***
"Putri, apa yang akan anda lakukan setelah ini?"
Sontak pertanyaan dari Sandra itu membuat Putri tersadar. Sebelumnya ia hanya berpikir untuk pergi ke kota secepatnya. Tapi kondisinya sekarang ia bersama anak-anak yang statusnya masih sebagai budak. Jika ia membawa mereka ke kota begitu saja, entah apa yang akan terjadi disana.
Ketegangan pun menghampiri mereka. Setiap anak disana menatap ketiga orang dewasa itu dengan penuh harapan. Satu-satunya yang ada dipikiran mereka hanya mereka tidak ingin kembali ketempat perbudakan.
"Untuk sekarang kita jalan saja dulu, apa yang akan kita lakukan setelahnya pikirkan saja selama diperjalanan nanti," ucap Putri memecah ketegangan dengan senyum lembutnya.
Dan kini, mereka pun mulai berjalan menuju kota. Dengan posisi semua anak-anak berada didepan dan Putri dibelakangnya. Sedangkan Sandra mengendarai kuda tadi beserta gerbongnya diisi oleh orang-orang pedagang budak. Kei berjalan dipaling belakang untuk memastikan rombongannya tidak terpisah atau diserang sesuatu. Secara ini adalah dunia lain, entah monster mengerikan seperti apa yang berada disekitar mereka.
Tanpa mereka sadari, ada seorang pria yang memperhatikan dari kejauhan. Pria itu menatap rombongan mereka dengan penuh kebencian. Aura hitam menyelimuti tubuh pria tersebut. Kemudian sesuatu yang runcing berwarna hitam muncul dari kedua sisi keningnya.
"Sialan! Siapa sebenarnya ketiga orang itu?! Datang entah dari mana dan menghancurkan semua rencanaku!!"
.
.
.
Beberapa menit telah berlalu sejak rombongan Putri mulai berjalan. Kini Putri sedang berusaha mencari cara dikepalanya agar mereka dapat memasuki kota dengan aman. Tapi sekeras apapun ia berpikir tetap tak ada satu ide pun yang terlintas dikepalanya. Putri tidak memiliki cukup informasi tentang dunia ini maupun kota yang akan mereka tuju sekarang. Karena itulah ia tidak dapat memikirkan satu idepun yang dapat menjadi solusi untuk situasi mereka sekarang.
"Aaaakkkh!!! Gak tau aku pusing!" Putri berteriak seraya mengacak-acak rambutnya hingga setiap orang disana mengalihkan perhatian pada dirinya.
"Masih tidak terpikirkan caranya?" tanya Sandra dari atas kuda disamping Putri.
"Enggak ada samsek," jawab Putri dengan mata malasnya menatap kedepan.
"Coba aja kita ketemu semacam penguasa kota atau bangsawan gitu yang bisa bantu kita dikondisi seperti ini."
"Memang apa yang berubah jika ada?" tanya Sandra bingung.
"Ya pasti ada lah say. Denger ya, perbudakan itu perbuatan ilegal mau dimana pun itu. Dan sebagai penguasa kota atau bangsawan mereka harusnya mempunyai cara untuk menyelesaikan masalah ini," jelas Putri dan mendapat anggukan paham dari Sandra.
"Tapi itupun kalau mereka orang bener. Karena tidak semua orang berpengaruh mengurus masalah perbudakan dengan benar. Bahkan ada yang justru ikut andil dalam perbudakan," lanjutnya.
Bukan tanpa alasan Putri berkata seperti itu. Karena kasus seperti ini sudah sering kali ia temui di cerita-cerita yang ia baca. Penguasa korup yang hobinya mengoleksi budak-budak cantik, terlebih dari suku elf dan half beast.
"Biasanya yang kek gitu tuh villain bulol sih, moga aja aku gak ketemu orang kek gitu," batin Putri.
"Akan kubantu."
Suara yang tiba-tiba berbicara itu memecah lamunan Putri. Sontak ia mengarahkan pandangannya ke sumber suara. Sandra yang mendengar suara itu pun turut menolehkan kepalanya. Tanpa disangka-sangka ternyata itu adalah suara seorang anak laki-laki dengan rambut putih dan mata hijau permata. Anak laki-laki itu menatap Putri dengan wajah datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Genius Woman Went to Another World [TERBIT]
FantasiAriana Putri atau yang lebih dikenal sebagai Putri merupakan seorang ilmuan jenius. Seluruh barang ciptaannya membuat berbagai perubahan besar pada dunia. Lalu tanpa sepengetahuan siapa pun, Putri pun membuat sebuah alat yang dapat membuatnya pergi...