01. Yuukaku

337 20 0
                                    

Setelah menyelesaikan tugas, akan sangat menyenangkan jika bisa mendapatkan sebuah hiburan. Jika ada yang bertanya di mana kita bisa mendapatkan hiburan tersebut, tentu saja distrik Yuukaku adalah jawaban yang tepat.

Di bawah bulan purnama yang bersinar terang, terdapat dua siluman kucing yang tengah berjalan dengan tenang di trotoar yang sunyi. Sesekali terdengar ajakan yang nyaris seperti sebuah permohonan yang di lontarkan dari salah satu diantara mereka.

"Ayolah Kuroo, temani aku minum kali ini saja..." siluman kucing berambut silver itu mengulangi kalimat yang sama untuk kesekian kalinya.

Dia mengibaskan ekor kucing miliknya di udara, tak lupa membiarkan mata kucingnya membesar supaya memberikan kesan imut. Dengan harapan rekannya menyetujui ajakannya kali ini.

Yang di bujuk tak repot-repot menyembunyikan rasa jijik yang ada di matanya. Salah satu cabang ekor kucing miliknya dengan cepat bergerak dan memukul pipi si surai silver dengan cukup kuat.

"Sudah berapa kali kukatakan, tidak!"

Si surai silver mendesis pelan sembari mengusap bagian pipinya yang baru saja di tampar, tolakan mentah-mentah yang baru saja di terimanya membuat dia mendengus kesal dan mengeluarkan decakan pelan.

Alih-alih menyerah, si surai silver yang kerap di panggil Lev malah semakin mendesak lawan bicaranya. Dia sudah bertekad bahwa kali ini dia akan menyeret siluman kucing hitam ini ke distrik Yuukaku!

Lev berhenti menggosok pipinya, dia mempercepat langkahnya hingga akhirnya berhenti tepat di hadapan lawan bicaranya. Menghadangnya agar dia berhenti berjalan.

Siluman kucing hitam itu menghela nafasnya karena Lev yang menghadangnya secara tiba-tiba. "Menyingkir lah, aku ingin pulang dan beristirahat." dia berkata dengan nada jengah di dalamnya.

"Aku akan menyingkir jika kau mau menemaniku minum!" Lev memberikan jawaban tegas yang diiringi seulas senyum polos miliknya.

"Kau sepertinya tak memahami arti kata 'tidak', bukan?" siluman kucing hitam itu membalas sambil menatap Lev dengan jengah.

"Tentu saja aku mengerti, Kuroo!" Lev membantah sambil berdecak pinggang.

Siluman kucing hitam yang di panggil Kuroo itu hanya memutar matanya sebelum akhirnya dia mengambil dua langkah ke kanan dan melewati Lev dengan santai.

Lev secara spontan memutar badannya ketika Kuroo malah mengambil rute mudah untuk melewatinya. "Kau sangat licik, Kuroo! Kau seharusnya tak boleh lewat samping!" protes Lev saat dia mengambil langkah lebar untuk menyusul Kuroo yang sudah berjalan lebih dulu.

Kuroo tak merespon, hanya terus berjalan dengan tenang menyusuri jalanan yang sunyi.

Kurangnya respon dari lawan bicara membuat Lev menggeram kesal sebelum akhirnya berbicara dengan intonasi yang lebih tinggi. "Ikut denganku atau aku akan menguras kolam ikan milikmu!!"

Langkah Kuroo terhenti saat mendengar ancaman yang terlontar dari mulut Lev. Pupil matanya dengan cepat mengerling kearah Lev dengan niat membunuh yang kuat.

"Kau mengancam ku?"

Tiga kata yang di selimuti hawa membunuh itu berhasil membuat Lev bergidik ngeri dan membuat ekornya berhenti berkibas.

"Mana mungkin aku mengancammu, itu hanya peringatan." Lev menyanggahnya dengan tawa kikuk yang terpaksa ia gunakan untuk mencairkan suasana.

Mendengar tawa kikuk yang keluar dari bibir Lev hanya membuat Kuroo semakin menatap tajam dirinya. "Kenapa kau tertawa? Apa yang lucu dari pertanyaanku?"

Tawa Lev seketika lenyap karena pertanyaan Kuroo. Dengan cepat dia mengubah posisinya, menekuk kedua lututnya dan membungkukkan badannya hingga wajahnya berhadapan dengan trotoar.

Kirei Na Oiran • KurokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang