Langsung di baca aja ya...
-
-
-
Ruangan itu terasa sunyi, menyisakan Freen yang masih belum sadarkan dari. Rebecca yang turut menemani dengan tatapan yang tidak bisa diterjemahkan. Mario yang terus memegangi tangan cucu kesayangannya.
Freen mulai merasakan seseorang memegang tangannya, membelainya dengan lembut saat kesadarannya berangsur pulih. Freen membuka mata dan tersenyum saat melihat Mario duduk di hadapannya.
Mario masih memegang tangan Freen dengan erat. "Hai Tuan Putri" sapanya pada cucu kesayangannya yang akhirnya sadar dari pingsan.
"Hai Kakek"
Freen mulai mengamati sekeliling, seseorang yang dia cari berdiri di ujung tempat tidurnya.
"Aku pingsan, kan, Kakek?"
"Benar, Tuan Putri"
"Pasti anemiaku lagi"
Rebecca tersenyum lemah, saat Freen melihat ke arahnya. Mario masih terus menggenggam tangannya.
"Apa ada yang salah?" tanya Freen sambil melihat ke arah Mario dan Rebecca bergantian.
"Tidak ada yang salah, Tuan Putri"
"Mengapa ekspresi wajah kalian seperti itu? Apa aku sakit?"
"TIDAK Tuan Putri, kamu tidak sakit" Tangan Mario semakin erat menggenggam tangan Freen. Membuatnya semakin curiga ditambah lagi Rebecca sekarang beralih melihat lantai.
"Apa yang salah? Beri tahu Aku"
"Kamu tidak sakit, Tuan Putri..." kata Mario, dia meraih kedua tangan Freen dan menggenggamnya erat sambil melanjutkan, "Tapi Kamu hamil"
-
-
-
Berita itu terlalu mengejutkan untuk Freen dengar. Dia menutup mulutnya dengan tangan, tiba-tiba perutnya terasa mual. Mengetahui kenyataan bahwa dia sedang mengandung anak dari orang yang sama sekali tidak dia cintai.
Freen memejamkan mata, justru rasanya semakin mual saat memikirkannya. Freen menarik tangannya dari genggaman Mario dan membenamkan kepalanya di antara kedua lututnya, berusaha keras menahan air matanya.
"Tuan Putri..." Mario memanggilnya, tapi Freen menolak untuk mengangkat kepalanya.
Mario menghela nafas panjang dan bangkit dari duduknya "Sebaiknya Aku pergi, memeriksa apakah Damian butuh bantuan mengurus anjing-anjing penjaga"
Saat pintu tertutup, itu artinya hanya tinggal dirinya dan Rebecca. 'Apa yang dia pikirkan tentangku sekarang? Aku mengandung anak dari orang lain' ingin rasanya Freen memukul perutnya, tapi janin yang ada di perutnya tidak bersalah.
Air mata mulai jatuh di pipinya. Rebecca duduk di sebelahnya. Freen mengangkat kepalanya namun menolak untuk melihat Rebecca, berusaha menghentikan air mata yang mengalir semakin deras.
Freen terdiam hanya menatap langit-langit.
Sedikit tersentak saat merasakan tangan Rebecca di perutnya, mengelusnya dengan lembut.
"Sepertinya aku akan menjadi seorang ayah" Rebecca mengatakannya dengan senyum lebar diwajahnya.
Freen menggigit bibirnya, saat menoleh ke arah Rebecca, mencari penjelasan di matanya. Rebecca tersenyum padanya, menangkup kedua pipinya dengan lembut, menyeka air matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sedekat Nadi (Beckyfreen)
Romansa"Meskipun dalam diriku tidak mengalir darah mu, Aku akan selalu menjadi penguat dan pelindung keluarga Adhyaksa" _ Raja _ tidak terikat darah bukan berati tidak bisa menjadi keluarga. Kesetiaan lebih erat ikatannya dari sedarah.