Apa kabar pembaca... semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia...
Terimakasih karena sudah mau mengikuti cerita ini... jejak kalian jadi penyemangat untuk meneruskan cerita...
Sayang kalian banyak-banyak...
Yuk kita lanjut ceritanya.
.
.
.
Tahun berganti tanpa terasa. Adhyaksa memilih Sadam sebagai kepala cabang Adhyaksa corporation di San Francisco. Sehingga dengan terpaksa Sadam pindah ke sana bersama Linda dan Freen.
Flora Freen Adhyaksa, Gadis kecil itu masih selalu bertanya tentang Abang Rajanya. Bahkan berbulan-bulan setelah dia meninggalkan Indonesia, tapi seiring berjalannya waktu dia mendapat teman baru dan berhenti bertanya tentang Raja.
Raja juga mulai berubah, dia memotong rambutnya lebih pendek, namun tetap membiarkan poninya agak panjang atau memakai topi untuk menyembunyikan bekas lukanya.
Mario mengabulkan keinginan Raja untuk berkuliah. Meminta bantuan seorang teman di L.A memalsukan akta kelahirannya, dia menggunakan nama Raja Adrian Sanjaya. Dia mendaftar di perguruan tinggi swasta pada usia 17 tahun, diterima di program studi arsitektur dan menyelesaikan studinya dalam waktu 5 tahun.
Rebecca saat itu mengetahui bahwa ayahnya meninggal dari berita di koran yang menyebutkan seorang pemabuk ditemukan tewas di sungai citarum. Berdasarkan tanda pengenal yang ditemukan pihak berwajib.
Karena melihat riwayat pria tersebut tidak memiliki keluarga lagi maka pemerintah kota memutuskan untuk melakukan pemakaman. Rebecca tidak bereaksi saat dia membaca berita itu, tapi Mario melihatnya duduk menatap danau sepanjang sore.
Ditemani Nero dan Ace yang duduk di sebelahnya, Rebecca akan membelai mereka berkali-kali. Mario tau itu adalah kebiasaan Rebecca ketika sedang merasa sedih.
Rebecca memutuskan membangun sebuah rumah kecil di seberang danau di bagian selatan rumah utama, tempat dimana sebelumnya Rebecca biasa menghabiskan waktu bersama Freen.
Mario mempekerjakannya untuk mendesain kantor Adhyaksa dan sering membawanya untuk ikut dalam perjalanan bisnis keliling Indonesia.
Rebecca tidak terlalu suka penerbangan, hal tersebut juga yang membuat Mario tidak pernah mengajaknya dalam urusan bisnis ke luar negeri.
Mario selalu mengunjungi Linda dan Freen secara rutin, setidaknya setahun sekali saat Natal dan Tahun Baru. Mario menyaksikan bagaimana Freen tumbuh menjadi seorang wanita muda yang cantik, dia semakin mirip dengan Linda, dengan sikap yang sedikit lebih anggun.
Dalam 3 tahun terakhir Adhyaksa mengalami banyak masalah dengan Bramajaya, terutama setelah Mario menandatangani kontrak dengan salah satu perusahaan desainer terbesar di Amerika.
Tidak lama dari itu rentetan kejadian naas menimpa Mario, ban kempes, pecah ban, tabrak lari bahkan percobaan pembunuhan langsung.
Adhyaksa kehilangan Farhan tahun lalu karena melindungi Mario, tertembak saat Mario keluar dari mobil, Raja tertembak di bahu sementara itu Mario hampir terkena tembakan di kakinya. Polisi masih belum mengetahui siapa pelakunya.
Mario merasa keanehan karena tidak ada yang terjadi dalam tiga bulan terakhir. Padahal mereka sudah bersiap untuk kejadian tak terduga lainnya. Setelah Mario menandatangani kontrak untuk mengambil alih perusahaan yang seharusnya menjadi milik Bramajaya.
Sadam diberi kepercayaan untuk memimpin perusahaan itu sampai Mario dapat menemukan seseorang yang cocok untuk mengambil alih.
Sepuluh tahun telah berlalu sejak Freen terakhir kali mengunjungi Mario. Bandung saat ini udaranya semakin dingin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sedekat Nadi (Beckyfreen)
Romance"Meskipun dalam diriku tidak mengalir darah mu, Aku akan selalu menjadi penguat dan pelindung keluarga Adhyaksa" _ Raja _ tidak terikat darah bukan berati tidak bisa menjadi keluarga. Kesetiaan lebih erat ikatannya dari sedarah.