3.Awal Dari Semuanya:)

710 5 1
                                    

3. Awal dari semuanya

Sebuah apartemen besar dan mewah terlihat bergeming di tempat meski dihantam badai yang mengamuk secara habis-habisan. Nuansa dari apartemen itu terlihat elegan namun tak memberi kesan yang berlebihan. Memiliki 5 lantai yang tentunya di desain semaksimal mungkin oleh arsitek ternama dengan dominan warna-warna yang terlihat natural.

Baskara berjalan dengan langkah yang lebar-lebar menuju sofa besar berwarna hitam, Pria itu kemudian duduk di sana menyilangkan kakinya dengan wajah kesal sebari terus menatap ponselnya yang sedang menampilkan history panggilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baskara berjalan dengan langkah yang lebar-lebar menuju sofa besar berwarna hitam, Pria itu kemudian duduk di sana menyilangkan kakinya dengan wajah kesal sebari terus menatap ponselnya yang sedang menampilkan history panggilan.

"Lama!" umpat Baskara seraya mengubah posisi.

"Nungguin apa sih, Bas? identitas cewek yang kemarin naik panggung itu? "ujar Samuel sambil menghampiri Baskara yang masih bergeming di tempat.

"Emang kalau sudah dapat mau digimanain?"

Baskara masih diam di tempat, menghubungi bawahannya berulang kali. Tidak dapat dipungkiri bahwa pria yang satu itu memiliki kesabaran setipis tisu.

"Halo? sudah ketemu identitasnya?" Baskara langsung to the point ketika mendapati panggilannya sudah mendapatkan jawaban.

"Sudah tuan, sekarang sedang dalam proses pengiriman." jawab Susanto yang merupakan staff andalannya Baskara.

"Bagus." Baskara mematikan panggilan.

Tak lama kemudian, Senyum Baskara mengembang tipis ketika melihat data identitas seseorang yang baru dikirim bawahannya itu.

"Bacain yang gede dong, Bas. gue juga pengen dengar." tiba-tiba saja Jess dan Nijiro sudah berada di sofa depan Baskara.

"Marsella Leony, lahir 30 Maret, usia 19 tahun, mahasiswi universitas Indonesia jurusan sastra Inggris."

"Terus mau digimanain?" celetuk Jess.

"Nanti juga tahu." Baskara berdiri dari sofanya. "Nelson mana?"

"Tidur di kamar kayaknya." jawab Samuel.

Baskara kemudian bergegas menghampiri kamar paling ujung di lantai empat itu lalu mengetuk pintu kasar.

"Son, Son, bangun!!"

Karena tak kunjung mendapat jawaban, Baskara langsung membuka pintu kamar tersebut yang memang jarang dikunci oleh sang penghuni kamar.

"Son!!" Baskara menggoyangkan tubuh Nelson yang dibaluti selimut tebal.

"Apa sih? jangan ganggu waktu tidur bisa nggak?" Nelson menggeliat kemudian merubah posisinya menjadi duduk. Pria itu mengerjapkan matanya sejenak kemudian menatap Baskara kesal.

"Gue udah nemu identitas lonte nggak sopan itu."

Mendengarnya, wajah Nelson berubah menjadi bingung campur kesal.

Hipnotis Baskara (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang