16. Masalah Demi Masalah.

85 3 0
                                    

16. Masalah Demi Masalah

Setelah mengetahui bahwa ternyata Marcel adalah anak dari selingkuhan sang ayah membuat Jess segera ingin menemuinya. Pria itu kemudian meminta alamat panti asuhan yang dulu menampung Marcel.

Sesampainya disana, Jess segera masuk. Ia mendapati banyak sekali anak-anak yang sedang bermain di sekitar bangunan. Mereka menatap Jess takut, hingga salah satu dari mereka melapor kepada petugas disana.

"Ada yang bisa dibantu?" Wanita berusia dua puluh tahun dengan papan nama 'Atina' yang terpampang di kalungnya bertanya.

"Saya mau mengurus berkas salah satu anak disini." jawab Jess.

Wanita berusia dua puluhan itu mengangguk, kemudian menyuruh Jess untuk mengikutinya menuju ruang kantor. Seorang wanita berusia lima puluh tahunan sudah menunggu disana.

Jess duduk di depan meja wanita itu dengan gemetar, ia tidak banyak berkontak fisik ataupun saling bertegur sapa dengan Marcel namun kini ia nekat mengambil berkas pribadi gadis itu.

"Nama saya, Ica. Saya sebagai ibu mereka disini,"

Jess menghela nafas, mau tidak mau, ia harus jujur tentang identitas nya kali ini.

"Saya Jess. Kedatangan saya kemari untuk mengambil semua berkas milik ..." Jess tiba-tiba berhenti sejenak. Ia menjadi ragu.

"Milik siapa?" tanya Ica.

"Milik Marsella"

Raut wajah Ica nampak berubah, mungkin ia menaruh kecurigaan yang besar kepada Jess yang terang-terangan menyebut nama anak yang sudah hilang itu.

"Anda siapa nya Marsella?" Tatapan Ica menjadi kurang ramah.

"Saya kakaknya" Jawab Jess.

"Tapi Marsella merupakan anak tunggal. Dan saya yakin Pak Justin hanya memiliki satu anak"

"Tidak. Sebelum Pak Justin menikah dengan istrinya yang sekarang, beliau sudah menikah bersama ibu sayan terlebih dahulu" Jelas Jess. "Saya punya bukti" Pria itu kemudian menunjukan kartu keluarga lama, hingga surat pernikahan ibu dan ayahnya dulu.

Ica memperhatikan semua bukti-bukti itu seksama, ia kemudian dapat mempercayai Jess.

"Tapi maaf, Anak itu sudah hilang kabar dan-

"Maka dari itu saya datang kemarin untuk membantu pencariannya," Jess memotong kalimat Ica.

"Bisa saya ambil foto wajah kamu sebagai jaminan?" tanya Ica.

Jess mengaduh pelan, ini terlalu beresiko bila harus sampai membuka masker wajahnya.

"Tenang saja, foto tersebut akan aman tersimpan dan hanya akan digunakan disaat tertentu aja." ujar Ica seolah dapat membawa gerak gerik Jess yang terlihat kurang nyaman dengan permintaannya.

Jess tak punya pilihan, akhirnya ia membuka masker di wajahnya serta membuka tudung hoodie nya juga. Ica menatap Jess heran, mengapa anak muda yang satu ini mewarnai rambutnya sangat terang? sementara Dini yang sedari tadi menyimak berseru tertahan.

"Jess Dreamy Prince?!" ucap Dini membuat Ica menatapnya.

"Kamu kenal dia?" tanya Ica. "Dini, saya tanya kamu," ulang Ica karena Dini yang masih terpaku menatap Jess dengan tatapan berbinar.

"Eh." Dini menyadari tatapan Ica. "Jess ini seorang Idol yang punya banyak penggemar, Bu. Termasuk saya, hehe." Ia cecengiran norak.

Ica hanya mengangguk sebagai jawaban, ia tidak terlalu peduli tentang hal itu kemudian memotret wajah Jess dengan ponselnya.

Hipnotis Baskara (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang