Tuan Putri sang Raja mulai bangun dari tidur nyenyaknya, sejenak meregangkan tubuhnya dan masih sedikit menguap. Matanya masih terpejam, mulai berguling-guling di tempat tidur dan sedikit terkejut saat tubuhnya merasakan tubuh orang lain.
Segera bangun dan membuka matanya lebar, kemudian mengelus dadanya saat melihat wajah Rebecca yang tersenyum lucu kearahnya. Freen benar-benar lupa kalau kemarin mereka pindah ke rumah Rebecca.
“Selamat pagi, Princess”
“Pagi, Becc. Aku benar-benar lupa kalau sedang ada di sini”
Rebecca terkekeh, “Setidaknya disini kamu bisa tidur nyenyak”
“A—Apa? Sudah berapa lama kamu bangun?”
“Cukup lama, aku suka melihat wajah tidurmu.”
Reflek Freen mengusap wajahnya, memeriksa apakah ada sesuatu yang tidak seharusnya ada di sana. Rebecca tertawa lagi saat melihat tingkah kekasihnya, “Jangan khawatir, tuan putri, kamu tidak ngiler”
“YA!” Freen bercanda memukul lengan Rebecca.
“Rasanya menyenangkan sekali” Rebecca tersenyum memandang wajah bangun tidur Freen.
"Apa?" Tanya Freen.
“Bangun di sampingmu” Rebecca berkata sambil mengulurkan tangannya dan mulai membelai pipi Freen, “Aku ingin selamanya seperti ini”
Tidak peduli seberapa sering mereka berciuman, melihat Rebecca mendekat selalu membuat hati Freen tidak karuan. Mereka memejamkan mata dan saling menikmati bibir mereka yang berpautan. Tidak butuh waktu lama hingga ciuman itu semakin dalam dan mereka mulai berebut kendali.
Freen membalikkan posisi mereka saat masih menikmati bibir kekasihnya yang indah, sensai yang memabukkan dapat Rebecca rasakan, Freen mulai mengerang dalam mulut Rebecca.
Tangan Rebecca mulai turun dan meletakkannya di payudara milik Freen. Erangan kenikmatan jelas terdengar saat Rebecca mulai memainkan puting merah muda milik Freen dengan ibu jarinya.
“Uhhh Freen”
Rebecca mendesah ketika Freen mulai menghisap lehernya, sebagai bentuk balasan Rebecca meremas payudara Freen. Freen menarik baju Rebecca ke atas, saat dia hendak menghisap puting Rebecca, Mereka mendengar Katherine menangis, beberapa detik kemudian Raiden menyusul.
Mereka saling menatap dan tidak bisa menahan tawa. “Tidak ada waktu seksi untuk orang tua”
Mereka berdua akhirnya bangkit dan turun ke bawah. Saat Rebecca membuka pintu, Katherine segera berkata, “DADDY!” sambil mengangkat tangannya, ingin berada dalam pelukan Rebecca.
“Selamat Pagi, Little Princess” kata Rebecca padanya dan mencium pipi Katherine. Membuat Katherine melingkarkan lengan mungilnya di leher Rebecca.
Raiden yang melihatnya tidak mau kalah, “Daddy, angkat juga!”
"TIDAK! Daddy milikku” kata Katherine posesif.
"TIDAK!" Raiden tidak terima, mulai menangis dan mengamuk.
Rebecca akhirnya menggendong mereka berdua, tapi mereka mulai berkelahi. Katherine mendorong Raiden menjauh.
“Hei, hei, jangan berkelahi,” kata Rebecca mencoba melerai kedua anaknya.
"Menjauhlah!" kata Katherine sambil terus mendorong Raiden.
"TIDAK!" Raiden berteriak tidak terima.
"Hentikan" Rebecca mulai terlihat tidak sabar. Saat anak-anak terus berkelahi, Rebecca menurunkan mereka berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sedekat Nadi (Beckyfreen)
Romance"Meskipun dalam diriku tidak mengalir darah mu, Aku akan selalu menjadi penguat dan pelindung keluarga Adhyaksa" _ Raja _ tidak terikat darah bukan berati tidak bisa menjadi keluarga. Kesetiaan lebih erat ikatannya dari sedarah.