10. Kaos yang epik

340 5 1
                                    

SONG : JUNGKOOK - SEVEN (FEAT LATTO)

Suasana pagi terasa baik-baik saja. Matahari menyinari bumi dengan lembut, langit terasa biru dan sama semenyenangkannya seperti kicauan burung yang terdengar samar.

Hal tersebut juga sangat berpengaruh dalam kondisi Marcel yang baru bangun tidur. Gadis itu bangun dengan perasaan senang, lalu berjalan menuju kalender yang tertempel di dinding.

Marsel mencoret tanggal, sebuah rutinitas pagi nya yang mengingat gadis itu bahwa ia telah tiga bulan berada di tempat ini. Namun anehnya, Marcel tidak merasakan rindu dengan gaya hidup sebelumnnya yang ia jalani. Tapi ia memutuskan untuk tidak memikirkan hal itu lebih panjang.

Setelah mandi, Marcel berjalan menuju lemari pakaian yang terletak di ujung ruangan. Ia memakai pakaian dalam dan handuk yang melekat di sebagian tubuhnya saja.

"Ini seriusan nggak ada kaos?" Dahi Marcel mengerut ketika mendapati lemari pakaiannya yang berisi dress seksi saja.

Gadis itu mengingat-ngingat kemana perginya dua kaos berwarna merah yang selalu menjadi pakaian ternyamannya itu. Oh! nampaknya pegawai laundry belum selesai mencucinya hingga saat ini.

Marcel berdecak pelan, ia tentu menolak keras bila seharian perlu memakai pakaian kurang bahan itu, karena sudah pasti Baskara akan menerkamnya habis-habisan.

Gadis itu kemudian menatap lekat-lekat Baskara yang masih terlelap di ranjang yang sama dengannya. Pria itu terlihat nyenyak, dengan kaos hitam yang melekat di tubuh atletisnya.

"Bas, aku pinjam kaos boleh? punya aku di cuci semua" Marcel menggoyangkan tubuh Baskara.

Baskara membuka matanya perlahan kemudian memicingkan mata melihat Marcel yang hanya menggunakan handuk.

"Kebesaran di lo" Jawab Baskara serak.

"Biarin" Papar Marcel.

Baskara kemudian membuka kaos hitamnnya, lalu melemparkannya pada Marcel. "Tuh pake" Ucapnya.

"Masa yang bekas?"

"Itu baru dipakai semalam, masih wangi"

Dengan ragu-ragu Marcel mencium kaos itu, dan untungnya benar. Kaos hitam itu tidak memiliki bau badan yang biasanya terdapat pada seorang laki-laki, dan malah tercium sedikit aroma wangi detergent.

Marsel memakainya dalam satu gerakan. Kaos hitam itu menjuntai cukup besar hingga menutupi bokong nya. Dan serat kain dari kaos ini terasa nyaman dipakai. 'pasti harganya mahal' pikir Marcel.

Gadis itu kemudian lanjut memakai celana pendek ketat yang tak terlihat, ditelan kaos Baskara. Kemudian berjalan menuju area dapur untuk memasak sarapan.

"Nasib dikurung terus, aku kangen makan yang pedes-pedes" Gumam Marcel, tangannya bergerak lincah memasak nasi dan telur dadar sambil sesekali bersenandung.

"Marsella..!" Sesososok pria tanpa pakaian atas itu datang menghampiri Marcel yang tengah memasak.

"Hai" Marcel melirik Baskara yang hanya memakai celana boxer dengan merk ternama itu selintas.

"Aku lagi bikin telur dadar. Kamu mau?" Tanya Marcel.

"Gue nggak boleh makan minyak beberapa hari sebelum konser" Pria itu menjawab seraya menduduki kursi depan meja makan.

"Oh, mau aku bikinin yang lain? bubur oat atau roti misalnya?" Tanya Marcel lagi.

"Roti aja yang simple" Jawab Baskara akhirnya.

Marcel mengangguk, ia kemudikan kembali bergerak lincah menyiapkan roti panggang dengan selai blueberry. kemudian setelahnya ia bawa menuju meja makan.

"Thanks" Ucap Baskara menerima piring itu.

Hipnotis Baskara (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang