BAB 24

432 68 7
                                    

Maaf sekali karena lama up datenya, bahkan mungkin sampe lupa jalan ceritanya... 😅

Soalnya udh tinggal dikit lagi jadi agak bingung mengakhirinya...

Yuk kita lanjutkan.

-

-

-

Ruang tamu kediaman Adhyaksa terasa ramai malam ini, Raiden dan Katherine sudah berusia 6 bulan. Waktu berlalu begitu cepat rasanya. Mario sedang duduk di sofa bersama Amanda, sementara Rebecca  dan Freen duduk di lantai sedang bermain dengan anak-anak.

Bayi kembar tidak identik itu sudah bisa merangkak. Raiden menangis karena kepalanya tidak sengaja terbentur meja, Freen menggendongnya untuk menghiburnya. Raiden meletakkan kepalanya di bahu Freen dan menggumamkan “Mummummuu”. 

Berbeda dengan adik perempuannya, Raiden lebih gampang menangis.  Sementara Katherine saat itu juga sedang merangkak, kepalanya terbentur beberapa kali di sofa. Dia hanya terkejut pada awalnya tetapi mulai merangkak lagi. 

Semua perabotan rumah di kediaman Adhyaksa sudah di setting ramah anak, jadi mereka tidak akan terluka jika terbentur benda sekitar. Freen juga menginginkan si kembar bebas mengeksplorasi sekitar. 

Katherine mengangkat kepalanya dan melihat Rebecca , berkata “Dadadadada” dan merangkak ke arahnya. Rebecca  tertawa kemudian mengangkat putrinya ke udara. Katherine terkikik. Raiden sudah menaruh ibu jarinya di mulutnya dan mulai tertidur. Katherine menguap dan meringkuk di dekat Rebecca , mengulangi ucapan “Dada”

“Sepertinya Anak-anak mengira kamu adalah ayah mereka Raja?” Amanda berkata saat melihat interaksi tersebut. Sebelum Freen menjawab, dia melanjutkan, “Aku tidak menyalahkan mereka, mereka lebih sering melihatmu dari pada melihat ayah mereka sendiri.”

“Hengky tidak terlalu menyukai anak-anak” kata Mario menanggapi.

“Aku tau” Amanda berkata, “ngomong-ngomong dimana dia sekarang?”

“Dalam perjalanan ke San Fransisco” Kakek berkata “Ada beberapa urusan yang harus diselesaikan”

“bukannya pertemuan masih hari Rabu”

“Dia ingin memeriksa keadaan sebelum pertemuan”

“Begitu rupanya, sudah kubilang, membeli pesawat itu ide yang bagus” kata Amanda.

Mario mengangguk “Kamu benar, sekarang aku bisa menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. Melihat cucuku tumbuh begitu cepat, Aku tidak ingin melewatkan momen mereka hanya demi pekerjaan”

Mario menatap Freen, “Apakah dia sudah tertidur?”

Freen mengangguk, beralih memandang Rebecca  dan melihat Katherine juga sudah tertidur dalam pelukannya.

“Ayo kita taruh mereka di tempat tidur” kata Freen pada Rebecca, di balas anggukan sebagai tanda setuju.

“Selamat malam Kakek” Freen berpamitan dan mencium pipi Mario. “Selamat malam Kak Amanda”

“Selamat malam Freen. Selamat malam Raja”

Dari sudut matanya Freen bisa memastikan bahwa Amanda selalu menatap Rebeccanya dengan penuh nafsu. Bukan pertama kalinya juga Freen merasakan perasaan itu. Bukan karena cemburu atau apa pun, hanya saja Freen curiga Amanda punya pemikiran ingin tidur dengan Raja. 

Rebecca  mengangguk pamit kepada Mario dan Amanda. 

“Selamat malam Raja” kata Mario. 

Rebecca tersenyum dan mengangguk pada Mario. Kemudian membantu Freen mengenakan jaketnya sebelum mereka pergi berjalan kembali ke rumah Freen. 

Sedekat Nadi (Beckyfreen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang