31. Elzadda Family
Haii cantikku.. Ketemu lagi nih dengan lanjutan hidup si Bas. Ada yg kangen?🙂 aku aja sebagai penulisnya kangen...
Btw kalo semisal menemukan karya yang menyerupai karya ku tolong di report ya:(( aku memang penulis kecil, tapi aku juga gak mau karyaku di colong...
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Pada 7 Juni, 24 tahun yang lalu...
Seorang wanita dengan pakaian serba hitam tengah menyusui anak laki-lakinya yang baru saja lahir beberapa jam yang lalu. Kondisi bayi itu lahir tanpa cacat, dengan iris mata cokelat terang yang serupa dengan ibunya.
"Alzara, kamu Bunda panggil Al aja, ya. Biar mudah diingat." ucap Zelfina.
Tidak bisa dipungkiri jika ibu muda berusia sembilan belas tahun bernama Zelfina itu memiliki kapasitas otak standar. Bahkan untuk mengingat nama dari anaknya sendiri saja ia kesulitan.
Pintu kamar tiba-tiba dibuka dengan cukup keras. Seorang pria dengan tinggi nyaris dua meter itu memasuki ruangan dengan langkah lebar. Wajahnya terlihat menyeramkan, dengan luka besar yang ada pada mata sebelah kirinya.
"Nana, mana bayi pertama?" tanyanya.
Zelfina menunjuk bayi laki-laki yang tertidur di atas kasur dengan tentram. Wajahnya tentu sama dengan bayi yang Zelfina pegang. Namun memiliki mata gelap. Segelap obsidian yang serupa dengan mata pria menyeramkan itu.
"Zeno kamu gak ada niatan untuk ganti baju dulu? baju kamu basah lho." ujar Zelfina pada suaminya.
Zeno menggeleng, ia segera mengangkat bayi yang ditunjuk Zelfina kemudian menatap wajahnya.
"Baskara." gumamnya pelan.
Dahi Zelfina mengerut. "Baskara?" ulangnya dengan bingung.
"Iya, Baskara. Nama bayi ini Baskara, kamu gak keberatan kan?" sahut Zeno.
"Iya, nggak keberatan kok." Zelfina tersenyum hangat.
Bayi itu membuka matanya, beberapa saat kemudian ia menangis kencang setelah melihat wajah Zeno yang tidak lain merupakan ayahnya sendiri.
"Lah, kenapa Baskara bisa nangis? kamu apakan dia, Zeno?" tanya Zelfina.
Zeno gelapan. "Gak tau nih, kamu resek, Baskara!" pria itu segera menukar Baskara dengan Alzara yang sudah anteng.
Zelfina menggeleng-gelengkan kepalanya. Mungkin hanya dirinya saja yang menganggap bahwa Zeno memiliki wajah yang tampan dan imut. Semua orang tidak ada yang berani pada Zeno, selain memiliki wajah seram, pria itu juga terkenal kasar dan egois. Hingga tak memiliki teman. Siapa juga yang mau berteman dengan pembunuh bayaran seperti Zeno?
"Nana, ikuti perintah aku dalam rawat dua anak kembar ini. Nggak ada pembantahan." Zeno menatap Zelfina tajam. Kembali memperkuat hipnotis.
Tanpa sadar Zelfina mengangguk mengiyakan kalimat Zeno.
Tahun demi tahun berlalu, tapi siapa sangka parenting yang dianut Zeno untuk mendampingi anak-anaknya tumbuh merupakan parenting paling konyol yang pernah ada.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hipnotis Baskara (TAMAT)
RomanceKehidupan yang normal merupakan suatu kalimat yang mustahil terjadi bagi seorang gadis bernama Marsella Leonny. Pada awalnya hidup Marsella terasa sangat aman dan damai hingga akhirnya ia bertemu dengan salah satu idol ternama yang memiliki jutaan p...