33. Ektra Chapter 2

47 1 0
                                    

33. Ekstra Chapter 20 (Gestara)

Setengah dari satu semester sudah berlalu semenjak mereka bersekolah disana. Harris yang semakin aktif di eskul basket itu kerap mendapat banyak perhatian lebih dari para siswa-siswi disana. Tidak ada yang menyadari jika Harris memiliki kembaran seorang siswi yang sering dibicarakan karena iris terang matanya. Mereka jarang memperhatikan keduanya yang bahkan sangat mirip.

Seperti sore ini, Harley baru saja selesai mengikuti kelas tambahan di luar jam pelajaran. Ia berjalan di pinggir lapangan sekolah mereka. Harley mendapati Harris tengah berlatih diantara para siswa dengan kegemaran serupa.

Meski nilai akademiknya tidak tinggi, tapi setidaknya cowok itu memiliki ketertarikan pada bidang lain hingga membuatnya berhenti membuat onar.

Di lapangan besar tersebut, Zayn selintas melihat Harley yang berjalan di pinggir lapang. Cowok itu kemudian bersiul pada Harris yang berdiri dua baris lebih depan. Seketika beberapa murid ikut menyimak percakapan mereka tanpa sengaja. Untung saja pelatih belum datang

"Ris, adek lo," ujar Zayn.

Harris yang kupingnya sensitif bila Zayn menyebut-nyebut Harley itu segera menengok ke belakang, tak peduli pemanasannya yang manjadi berantakan.

"Apaan?" Harris menatap Zayn tajam.

"Adek lo," Zayn menunjuk Harley dengan mulutnya dikarenakan tangan cowok itu sedang peregangan.

"Enggak apa-apa, cakep aja," ujar Zayn dilanjut dengan tawa nya yang lebar.

Harris berdecak, ia kesal. Namun tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak bisa keluar barisan sembarangan. Atau pelatih akan memarahinya.

Sejak saat itu, beberapa orang laki-laki mengetahui bila Harris memiliki adik perempuan.

Angin tiba-tiba berhembus kencang membuat rambut Harley bergerak sesuai arah angin dengan kuat.

"Kuncir rambut lo," seseorang bersuara dengan nada jengkel.

Harley menolehkan kepalanya ke sebelah kiri, ia tidak sadar jika ada orang yang terkena rambutnya ketika angin menerpa tadi.

Seorang laki-laki dengan tinggi nyaris tiga puluh senti diatas Harley berdiri tegap. Harley hampir mengiranya albino karena kulit cowok itu yang sangat putih dan pucat. Namun pemikirannya berubah ketika melihat  rambut dan alisnya yang berwarna hitam legam.

"Maaf," Harley mendongak, ia besar sekali bagi Harley yang memiliki tinggi sebatas 164cm itu.

"Lain kali dikuncir. Rambut lo kepanjangan untuk digerai," jawabnya.

"Iya, lo enggak usah bilang dua kali juga gue udah-

"Yang sopan. Gue dua tahun di atas lo," papar cowok itu dengan muka judesnya yang membuat Harley semakin emosi.

Harley kira cowok itu seumuran dengannya.

"Iya, kak," Harley menahan sifat tengilnya yang hampir keluar dengan  mati-matian. Gadis itu tidak mau memiliki masalah dengan kakak kelas manapun.

Harley menajamkan matanya untuk melihat papan nama cowok itu.

Ka...

Belum selesai membaca, cowok itu segera pergi meninggalkannya dengan langkah lebar-lebar. Disaat itu juga Harley tau jika cowok tadi sudah memiliki pacar. Hal itu dilihatnya ketika cowok tadi berjalan menghampiri salah satu siswi kemudian menggandeng tangannya.

"Mati aku," gumam Harley pelan ketika mendapati siswi itu menatapnya tajam sebelum melayangkan delikan yang mengerikan bagi siswi tahun pertama seperti Harley.

Hipnotis Baskara (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang