26. Perubahan Drastis.

65 3 0
                                    

26. Perubahan Drastis.

(spoiler dikit) Udah mau ending, Cantikku 🥺 aku terharu bisa menyelesaikan menulis cerita ini di tengah kesibukkan rl. Happy reading cantikk.

Suasana dini hari kali ini terasa sangat dingin, padahal mereka sudah membalut tubuh menggunakan selimut, serta mematikan pendingin ruangan. Namun tetap saja terasa dingin hingga membuat kedua orang itu terbangun dari tidurnya.

"Sayang, jam berapa ini?" tanya Baskara dengan suara seraknya.

Marcel melirik jam yang terletak di meja sampingnya. Ini pukul lima pagi hari. Wanita itu beranjak duduk.

"Mau kemana?" Baskara membuka matanya lebar-lebar.

"Mau siapin sarapan, siapa tau kalau berdiri deket kompor bisa lebih hangat." jawab Marcel seraya menguncir rambutnya tinggi-tinggi.

"Pagi banget siapin sarapannya."

"Memangnya kamu pikir sarapan bisa jadi dalam waktu beberapa detik? kamu mau aku masakin mie instan? enggak kan?"

Baskara menelan ludahnya. Mungkin karena masih pagi, Marcel pasti masih belum bisa mengontrol emosinya. Dan berakhir marah-marah.

"Iya, Bumil." jawab Baskara pasrah. "Aku ikut, boleh?" lanjutnya.

"Kamu mandi aja sana, siap siap ke kantor." Marcel bangkit berdiri dengan hati-hati seraya memegangi perutnya yang sudah besar.

"Aku ke kantor agak siangan kok." Baskara ikut bangkit untuk berdiri.

"Kenapa begitu?"

"Jadwal nya berubah." alibi Baskara, padahal pria itu ingin menghabiskan waktu bersama Marcel di pagi hari lebih banyak.

"Jadi kamu nggak usah siapin sarapan pagi-pagi." lanjut pria itu. "Mau tidur lagi?"

"Nggak, ah. Aku udah kenyang tidurnya." jawab Marcel.

"Kalau gitu, ayo ikut aku."

"Kemana, Bas?"

"Udah, ikut aja."

Ternyata Baskara mengajak Marcel menuju rooftop rumah mereka, suasana disana sangat dingin, namun Marcel tak mau berhenti ketika cahaya mentari mulai menampakkan dirinya. Matahari terbit dengan begitu cantik di ufuk timur sana.

"Cantik, ya? kayak kamu." ujar Baskara, seraya memakaikan jaket pada tubuh Marcel yang hanya terbalut daster tipis.

"Bisa aja kamu, kayaknya lain kali aku bakal sering-sering datang kesini jam lima pagi sebelum bikin sarapan. Aku nggak nyangka bakal sebagus ini." sahut Marcel tanpa melepas pandangannya pada arah timur.

Marcel berjalan ke ujung rooftop untuk melihat pemandangan itu lebih jelas. Baskara mengambil ponsel yang memang sengaja ia bawa, dan memotret siluet cantik istrinya itu dengan apik hingga tercipta lah sebuah foto siluet Marcel dengan perut besarnya bersama sunrise pagi hari itu.

Sebuah foto yang sangat berharga untuk dikenang.

Sebuah foto yang sangat berharga untuk dikenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hipnotis Baskara (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang