35. Terjualnya Oiran Cantik

114 22 13
                                    

Kenma menyeret kakinya secara paksa untuk menuju ke lantai dasar rumah bordil itu, tanpa bertanya pun Kenma sudah tahu bahwa lantai dasar itu telah di penuhi oleh banyak orang. Baik yang ia kenal mau pun tidak.

Semua yang hadir tentu saja penasaran dan bertanya-tanya, siapa yang mampu membeli Oiran cantik dengan kondisi yang masih 'suci' ini?

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kesucian seorang pelacur adalah penentu harga jual dirinya. Pelacur yang sudah sangat sering menggunakan tubuhnya untuk memuaskan pelanggan akan di beli dengan harga rendah. Sementara pelacur yang masih 'suci' tentu saja akan di beli dengan harga yang tinggi.

Kaki Kenma berhenti melangkah ketika ia menatap deretan anak tangga yang akan membawanya menuju ke lantai dasar, dari posisi ini Kenma dapat mendengar samar suara orang-orang yang menunggu kehadirannya dengan tak sabar.

Meskipun tak menyukai hal ini, Kenma harus tetap mengangkat kepalanya dan membiarkan orang-orang memuja wajah cantik dan tubuh indahnya untuk terakhir kali.

Dengan gerakan yang lambat dan hati-hati Kenma melangkah menuruni tangga. Netra kuning keemasan miliknya menatap lurus ke depan dengan tajam seolah akan menusuk siapapun yang bertatap mata dengannya.

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Seluruh pasang mata yang hadir di rumah bordil Lumariana menatap fokus pada lelaki bertubuh besar yang menggunakan yukata bewarna merah dengan corak abstrak yang jika di lihat sekilas membentuk gambar seekor rubah.

Awalnya, tak ada yang aneh dengan kehadiran lelaki tersebut. Hanya saja semua berubah ketika ia mengatakan dengan lantang pada resepsionis mengenai dirinya yang akan membeli Oiran cantik kebanggaan Lumariana.

Respon pertama yang resepsionis itu berikan tentu saja adalah tatapan tak percaya, dan setelahnya ia segera memanggil pemilik Lumariana. Tak lain dan tak bukan adalah Eito.

Semua yang ada di sana menyaksikan transaksi jual beli yang kedua orang itu lakukan dari awal hingga akhir. Bahkan mereka juga menyaksikan ketika orang itu memberikan sebuah kantung besar yang berisikan tumpukan koin emas.

Eito menerima kantung besar itu kemudian menampilkan senyum ramahnya. "Senang berbisnis denganmu, Kuroo-san."

Yang menjadi lawan bicaranya hanya menampilkan seulas senyum kecil. "Begitu pula denganku." suara serak miliknya menggema di ruangan yang di selimuti dengan keheningan itu. "Jadi, di mana rubah kecil ku?"

Eito mengerlingkan matanya ke arah tangga yang berjarak kurang lebih 9 meter dari tempat mereka berbincang. "Sebentar lagi kau akan melihatnya,"

Selang beberapa saat setelah Eito mengatakan itu, semua yang ada di lantai dasar dapat mendengar suara geta yang cukup nyaring dari arah tangga. Secara spontan atensi mereka segera menuju pada sumber suara.

Mendengar suara geta membuat Kuroo tak dapat menahan seringai. Berbagai macam emosi menyatu di dalam dadanya karena menanti kehadiran Oiran cantik miliknya.

Tak lama setelahnya suara geta itu terhenti bersamaan dengan munculnya sosok siluman rubah berekor sembilan yang baru saja tiba di lantai dasar. Perawakannya yang cantik bahkan nyaris menyentuh kata sempurna membuat siapa pun yang melihat melemparkan tatapan kagum dan juga memuja.

Netra hitam milik siluman kucing itu terpaku menatap sosok mungil yang berdiri dengan jarak 9 meter darinya. Menyaksikan sosoknya untuk pertama kali setelah sekian lama membuat rasa lega dan juga gembira menyapu diri Kuroo.

Kuroo tak dapat menahan diri untuk tidak menyeringai ketika menyaksikan perawakan Kenma yang sangat cantik. Uchikake yang memeluk tubuh Kenma dengan indah, kanzashi yang menghiasi surai dwi warnanya, make-up tipis yang ia gunakan membuat dirinya semakin cantik.

Ekor kucing milik Kuroo bergerak-gerak ketika matanya telah puas mengamati sosok Kenma yang berdiri di sana. Kuroo sangat tidak sabar untuk menghabiskan waktu bersama Kenma. Kucing hitam ini benar-benar sangat ingin mencicipi bibir merah jambu yang tampak sangat lembut dan kenyal itu!

Sementara yang menjadi pusat perhatian masih tetap berdiri di sana. Dia nampaknya belum menyadari kehadiran siluman kucing yang selalu ia anggap sebagai lelaki lancang.

Kenma mengedarkan pandangannya ke sekitar untuk mencari keberadaan Eito. Dan ketika Kenma menolehkan kepalanya ke kanan, pupil matanya seketika mengecil karena menyaksikan perawakan yang sangat ia kenali tengah berdiri di samping Eito sambil memandangnya dengan seringai lebar yang menghiasi wajah itu.

Ketika menyadari mata mereka saling bertemu, Kuroo tak bisa menahan dirinya sendiri untuk tidak mendekat kepada Kenma. Dengan cepat Kuroo mengambil langkah lebar supaya dirinya segera tiba di hadapan Oiran cantik itu.

Menyaksikan lelaki lancang itu mendekat padanya membuat Kenma menyadari bahwa kehadirannya bukanlah ilusi belaka. Namun di saat bersamaan Kenma tidak tahu harus memberikan respon seperti apa.

"Kozume," suara serak itu menggema di telinga Kenma. "Ayo kembali ke rumah kita." seringai lebar tak kunjung menghilang dari wajah tampannya, ia mengatakan kalimat itu dengan lantang tanpa menghiraukan pemikiran orang lain tentang kalimatnya. Sementara satu tangannya terulur pada Kenma, menunggu Oiran cantik itu meraihnya sehingga ia bisa segera membawanya pergi.

Kenma tak juga bereaksi kala itu. Dia hanya diam tanpa mengalihkan matanya dari sosok siluman kucing hitam ini. Kenma rasa ada yang salah dengan dirinya.

Kenapa lelaki ini malah terlihat sangat tampan?!

"Perhatikan perkataanmu, Bakaneko."

Meskipun perkataannya terdengar seperti sebuah 'penolakan', tetapi tangan mungil dan mulus itu bergerak hingga akhirnya terjatuh di atas tangan besar milik Kuroo.

Tindakan ini hanya membuat Kuroo semakin menyeringai dan menggenggam erat tangan mungil milik Oiran cantik ini. "Aku akan memperhatikan perkataanku jika saja kau tak secantik ini." Kuroo mengangkat tangan Kenma yang berada dalam genggamannya kemudian mendekatkan punggung tangan itu pada bibirnya. "Biarkan aku memuja dan mencintaimu selama sisa hidupku, Kitsune-chan." tepat setelah Kuroo menyelesaikan perkataannya, bibirnya yang dingin menempel pada punggung tangan yang mulus milik Kenma.

" tepat setelah Kuroo menyelesaikan perkataannya, bibirnya yang dingin menempel pada punggung tangan yang mulus milik Kenma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kirei Na Oiran • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang