9. Malam Yang Indah.

190 3 0
                                    

SONG : HARLEY IN HAWAI - KATY PERRY

9. Malam Yang Indah

Suasana malam yang terasa mencekam itu menjadi saksi bisu seorang pria dengan tubuh yang bersuhu dingin.

Samuel menggesekan kedua telapak tangannya yang terasa dingin setelah menyuruh semua member berkumpul di ruang televisi. Ia juga sebenarnya bingung harus bagaimana menjelaskannya.

Di satu sisi ia tidak mau melanggar aturan bahwa member tidak boleh menikah diam-diam. Di sisi lain juga ia tak tega menyuruh Ruby untuk membunuh janin tersebut. Padahal jelas-jelas tahun kemarin Samuel baru saja menyuruh salah satu mainannya untuk membunuh janin yang merupakan darah dagingnya sendiri dengan enteng. Namun kali ini ia merasa tak tega melakukan nya.

Ini sudah mau jam setengah sembilan malam, satu persatu member mulai berdatangan dan menduduki sofa panjang yang berada di depan sofa pendek tempat Samuel duduk dengan kaki yang menyilang. Ia berusaha untuk menetral kan perasaannya yang berkecamuk.

"Ruby hamil" Satu kalimat pembuka yang keluar begitu saja dari mulut Samuel, membuat mereka langsung menjatuhkan rahangnya.

"HAH!" Seru mereka hampir bersamaan. Jika saja situasi nya lebih baik, tentu saja Samuel akan tertawa karena respon mereka yang selalu kompak. Namun tidak ada yang bisa tertawa kali ini. Se-receh-recehnya humor Samuel, ia tetap tidak bisa menertawakan situasi yang tengah menekannya saat ini.

"Terus gimana?" Tanya Nijiro.

Samuel menghembuskan nafas berat. "Gue bakal tanggung jawab" Ujarnya.

"Idih najis, amit-amit. Kayak yang nggak pernah hamilin anak orang aja sebelumnya" Celetuk Jess sedikit sarkas.Ia yang masih mengira ini sebuah candaan.

"Tau tuh! suruh gugurin aja, elahh" Papar Nelson.

Baskara hanya diam, namun matanya menatap tajam seorang Samuel yang kini menggeleng perlahan.

"Nggak tahu kenapa. Gue nggak tega untuk lakuin itu ke Ruby" Ujarnya sendu.

"Harusnya lo bilang gitu juga ke Charlotte tahun kemarin" Balas Baskara.

"Gue..., gue nggak tega suruh Ruby untuk gugurin janinnya. Mau gimana pun, janin yang ada dalam rahimnya itu anak gue kan?" Samuel menatap Baskara.

"Anak ibunya, Sam. Bukan anak lo" Baskara mengulangi kalimat yang pernah Samuel ucapkan beberapa hari silam.

"Nah itulah!" Nelson menaikan nada bicaranya.

"Udah gue bilang berulang kali. Lo pada jangan pernah mau punya mainan kalau ujung-ujungnya suka bawa perasaan. Ingat! lo itu cuma pakai tubuhnya hanya untuk pemuas nafsu, bukan untuk dijadikan pasangan!"

"Maaf, gue nggak bisa lakuin itu" Samuel menjawab. "Gue bakal tetep tanggung jawab dan.., gue bakal keluar dari grup ini"

BRAKK!!

Baskara memukul meja di depannya dengan cukup kuat, bahkan Jess yang duduk di sampingnya ikut terperanjat.

"Lo nggak bisa egois gitu dong! cuma gara-gara hamilin cewek dan lo bakal tinggalin semua ini? bakal tinggalin grup yang kita bangun mati-matian sejak lima tahun yang lalu?"

"Nggak usah tele-tele, Sam. Suruh Ruby untuk gugurin kandungan nya. Toh masih kecil kan? belum bernyawa juga. Jangan cuma karena satu kesalahan, semua bisa dapat imbasnya." Nijiro bertutur dengan tenang namun membuat Samuel pening luar biasa.

"Nggak bisa, maaf" gumam Samuel.

"Lu cinta sama Ruby?" Tanya Nelson.

"Mungkin iya"

Hipnotis Baskara (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang