22. Hanyut.

71 2 0
                                    

22. Hanyut

Pagi hari kala itu terasa sedikit berbeda. Tanpa ada yang menyangka, hari ini para anggota Dreamy Prince akan menghadap agensi untuk menyelesaikan kontrak nya setelah lima tahun berdiri.

Nijiro memandangi kalender di ponselnya dengan perasaan yang berkecamuk. Langit juga nampaknya ikut berpartisipasi pada perasaan mereka. Karena pagi ini langit terlihat sangat gelap, hampir akan mengeluarkan badai.

"Nggak terasa memang," Nelson muncul dari belakang ketika melihat Nijiro yang tengah memandangi kalender ponsel dengan tatapan sendu.

"Abis ini elo mau kemana?" tanya Nijiro.

Nelson berpikir sejenak. "Kayaknya bakal stay dunia hiburan, soalnya gue udah terlanjur nyaman sama pekerjaan ini, kalau elo?"

"Eh, gue nggak pernah bilang kalau gue udah mulai buat usaha entertainment, ya?" jawab Nijiro.

Mata Nelson membulat sejenak. "Hah, seriusan? sejak kapan?"

"Ya udah lama sih, pas tahun kedua grup ini ada gue udah mulai nyicil urusan. Jadi sekarang tinggal terusin aja,"

"Wah, gokil sih. Demi apapun gue nggak pernah kepikiran ke situ, btw rekrut gue dong,"

Nijiro tertawa. "Ini perusahaan sinetron, elo kayaknya nggak cocok jadi aktor,"

"iya, sih. Mana humor gue receh abis. Eh, tapi nggak mungkin nggak ada agensi hiburan yang mau rekrut gue sih. Jebolan grup idol paling populer di negara nih, bos." ujar Nelson.

"Yoi, tampang lo juga ganteng. Banyak yang mau rekrut pasti,"

Nelson terdiam sejenak memikirkan kalimat Nijiro. "Niji? serius lo jadi belok? Zelda udah nggak cantik di mata lo? atau udah longgar?"

Nijiro melotot, spontan memukul punggung Nelson sebal. "Mana ada. Maksud lo apaan banget,"

"Ya abis tadi lo bilang gua ganteng." Nelson terkekeh.

"Astaga, gitu doang elo baper. Lo kali yang belok."

"Amit-amit," jawab Nelson. "Eh si Jess gimana? mau keluar juga, kah?"

"Kalo Jess masih tetep di dunia hiburan kayaknya, udah ada yang ngasih tawaran soalnya." Nijiro berujar.

"Wah, cocok." sahut Nelson. "kalau si Baskara?"

"Nah, kalo dia gue nggak tahu pasti. Tapi katanya dia mau keluar sepenuhnya dari dunia hiburan. Terus nggak mau lagi masuk media terlalu sering. Risi katanya,"

Nelson tertawa. "Yah, dia kan punya perusahaan keluarga, jadi nggak susah lagi cari cuan. Kalo kita kan harus bersusah-susah dulu,"

"Yoi. Gue juga nggak nyangka dia bisa nikah secepat itu,"

"Omong-omong lo udah tau kan latar belakangnya?" tanya Nelson.

"Tau, dan itu cukup buat gue terkejut sampai overthinking semalaman."

Nelson mengangkat bahu. "Well, if you know, you know."

Nijiro jelas paham maksud deretan kalimat yang Nelson sampaikan itu karena baru tadi malam Jess membongkar rahasia keluarga aneh tersebut. Nelson tak memarahinya, karena memang lebih baik Nijiro tahu.

"Ngomongin gue, nggak sopan." seseorang yang daritadi disebut-sebut itu secara mendadak telah spawn dibelakang mereka.

Dengan cepat keduanya menoleh berbarengan, menatap Baskara dengan wajah juteknya yang berdiri setengah meter dengan mereka.

"Eh, Bas. Sejak kapan lo disitu?" tanya Nijiro. Berusaha menetralkan rasa kejutnya.

"Haloo semuaaa," anak berusia pas dua puluh tahun itu berlarian dari pintu elevator dan menghampiri mereka yang tengah dilanda suasana menegangkan.

Hipnotis Baskara (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang