. Barulah setelahnya ia beranjak keluar dari ruangan.
"Kei, nanti kalo dah gak geter-geter lagi kau turunin tuas doraemeng itu ya. Aku mau mandi dulu." Setelah mengucapkan itu dan mendapat emoji jempol dari Kei, Putri pun beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Kei pun sibuk mempersiapkan makanan dan es krim yang Putri minta. Dia bergerak dengan tenang meski semua perabotan dirumah berguncang gak karuan hingga ada beberapa yang jatuh ke lantai. Beberapa saat setelahnya getaran pun berhenti. Itu tandanya perintah kedua Putri harus segera dilaksanakan. Kei meletakkan pisau dan wortel dari tangannya diatas meja. Kemudian beranjak menuju ruangan yang seperti ruang kendali itu. Atau malah memang iya? Ya entahlah.
Mata Kei menelusuri ruangan itu. Menatap satu-satu tuas disana untuk menemukan satu buah tuas doraemeng. Tak butuh waktu lama, Kei pun menemukan tuas berwarna biru nyentrik yang tampak sangat mencolok disana. Kei menarik tuas itu. Seketika rumah kembali berguncang dan lebih kuat dibanding sebelumnya. Tak lama Kei merasakan tubuhnya seperti melayang. Ia pun sontak menatap kearah monitor didepannya, dan disana ia melihat bahwa rumahnya kini sudah berada diudara.
![](https://img.wattpad.com/cover/370765710-288-k663643.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Genius Woman Went to Another World [TERBIT]
FantasíaAriana Putri atau yang lebih dikenal sebagai Putri merupakan seorang ilmuan jenius. Seluruh barang ciptaannya membuat berbagai perubahan besar pada dunia. Lalu tanpa sepengetahuan siapa pun, Putri pun membuat sebuah alat yang dapat membuatnya pergi...