BAB 8 Memaafkan

369 69 8
                                    

Haloo.... Selamat datang kembali di cerita yang mungkin sulit dipahami ini...

Apa kabar para pembaca, selalu tidak henti-hentinya ku doakan Semoga dalam keadaan sehat dan selalu bahagia...

Kayaknya kalo Fans FB lagi seneng2nya karena kemarin habis banyak di suguhi momen mereka... termasuk KA 😁

Yuk kita lanjut ceritanya, vote dan komen kalian penyemangat untuk melanjutkan cerita ini...

.

.

.

Sore itu setelah pulang dari kantor Mario berniat untuk menemui cucu kesayangannya. Mario sudah ada didepan pintu kamar Freen, mencoba mengetuk pintu, namun tidak ada Jawaban.

"Maaf Tuan, Nona Freen sedang bersama Den Raja" seorang pelayan memberitahu Mario saat Mario mencoba mengetuk pintu sekali lagi.

Pelayan itu membungkuk dan pamit undur diri.

Mario memutuskan untuk ke kamarnya dan mengganti pakaiannya. 'Jadi Freen bersama Raja? Bahkan sejak kecil Freen sudah menunjukkan ketertarikannya dengan Raja'.

Mario tenggelam dalam lamunannya, sedikit menaruh harapan bahwa Raja bisa meyakinkan Freen untuk berhenti menyalahkan dirinya atas kematian orang tua Freen.

Hingga suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya, "Masuk"

Detak jantung terasa lebih cepat saat melihat Raja mendorong kursi roda Freen ke dalam kamarnya. Raja menatap Mario dan mengangguk sedikit.

Menyaksikan bagaimana tangan Raja dengan lembut membelai rambut Freen sebelum meninggalkan ruangan.

"Freen..." kata Mario.

Freen justru menunduk, "Kakek, maafkan aku, maafkan aku...." suaranya mulai bergetar.

Sontak Mario mendekatinya dan berlutut di depannya, melihat bahwa air mata Freen membasahi wajahnya. "Aku tidak pernah membencimu, Kakek" sambil terisak "Aku hanya terlalu takut, maafkan aku jika aku menyakiti perasaanmu"

Mario mengangkat wajahnya dan menyeka air matanya. "Kakek juga minta maaf, Freen. kakek harap kakek bisa mencegah semua yang terjadi, Kakek harap kakek bisa membawa orang tuamu kembali"

Hati kakek mana yang tidak terluka saat melihat cucu kesayangannya menangis pilu seperti ini "Kumohon jangan menangis, Tuan Putril"

"Aku tidak punya siapa-siapa lagi selain Kakek"

Mario tersenyum, "Siapa bilang, jangan konyol. Kamu masih punya Abang Raja, kan?"

Perkataan Mario sukses membuat cucunya tersenyum dan menangis pada waktu bersamaan.

"Ayo kita berjuang melewati ini bersama, oke?"

Freen mengangguk.

"Kakek, aku ingin pergi ke sekolah" Freen mulai tenang dan berhenti menangis.

"Jerome bisa mengajarimu"

"Tidak Kakek, aku ingin pergi ke sekolah. Aku ingin menjalani hidupku dengan normal. Bisakah Kakek menemukan sekolah yang tidak keberatan memiliki siswa berkursi roda seperti Freen?"

"Apa kamu yakin, Tuan Putri?" Mario terlihat khawatir "Tidak mudah menjadi berbeda"

"Aku tahu Kakek. Tapi aku tidak mau menyerah begitu saja. Setidaknya aku harus mencoba. Apa Aku bisa mendaftar dalam sebulan ini? Tepat setelah liburan ini, jadi Aku masih bisa melakukan fisioterapi dulu?"

Mario mengangkat alisnya, Apa yang sebenarnya telah terjadi padanya? Apa ini Freen yang sama yang Mario bawa dari Amerika? Dari mana Freen mendapatkan semua energi positif ini? Pertanyaan itu benar-benar mengisi kepala Mario saat ini.

Sedekat Nadi (Beckyfreen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang