◇ 6

207 29 0
                                    

𝓑𝓮𝓻𝓽𝓪𝓱𝓪𝓷 𝓪𝓽𝓪𝓾 𝓛𝓮𝓹𝓪𝓼𝓴𝓪𝓷?
ᴀᴜᴛʜᴏʀ : citracpd


ʜ



ʏ

ʀ



ɪ
ɴ
ɢ

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆
ʀᴀʀᴀ☆

ᴠᴏᴛᴇ&ᴋᴏᴍᴇɴ!


"Siapa itu?" pikirnya.

Tanpa berpikir panjang, dia bangkit dan berlari mengejar sosok tersebut. Sosok bertopeng itu tampaknya menyadari bahwa dia diikuti. Dia mempercepat langkahnya, berbelok ke koridor lain yang lebih gelap. Halilintar, dengan napas terengah-engah, tetap mengejar dengan gigih.

Koridor rumah sakit yang biasanya tenang kini dipenuhi suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Halilintar terus berlari, tidak membiarkan sosok bertopeng itu lolos darinya. Mereka berlari melewati ruang-ruang perawatan, melewati beberapa pasien dan staf medis yang terkejut melihat kejar-kejaran tersebut.

Di sebuah tikungan tajam, sosok bertopeng itu hampir tergelincir, namun dia segera mengembalikan keseimbangannya dan melanjutkan pelarian. Halilintar tidak mau menyerah. Halilintar harus tahu siapa yang telah membahayakan adiknya. Akhirnya, mereka mencapai pintu keluar darurat yang menuju ke tangga darurat.

Sosok bertopeng itu membuka pintu dan mulai menuruni tangga dengan cepat. Halilintar mengikutinya, menuruni anak tangga, mereka berdua dengan kecepatan yang sama. Sosok bertopeng itu keluar dari pintu darurat di lantai dasar dan berlari menuju parkiran. Halilintar hampir kehabisan napas, kepalanya mulai berputar, tetapi tekadnya untuk menangkap orang tersebut memberinya kekuatan tambahan.

Di parkiran yang remang-remang, sosok bertopeng itu berusaha mencari jalan keluar. Namun, Halilintar berhasil memotong jalannya, berdiri menghadang di antara mobil-mobil yang terparkir.

"Mau kemana lu?! Jangan harap lu bisa kabur dari sini! " teriak Halilintar, suaranya menggema di parkiran kosong.

Sosok bertopeng itu berhenti, menoleh ke Halilintar, lalu perlahan mundur. Tapi sebelum Halilintar bisa mendekat, sosok tersebut tiba-tiba melempar sesuatu ke tanah, sebuah tabung ukuran kecil yang segera mengeluarkan asap tebal. Halilintar terbatuk dan berusaha melindungi matanya dari asap.

Ketika asap perlahan menghilang, sosok bertopeng itu sudah tidak terlihat lagi. Menghilang begitu saja ke dalam kegelapan malam.

"Sial! dia berhasil terlepas". Gerutu Halilintar.

Dengan napas tersengal-sengal dan rasa frustrasi yang mendalam, Halilintar berdiri di sana, mencoba menenangkan dirinya. Meskipun tidak berhasil menangkap sosok itu, Halilintar tahu, orang tersebut pasti terlibat dalam insiden yang menimpa Solar. Kakinya berjalan kembali menuju ke rumah sakit dengan pikiran yang penuh. Halilintar bersumpah bahwa dia akan mencari tahu siapa di balik topeng itu dan memastikan bahwa keluarganya tetap aman.

Ketika Halilintar memasuki ruang perawatan Solar, Thorn langsung menghampiri dengan wajah cemas. Melihat wajah Halilintar yang kelelahan dan bibirnya pucat pasi.

Bertahan atau Lepaskan? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang