Kedua kelopak mata Kenma perlahan terbuka dan menampilkan manik emasnya yang masih mengantuk dan belum mendapatkan kesadaran penuhnya. Suara pintu utama yang terus menerus di ketuk tanpa henti secara tak sabar membuat Kenma mendesis pelan. Ini adalah suara bising yang mengganggu tidurnya.
Kenma menolehkan kepalanya ke sebelah kanan, sisi kasur yang seharusnya tengah di tempati oleh siluman kucing hitam yang baru membelinya kemarin. Namun sayangnya Kenma tak menemukan keberadaan kucing hitam itu di sana.
Suara pintu yang di ketuk semakin nyaring, kali ini Kenma juga dapat mendengar suara lantang yang memanggil nama sang pemilik rumah.
"Kuroo buka pintunya! Aku tahu kau ada di dalam!"
Itu bukanlah suara yang asing di telinga Kenma, ia pernah mendengar suara itu beberapa kali sebelumnya.
Karena tak ada tanda-tanda Kuroo menyambut tamu, alhasil Kenma bangkit dari posisi tidurnya. Ia meluangkan waktu sejenak untuk merapihkan rambutnya dan membenarkan obi yang melingkari pinggangnya dengan longgar, ia sengaja tak mengikatnya terlalu erat semalam.
Kenma mulai berjalan ke arah pintu utama, setibanya di sana ia segera meraih gagang pintu dan membukanya.
Tepat ketika pintu terbuka lebar, Kenma mendapati Yaku yang berdiri di sana dengan satu tangan yang di letakkan di pinggang. Dahinya sedikit mengkerut dan kakinya tak henti-henti beradu dengan tanah seolah-olah dia tak sabar dan sudah muak menunggu pintu ini terbuka. Namun ketika Yaku melihat yang membuka pintu bukanlah sang pemilik rumah, ekspresi wajahnya seketika berubah menjadi terkejut.
"Kozume, kau berada di sini?" nada terkejut terdengar jelas dalam suaranya. Manik coklat miliknya bergerak ke atas ke bawah seolah-olah ingin memastikan apakah yang ada di hadapannya benar-benar omega yang ia bantu beberapa waktu lalu.
Sudut bibir Kenma sedikit terangkat mendengar nada terkejut dalam suara Yaku. "Ya, aku baru saja tiba tadi malam."
Yaku menganggukkan kepalanya sebagai tanda bahwa ia mengerti. "Oh iya, aku memiliki urusan dengan Kuroo. Apakah dia ada di sini?" Yaku bertanya dengan tenang.
"Aku rasa dia sedang berada di kamar mandi—"
"Aku di sini," perkataan Kenma di sela oleh suara bariton yang berada tepat di belakangnya.
Kemunculan Kuroo yang tiba-tiba membuat Kenma mau pun Yaku mengalihkan atensinya pada siluman kucing yang tampak baru saja selesai membersihkan diri. Ini terbukti dari beberapa tetesan air yang meluncur bebas dari rambutnya, serta handuk kecil yang bertengger di lehernya.
Kuroo memandang Yaku dengan tatapan datar miliknya. Kemudian beralih untuk menatap Kenma yang hanya berjarak beberapa inci di depannya. Siluman rubah itu tengah memberikan atensi penuhnya pada Kuroo.
Menyadari Kenma sedang memperhatikannya membuat tatapan Kuroo berubah jadi lembut dan bergerak untuk menepuk bahu mungilnya, sebagai isyarat bahwa ia boleh meninggalkan dirinya dan juga Yaku.
"Ada perlu apa sehingga kau sampai mencari keberadaan ku?" tanya Kuroo saat ia mengalihkan pandangannya kepada Yaku. "Aku yakin Yasufumi-samamengizinkanku untuk libur hari ini."
Kenma menangkap isyarat yang Kuroo berikan dengan baik, namun sebelum pergi meninggalkan mereka berdua Kenma memandang penampilan Kuroo dari atas kepala dan perlahan turun pada bagian tubuhnya hingga akhirnya terhenti pada bagian yukata Kuroo yang memamerkan begitu banyak dada bidangnya karena obi yang ia kenakan tak menahan yukata itu dengan benar.
Mata Kenma menyipit menyaksikan pemandangan itu. Ada sedikit rasa tak rela dalam dirinya jika pemandangan ini terlihat oleh orang lain.
Kenma akhirnya berbalik untuk meninggalkan mereka berdua, dan ketika ia berjalan melewati Kuroo dengan sengaja satu ekor rubah miliknya menarik bagian belakang obi itu dengan kuat sehingga hampir membuat Kuroo terhuyung ke belakang.
Kuroo mengawasi tindakan Kenma dari ekor matanya sebelum akhirnya seringai geli menghiasi wajah tampannya. Seolah memahami apa yang Kenma maksud Kuroo menyilangkan kedua tangannya di depan dada hingga menutupi sedikit dada bidangnya yang terekspos.
"Aku tahu, hanya saja Otou-samamemintaku untuk memberitahu mu tentang dirinya yang ingin melakukan upacara penyerahan jabatan dalam tiga bulan dari sekarang." Yaku menjawab perkataan Kuroo dengan nada malas dalam suaranya. Siluman kucing dengan surai coklat muda itu tampak enggan untuk berbicara dengan Kuroo yang sedang tergila-gila pada siluman rubah cantik yang menetap di rumahnya.
"Aku akan membantu Yasufumi-samauntuk menyiapkan semua yang di butuhkan," Kuroo menjawabnya dengan santai saat punggung Kenma tak lagi terlihat dari sudut matanya. Kini ia mengalihkan atensi penuhnya pada Yaku. "Tapi bukankah upacara itu terlalu cepat untuk di lakukan?"
Yaku menghela nafas panjang mendengar itu, Yaku tahu bahwa Kuroo nampaknya tak begitu menangkap maksud perkataannya.
"Ini tidak terlalu cepat, lagi pula Otou-samatelah menjabat dalam jangka waktu yang lama. Ia memerlukan waktu untuk menikmati masa tuanya."
Telinga kucingnya bergerak-gerak ketika mendengar hal itu. "Yah itu sangat di sayangkan,"
Yaku mengangkat bahunya mendengar perkataan Kuroo. Dengan ekor yang berkibas di punggungnya, Yaku berkata. "Bagaimana bisa Kozume berada di sini lagi? Ku kira pihak rumah bordil sudah mengambilnya darimu."
Mata Kuroo menyipit ketika Yaku mengangkat topik tentang Kenma. "Aku sudah mengambilnya kembali dari mereka," Kuroo membiarkan lengannya bersandar pada pintu sambil berkata. "Ku harap kau tak memberitahu pihak rumah bordil jika ia berada di sini lagi." nada sarkasme terdengar kental dalam suaranya.
Yaku memandangnya sejenak dan menghela nafas. "Sebaiknya kau mengatakan itu pada Otou-sama, lagi pula menurutku tindakan yang ia lakukan benar. Rubah adalah musuh alami kita." Yaku menggelengkan kepalanya kecil. "Bisa-bisanya kau malah membawa musuh alami kita kemari. Ini adalah lelucon paling lucu abad ini, kau tahu?"
Dahi Kuroo mengkerut ketika mendengar perkataan Yaku, sedikit tak senang dengan fakta yang Yaku lontarkan.
"Sayangnya aku tak termasuk bagian dari 'kita'." balas Kuroo dengan tajam.
Yaku mengernyit mendengar perkataan itu, "Sebaiknya kau merubah cara berpikir mu. Apa yang akan rakyat katakan jika kepala desa selanjutnya menjalin hubungan dengan siluman rubah. Bisa-bisa kau di buru oleh mereka."
"Seolah-olah mereka bisa melakukannya," Kuroo berkata dengan nada remeh dalam suaranya. "Hentikan lelucon tentang kepala desa selanjutnya ini, aku benar-benar tak menginginkan jabatan itu."
Yaku memutar matanya ketika mendengar Kuroo melontarkan kalimat sombong seperti itu. "Otou-samasudah menetapkannya, siapa aku bisa mengubah itu?" Yaku berkata dengan santai lalu ia menatap wajah Kuroo dengan serius.
"Sebaiknya kau membicarakan hal ini dengan Otou-samasebelum hal buruk yang tidak kita inginkan terjadi." tak ada sedikit pun nada mengancam dalam suara Yaku, itu hanya murni rasa khawatir dan juga mengingatkan.
Kuroo berdecih pelan pada dirinya sendiri. "Aku tahu, pastikan saja kau tetap menutup mulutmu sebelum aku sendiri yang mengatakannya."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.