BAB 16 Tidak ada rahasia

531 78 6
                                    

Halooooo..... ada yang kangen sama KA, kalo kangen mah bilang aja jangan gengsi.... Ahahaha...
KA juga kangen kok, vote sama komen dari para pembaca.. interaksi dengan pembaca...
tidak bosan-bosan, KA selalu mendoakan para pembaca yang baik hati selalu dalam keadaan sehat dan selalu bahagia...

Maaf juga karena lama, agak galau mau bagaimana ini cerita, sebenernya gk rela kalo harus buat Freen nikah dg orang lain... tapi cerita yang mau disampaikan nanti gk dapet...
terkadang jika kita ingin mengalahkan musuh besar, kita harus merelakan diri dulu untuk masuk jadi bagian dari mereka. gitu kan ya...

yuk kita lanjut ceritanya...


-

-

-

Raja sedang berbaring di tempat tidurnya, memandangi langit-langit transparan kamar tidurnya memperhatikan bagaimana rintik hujan turun. Rasanya seperti langit menangis untuknya. Hatinya terasa sakit sekali tapi air matanya tak mau jatuh. Otaknya mencoba mengerti semua ini tapi hatinya tidak.

'Tidak bisakah aku bahagia? Tidak bisakah aku bersama gadis yang kucintai?'

Kewarasannya akhirnya mengambil alih, Raja tahu Freen pasti lebih menderita daripada dirinya. Jadilah kekuatan Freen itu kata hati nuraninya.

Raja bangun dari tempat tidur ketika mendengar suara bel. Siapa ditengah hujan begini bertamu pikir Raja.

Dia segera berlari ke bawah, menyalakan lampu dan melihat Freen di depan pintu, basah kuyup karena hujan. Raja membuka pintu dan menarik Freen untuk masuk kedalam.

"Kamu gila? Ini sedang hujan" Bukan ekspresi marah yang Raja tunjukkan lebih kepada khawatir.

Tidak ada jawaban dari Freen. Raja menghela nafas dan meraih tangannya. Mereka naik ke atas, Raja mengambil handuk dan memberikannya pada Freen.

"Keringkan dirimu, kamu bisa sakit"

Masih tidak terdengar sepatah kata pun, Freen mengambil handuk yang diberikan Raja dan mulai mengeringkan rambutnya.

"Apakah kamu baik-baik saja?" Raja kembali bertanya setelah Freen selesai mengeringkan rambutnya.

Masih tidak ada jawaban, Freen lebih memilih menjatuhkan dirinya ke pelukan Raja, memeluknya erat. Mereka tetap dalam posisi tersebut selama beberapa saat, sampai Raja merasakan nafas Freen di telinganya, Raja menelan ludah gugup.

"Raja..." suara berbisik Freen membuat Raja tidak karuan, "Bercintalah denganku"

Lututnya terasa lemas saat mendengar Freen membisikan kata tersebut.

Raja akui dia sangat menginginkannya, pada akhirnya Raja membalasnya dengan menempelkan bibirnya. Mereka berciuman, ciuman itu semakin menuntut, Freen menggigit bibir Raja dan membiarkan lidahnya masuk ke dalam mulutnya. Kepalanya terasa pusing, Raja menginginkan bercinta dengan Freen. Raja ingin menyentuhnya, dan merasakannya.

Saat Raja merasakan tangan Freen mulai masuk ke dalam bajunya, Raja justru menariknya kembali. Freen masih belum mengetahui jika Raja adalah perempuan pikirnya saat itu.

Raja mendorong Freen pelan dan melangkah mundur.

"Raja?" Tatapan kecewa dari Freen itu menyakitkan untuk Raja.

"Aku-- aku tidak bisa Freen"

"kenapa? Kamu tidak mencintaiku?"

Sedekat Nadi (Beckyfreen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang