BAB 7 Tidak menyerah

463 79 14
                                    

Annyeonghaseyo KA berusaha buat UP meskipun dalam kondisi badan yang sedang tidak sehat... (curhat)

Pembaca yang baik hati kalian adalah penyemangat untuk melanjutkan cerita ini. semoga berkenan dengan cerita yang mungkin sulit dimengerti...

yuk kita lanjut ceritanya ...

catatan : tulisan miring dalam tanda petik dua artinya di ungkapkan melalui bahasa isyarat, sedangkan tulisan miring dalam tanda petik satu artinya berbicara dalam pikiran sendiri.

.

.

.

Freen bisa merasakan tatapan setiap orang tertuju padanya saat Mario dengan tenang mendorong kursi rodanya di bandara. Tatapan yang menyiratkan rasa kasihan kepadanya. Ternyata dikasihani itu menyakitkan, ingin rasanya Freen berteriak stop menatapnya seperti itu.

Tapi tidak ada gunanya, sekarang dia justru mengingat Abang Rajanya. 'Apa seperti ini rasanya, itu sebabnya Abang selalu menyembunyikan bekas lukanya? Karena Abang tidak mau orang lain mengasihani Abang?' pertanyaan itu terlintas di pikirannya.

Saat itu jam menunjukkan pukul 9 malam ketika mereka tiba di bandara. Freen terlihat mencari seseorang. Seseorang yang saat ini Freen rindukan, rasa penasaran seperti apa rupanya sekarang.

Freen menengok ke kiri dan ke kanan untuk mencari keberadaannya.

"Raja ada rapat dan mungkin pulang terlambat hari ini" Mario berkata, saat menyadari bahwa cucunya sedang mencari seseorang.

Freen tersipu, 'apa terlalu jelas?' ujarnya dalam hati.

"Aku tidak bertanya" Nadanya terdengar ketus, tapi tidak bisa menyembunyikan rona merah di wajahnya.

Mario tersenyum melihat tingkah cucunya. Beberapa menit kemudian Freen melihat Kakeknya melambai kepada seseorang.

Freen baru ingat Kakeknya pernah memperkenalkan orang tersebut kepadanya saat masih kecil. Tapi Freen tidak ingat namanya.

'Sepertinya Dia dokter yang merawat luka Abang saat dia menyelamatkanku'. Berusaha mengingat namanya tapi akhirnya menyerah.

"Freen, masih ingat. Paman Nathan?" Dia tersenyum dan bertanya pada Freen.

Freen mengangguk padanya, akhirnya dia ingat siapa orang itu.

"Kamu tumbuh dengan sangat cepat," kata Nathan.

Nathan menoleh ke arah Mario dan berkata, "Sudah siap?"

"Ya kita siap" Mario menjawab kemudian mulai mendorong kursi roda Freen dan membantunya masuk ke dalam mobil.

"Kamu seharusnya melihat Raja hari ini" Nathan memulai percakapannya dengan Mario sesaat setelah melajukan mobilnya.

"Mengapa?" Mario penasaran dengan apa yang terjadi pada Raja hari ini.

Termasuk cucunya yang sekarang sedang berpura-pura tidak memperdulikan obrolan mereka tapi diam-diam mendengarkan.

"Aku tidak pernah melihatnya sekacau hari ini, seolah pikirannya ada di tempat lain. Dia bahkan tersandung 3 kali pagi ini, Tehnya tumpah mengenai jasnya, dia harus berganti pakaian setidaknya 7 kali sebelum akhirnya dia siap untuk pergi ke pertemuan" Nathan terkekeh saat menceritakan kejadian pagi ini.

"Mengapa dia begitu cemas dengan pertemuan itu?" Mario bertanya penasaran.

"Ini bukan tentang pertemuannya. Tapi ini tentang Freen."

Sedekat Nadi (Beckyfreen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang