◇ 2

354 44 0
                                    

𝓑𝓮𝓻𝓽𝓪𝓱𝓪𝓷 𝓪𝓽𝓪𝓾 𝓛𝓮𝓹𝓪𝓼𝓴𝓪𝓷?
ᴀᴜᴛʜᴏʀ : citracpd

ʜ



ʏ

ʀ



ɪ
ɴ
ɢ

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆
ʀᴀʀᴀ☆


ᴠᴏᴛᴇ&ᴋᴏᴍᴇɴ!

Kringg---

Bel berbunyi nyaring menandakan waktu istirahat  makan siang telah tiba. Suara riuh siswa yang berhamburan keluar dari kelas memenuhi lorong-lorong sekolah. Halilintar memutuskan untuk makan siang di rooftop sekolah. Tempat ini jarang dikunjungi, mungkin karena sedikit yang tahu kalau pintu menuju ke atas tidak pernah terkunci.

Begitu sampai di rooftop, Halilintar disambut oleh hembusan angin yang sejuk. Langit biru membentang luas tanpa awan, memberi kesan tenang dan damai. Memilih duduk di tepi dekat pagar besi yang memagari rooftop. Dari sini,  bisa melihat seluruh halaman sekolah yang mulai sepi karena sebagian besar murid sudah masuk ke kantin atau ruang kelas.

Hampir setiap hari Halilintar tidak pernah dibuatkan sarapan. Meskipun begitu, Thorn selalu ingat untuk menyediakan sarapan untuknya. Membawakan sarapan ke kamar Halilintar tanpa sepengetahuan siapa-pun, Thorn tetap bersikeras kalau Halilintar menolaknya. Tetapi nahasnya Thorn ketahuan oleh Blaze.

Halilintar hanya membawa sebungkus roti dan susu, mungkin cukup untuk mengganjal perutnya. Suasana di sini sangat berbeda dari kantin yang selalu ramai dan bising. Di tengah kesunyian ini, Halilintar merasa bisa benar-benar menikmati setiap suapan roti tanpa terganggu. Netra rubynya menatap langit yang cerah. Di momen seperti ini, Halilintar sering merenungkan banyak hal.

»»————>

Thorn mengamati suasana ceria di kantin, tetapi kekhawatirannya terhadap Halilintar tak kunjung reda. Matanya terus memperhatikan bekal yang dibawanya untuk kakaknya, Halilintar.

Taufan mengamati Thorn yang meninggalkan saudara dan temannya dengan langkah cepat.  Tanpa ragu, Taufan memutuskan untuk membuntuti adiknya yang terlihat gelisah.

Dengan langkah hati-hati, Taufan mengikuti Thorn dari kejauhan, memperhatikan setiap gerakannya. Meskipun Thorn tampak terburu-buru dan fokus pada misinya. Langkahnya membawanya ke atap gedung, tempat yang sering dikunjungi oleh kakaknya untuk merenung.

Di atas atap, Thorn menemukan kakaknya sendirian, duduk dengan pandangan kosong.

“Kak, kenapa kak Hali di sini sendirian?” tanya Thorn dengan nada cemas. Membuat Halilintar terkejut tiba-tiba Thorn sudah berada di depan pintu rooftop.

Halilintar kemudian tersenyum lembut melihat kekhawatiran adiknya. “Aku baik-baik saja, Thorn. Tidak usah khawatir! .”

Thorn menghampiri kakaknya dan duduk di sampingnya. "Aku khawatir padamu kak. Kak Hali bisa mengandalkanku kalau butuh apa-apa!"

Halilintar tersenyum melihat kekhawatiran adiknya, namun dengan tegas ia mengusap kepala Thorn dengan lembut.

"Aku bisa menjaga diri sendiri, Thorn," ujarnya sambil tersenyum.

Meskipun begitu, ekspresi kekecewaan Thorn tidak bisa disembunyikan, membuat Halilintar tertawa kecil.

"Tapi tentu saja, aku tahu aku bisa mengandalkanmu jika aku benar-benar membutuhkan bantuan. Terima kasih, Thorn. Kamu selalu ada di sini untukku," ucap Halilintar dengan tulus.

Bertahan atau Lepaskan? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang