19. Felicity
Marsel menatap refleksi dirinya sendiri di cermin. Gadis itu mengerjapkan kedua matanya yang terasa berat karena bulu mata palsu yang merekat disana. Para perias berhasil mempercantik wajah Marcel tanpa membuat kecantikan aslinya terkubur.
"Buka mulutnya sedikit, kak." perias itu berujar.
Marcel menurutinya, gadis itu membuka sedikit mulutnya guna untuk mempermudah sang perias dalam memoleskan gincu berwarna pink mauve yang membuat bibir Marcel terlihat manis bak permen.
"Bulu matanya nggak mau di tambah, kak? menurut saya kurang cetar." ujar Perias.
Marcel menggeleng pelan. "Satu saja udah berat." tolaknya halus.
Sang perias mengerti kemudian beralih memasangkan sebuah mahkota yang sangat cantik pada permukaan kepala Marcel yang telah di tata rapi.
Pagi hari yang cerah. Langit seolah merestui kedua insan itu melaksanakan perjanjian pernikahan dalam sebuah gedung yang dijaga sangat ketat.
Tamu undangan yang hadir tentu tidaklah banyak. Hanya anggota Dreamy Prince lengkap dengan para perempuan nya, Keluarga kecil Samuel, serta menejer dan beberapa staf yang terpercaya.
Musik berganti menjadi musik klasik ketika Marcel dengan iring-iringan berjalan memasuki gedung. Ia tampak begitu menawan dengan balutan gaun putih yang terlihat sederhana namun memberikan kesan anggun yang tak berlebihan. Ditambah bagian leher dan bahunya yang tak tertutupi gaun itu diberikan sapuan khusus hingga membuatnya menjadi berkilauan cantik.
Baskara tak henti-hentinya menyunggingkan senyum, ketika ia melihat sang istri dengan penuh rasa syukur. Tak dapat dipungkiri, Baskara juga terlihat sangat tampan. Rambutnya yang biasanya ditata asal-asalan kini di buat se-apik mungkin tanpa menutupi dahinya. Balutan jas nya juga terlihat sangat pas melekat pada tubuh tingginya.
Setelah mengucapkan janji pernikahan, yang kini keduanya telah sah menyandang status suami istri. Mereka saling berhadapan, Saling mengagumi keindahan satu sama lain, beberapa saat setelahnya nya kedua bibir mereka bertemu. Memadukan cinta yang sebenarnya entah ada atau tidak.
Sorak tepuk tangan memenuhi ruangan meski hanya beberapa orang yang ada disana, mereka ikut bahagia dengan apa yang sudah terjadi. Termasuk Jess dan Samuel.
Satu persatu para tamu pun mengucapkan selamat dan doa yang terbaik untuk mereka.
"Selamat, ya. Cepat-cepat bikin bayi biar Kaiza punya teman." Ruby berujar seraya tersenyum pada keduanya. Ibu muda itu datang bersama Samuel dan bayi di pangkuannya.
Marcel tertawa kecil kemudian beralih menatap Kaiza yang sedang dalam pangkuan ibunya.
"Hai ganteng," ucap Marcel "Kamu makin lucu aja." lanjutnya serasa mencubit pipi Kaiza.
Namun bukannya menangis karena dicubit, Kaiza malah balas tersenyum seolah dapat mengerti apa yang Marcel ucapkan. Hal itu sontak membuat Marcel kembali mencubit pipi Kellan gemas.
"Ih dia senyum!" pekik Marcel senang.
Ruby tertawa. "Kaiza emang suka senyum kalau kamu ajak bicara."
"Marsella," seseorang memanggil.
Marcel menoleh ke sumber suara, terlihat Zelda dengan rambut merah gelapnya datang menghampiri.
"Kamu masih ingat aku, kan?" tanya Zelda.
"Masih dong, kamu teman pertama aku disini. Mana mungkin aku bisa lupain orang yang udah bantu aku."
Zelda tertawa, ia teringat pertemuan pertamanya dengan seorang Marcel. Saat itu Marcel benar-benar seperti anak hilang yang menyasar di kawasan orang dewasa. Namun, lihatlah dirinya sekarang yang jelas-jelas menikahi seorang kriminal yang sempat membuatnya menderita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hipnotis Baskara (TAMAT)
Romance🔞Harap bijak memilih bacaan🔞 Kehidupan yang normal merupakan suatu kalimat yang mustahil terjadi bagi seorang gadis bernama Marsella Leonny. Pada awalnya hidup Marsella terasa sangat aman dan damai hingga akhirnya ia bertemu dengan salah satu idol...