Hoooiiiii..... KA Balik lagi nih, karena seneng baca komentar dari teman wattpad. kasih bonus deh double up...
intinya hari ini KA sedang bahagia... jadi yuk lanjutin ceritanya...
.
.
.
*POV Rebecca*
Sejak kemarin perasaanku tidak karuan. Semuanya karena perubahan kecil dari Little Princess ku.
Aku bingung saat dia menepis tanganku kemarin saat aku mencoba mengacak-acak rambutnya.
'Apa dia tidak ingin aku berada di dekatnya lagi?'
'Dia tidak suka aku memperlakukannya seperti Tuan Putriku lagi?'
Sekarang setelah dia dewasa, apa aku tidak bisa menjadi abangnya lagi?
Semua pertanyaan itu muncul dalam benakku membuatku tenggelam dalam pikiranku sendiri. Aku mencoba mencari tahu bagaimana perasaanku yang sebenarnya terhadapnya.
Aku tidak pernah serius memikirkannya. Mungkinkah selama ini aku mencintainya?
Mungkinkah aku mencintainya lebih dari sekedar adik perempuan?
Dia membuatku bahagia, kehadirannya melengkapi diriku. Itukah alasan kenapa aku tidak pernah berniat menjalin hubungan? Karena hanya dialah yang kuinginkan?
Mungkinkah selama ini aku mencintainya tapi takut mengakuinya? Takut karena semua rahasia yang kumiliki? Kenyataan bahwa Aku seorang perempuan, dan Aku dapat berbicara.
Atau aku takut cintaku padanya bertepuk sebelah tangan? Dan takut dia akan menghindariku begitu dia tahu kalau aku perempuan?
Tiba-tiba aku teringat apa yang Monika katakan bertahun-tahun lalu. Kamu tidak bisa memberikan sesuatu yang sudah menjadi milik orang lain, dan dia tidak ingin menjadi penggantinya. Sepertinya aku tahu apa maksudnya sekarang.
Hatiku sudah menjadi milik Flora Freen Adhyaksa, jauh sebelum aku menyadarinya.
Bagaimana tanggapan Freen jika aku jujur tentang perasaan ku? Apakah dia akan berpikir aku aneh jika dia mengetahui fakta bahwa aku seorang perempuan?
Aku tidak bisa kehilanganmu Freen. Aku bahkan tidak ingin memikirkannya.
Aku mencintaimu, Flora Freen Adhyaksa.
Mengatakan yang sejujurnya mungkin hanya akan memisahkan kita, jadi izinkan aku mencintaimu seperti ini. Aku bahagia diberi kesempatan mencintaimu meskipun dari jauh seperti ini.
.
.
.
"Raja!"
Kerutan kening itu kentara sekali saat mendengar panggilan yang baru saja diucapkan oleh Tuan Putrinya.
"Ada apa dengan nama panggilan?" Wajah kebingungan itu masih nampak.
"Hah?" Sekarang gantian yang memanggilnya tanpa embel-embel yang bingung.
"Kamu memanggilku apa tadi?"
"Raja"
"Kenapa?"
"Kamu tidak menyukainya?"
"Bukan begitu, hanya saja... kamu biasanya memanggilku Abang"
"Aku tidak mau memanggilmu seperti itu lagi"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sedekat Nadi (Beckyfreen)
Storie d'amore"Meskipun dalam diriku tidak mengalir darah mu, Aku akan selalu menjadi penguat dan pelindung keluarga Adhyaksa" _ Raja _ tidak terikat darah bukan berati tidak bisa menjadi keluarga. Kesetiaan lebih erat ikatannya dari sedarah.