◇ 24

154 29 1
                                    

𝓑𝓮𝓻𝓽𝓪𝓱𝓪𝓷 𝓪𝓽𝓪𝓾 𝓛𝓮𝓹𝓪𝓼𝓴𝓪𝓷?
ᴀᴜᴛʜᴏʀ : citracpd

⇄ ◀ 𓊕 ▶ ↻

Kriek—

Malam itu, penjara terasa dingin dan sunyi. Namun, ketenangan tersebut seketika sirna ketika pintu besi yang berat terbuka dengan suara gemeretak nyaring. Andhika, dengan langkah cepat dan wajah cemas, melangkah masuk ke sel kedua. Di sana, Solar tertidur dengan lelap, terlihat lemah dan pucat di bawah sinar lampu yang redup.

"Ayo cepat! Apa yang kau lakukan, Andhika?" tanya Rehan, temannya, dengan nada tak sabar.

Andhika menunduk, mendekati tubuh Solar yang terbaring. Ia menyentuh dahi Solar dengan telapak tangannya, merasakan suhu tubuh yang panas.

"Kayaknya dia demam, Han," ujar Andhika pelan, matanya tak lepas dari wajah Solar.

Rehan mendengus kesal. "Oh, demam doang? Ya sudah, cepetan bawa!" desaknya, matanya melirik ke arah pintu yang terbuka.

Andhika mengangguk, tangannya bergerak cepat meraih tubuh Solar, mencoba menariknya dari pelukan Thorn yang kaku. Namun, Thorn semakin mengeratkan pelukannya, berusaha melindungi adiknya.

"Jangan bawa Solar pergi!" seru Thorn dengan suara bergetar, air mata mulai menggenang di matanya.

"Lepaskan, bodoh! Kalau tidak, aku akan menggunakan kekerasan!" ancam Rehan dengan nada keras dan penuh amarah.

Thorn tetap tidak bergeming. "Gak! Thorn tidak akan melepaskannya! Thorn tidak takut dengan ancamanmu! Thorn akan selalu menjaga adik Thorn!!!" teriaknya penuh tekad.

Kesabaran Rehan habis. Dengan kasar, ia mencengkeram lengan Thorn dan menariknya. Thorn menjerit, giginya menggigit lengan Rehan dengan kuat. Darah mulai mengalir dari luka gigitan itu.

"Aaarrgghh, brengsek!!!" Rehan memaki, lalu dengan amarah Rehan memukul kepala Thorn dengan keras.

"Bughh!" Suara pukulan itu menggema di sel sempit itu.

"Arrrggghhh!"

Thorn menjerit kesakitan, melepaskan gigitannya. Rehan tak memberi kesempatan bagi Thorn untuk melawan lagi. Dengan kasar, ia menarik Thorn keluar dari sel. Gopal dan Ice berusaha menghentikan Rehan, namun mereka ditendang hingga jatuh tersungkur di lantai yang dingin dan keras.

"Thornn!!!" teriak mereka serentak, suaranya dipenuhi ketakutan dan kepedihan.

Rehan, dengan kejam, mengikat tangan dan kaki Thorn dengan tali di tengah penjara yang luas dan gelap. Dengan senyum menyeramkan di wajahnya, Rehan mulai memukuli dan menendang Thorn tanpa ampun. Jeritan kesakitan Thorn menggema di seantero penjara, menciptakan suasana mencekam dan menyayat hati. Keluarga dan teman-temannya, yang tak berdaya, hanya bisa memohon agar Rehan berhenti, namun sia-sia. Rehan terus melampiaskan amarahnya, seakan tak ada habisnya.

Setiap pukulan dan tendangan yang diterima Thorn bukan hanya melukai tubuhnya, tapi juga meremukkan hatinya. Dalam setiap jeritannya, Thorn melihat Solar yang memberontak karena dibawa paksa menjauh oleh Andhika.

Didalam lubuk hatinya, Thorn menyelipkan doa dan harapan agar Solar selamat. Meski tubuhnya mulai lemah dan kesakitan yang dirasakannya semakin tak tertahankan.

Waktu seakan berhenti saat Rehan akhirnya berhenti menyiksa Thorn yang kini tergeletak tak berdaya di lantai. Tubuhnya penuh luka dan memar, napasnya tersengal-sengal, berusaha menghirup udara yang terasa berat di dalam penjara yang pengap. Di sudut-sudut penjara, suara isak tangis dan doa mengalun, berharap keajaiban turun menyelamatkan mereka dari kebrutalan yang tengah berlangsung.

Bertahan atau Lepaskan? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang