BAB 25

388 64 4
                                    

“Abang, apa Kakek menghubungimu?” Freen terlihat gelisah dengan nada khawatir jelas terdengar saat bertanya kepada Rebecca. 

Rebecca menggelengkan kepalanya sebagai balasan, karena memang Mario tidak menghubunginya sejak keberangkatannya.

Di ruang tamu kediaman Adhyaksa mereka sedang berkumpul, termasuk Amanda. Jujur saja saat ini ingin rasanya Freen menusuk mata wanita yang berstatus sebagai istri dari kakeknya itu. Karena dengan sangat berani menatap Rebecca, bahkan tidak menyembunyikan ketertarikannya saat sedang menatapnya. 

"Aneh. Kakek biasanya memberi kabar jika sudah sampai” mencoba bersabar dengan tingkah Amanda. 

“Mungkin mereka terlambat dan langsung pergi ke pertemuan” ucap Amanda terdengar tenang.

"Ya, mungkin..." Tidak lama setelah Freen menjawab, kemudian telepon berdering 

“Aku akan mengangkatnya” kata Freen segera menerima telpon tersebut. 

“iya benar ini Kediaman Adhyaksa” Freen menjawab panggilan tersebut. 

“Saya sendiri Flora Freen Adhyaksa, cucu Mario Adhyaksa” Freen menjawab ketika pihak yang menelpon memperkenalkan dirinya sebagai petugas polisi dan bertanya bagaimana hubungannya dengan Mario.

Keningnya terlihat berkerut saat mendengarkan apa yang dikatakan pihak seberang, kepalanya terasa ringat, tubuhnya mulai linglung.

"Nona Adhyaksa, Anda masih disana?” suara di seberang telepon terdengar. 

“Y—ya, tunggu Pak.” Freen menoleh ke arah Rebecca, membuat yang di tatap mengerutkan keningnya, karena merasa ada yang tidak beres. 

“Abang” Suara Freen terdengar parau saat memanggilnya. 

Raja segera bangkit, belum sempat sampai di dekat Freen, tubuh wanita kesayangannya luruh tak bertenaga, membuatnya segera menopang tubuh rapuh itu.

"Ada apa?" Rebecca bertanya. 

“Polisi” Freen menjawab linglung.

Rebecca memeluknya, menopangnya sementara Freen menguatkan kembali dirinya dan meletakkan telepon kembali di telinganya.

“Maaf” Freen berkata dengan suara parau.

“Di mana dia sekarang? Ya baiklah. Terima kasih" Mencoba untuk tetap tenang mencerna apa yang disampaikan oleh pihak kepolisian. 

Rebecca membantunya duduk dan berlutut di depan Freen, “Ada apa? Tuan putri” Rebecca membuat tanda tanya. 

“Abang, pesawat Kakek jatuh” Freen masih dalam keadaan linglung, otaknya belum bisa memproses semua informasi yang baru dia dengar.

"Apa? Bagaimana keadaannya?” Raut wajah terkejut itu Raja tunjukkan saat bertanya kepada Freen.

“Kata polisi, warga melihat sebuah pesawat terbang sangat rendah, mereka melihat ada yang melompat keluar dari pesawat dan pesawat jatuh ke gunung. Warga tersebut menemukan Heng dalam keadaan tidak sadarkan diri dan membawanya ke rumah sakit. Sedangkan Kakek dan yang lainnya masih belum ditemukan, mereka masih berusaha mencapai lokasi kejadian, namun polisi mengatakan ada ledakan keras dan asap” Mencoba menjelaskan apa yang didengar tadi meski keadaan hatinya kacau. 

"Di mana mereka?"

“Shizuoka, mereka jatuh di Gunung Aino. Cuaca buruk menyulitkan mereka mencapai lokasi kecelakaan. Heng ada di rumah sakit utama di sana” Saat itu Freen mulai menyadari bahwa mungkin saja dia tidak bisa bertemu Kakeknya lagi. 

Sedekat Nadi (Beckyfreen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang