05. Negosiasi

159 22 0
                                    

Setelah Kuroo mengumandangkan pernyataan tersebut, salah satu penjaga menghampirinya. Tanpa berkata apa-apa lagi penjaga itu memeriksa seluruh tubuh Kuroo seolah mengeceknya apakah dia membawa barang yang dapat membahayakan sang Oiran.

Kuroo membiarkan penjaga itu memeriksanya, saat dirinya sedang sibuk di periksa. Penjaga lainnya membuka pintu ruangan Kozume dan memasukinya.

Tak lama, pemeriksaannya selesai. Di susul dengan pintu ruangan tersebut yang terbuka lebar.

"Sebaiknya jangan melakukan hal yang tak terpuji, Tuan." penjaga itu mengingatkan saat dia memberikan jalan untuk Kuroo agar memasuki ruangan.

Kuroo hanya meresponnya dengan senyuman. Lagi pula hal tak terpuji apa yang mereka maksud? Kuroo sama sekali tak mau memahaminya.

Kuroo mulai melangkah masuk ke dalam, dengan wajah tenang miliknya dia mendapati sosok cantik Oiran yang di lihatnya beberapa hari lalu. Oiran itu tengah duduk di atas tatami dengan sebuah bantal berbentuk persegi sebagai alasnya. Netra emas miliknya tak repot-repot memperhatikan Kuroo, hanya terus menatap lurus ke depan.

Perlahan Kuroo duduk di atas bantal yang telah di sediakan. Dia melipat kedua kakinya dan duduk dengan tegak. Mata hitam miliknya memperhatikan Oiran itu lebih teliti.

Sebelumnya, Kuroo hanya dapat melihatnya dari jarak yang lumayan jauh hingga dia tak bisa melihat figur wajahnya dengan detail. Namun kali ini, Kuroo dapat melihatnya.

Dia berbeda seperti Oiran lainnya, di mata Kuroo dia jauh lebih percaya diri. Bagaimana tidak, dia bahkan hanya memakai riasan tipis di wajahnya. Dan Kuroo juga baru menyadari bahwa dia tak merias rambutnya dengan gaya datehyougo, Kozume hanya membiarkan rambut sebahunya itu terurai.

Beda halnya dengan Kuroo yang tengah mengamati lawan bicaranya, Kozume hanya diam sambil menatap langsung ke arah mata Kuroo dengan tatapan datar miliknya.

"Berapa uang yang sanggup kau keluarkan untukku?" suara lembut dan tenang miliknya kembali Kuroo dengar untuk kedua kalinya.

Jauh di dalam lubuk hatinya, Kuroo memuja suara indah milik Oiran ini. Pertanyaan to the point yang di lontarkan oleh Kozume membuat Kuroo sadar bahwa dia adalah orang yang memiliki kesabaran setipis tisu yang di belah menjadi dua.

Dengan tenang Kuroo membiarkan suara bariton miliknya menghiasi ruangan. "Berapa banyak yang kau inginkan?"

Mata Kozume sedikit melebar sejenak sebelum akhirnya dia kembali tenang seperti sedia kala. Meskipun telinga rubahnya membuat gerakan kecil yang lucu saat ini.

"Memangnya apa yang kau inginkan dariku?" Kozume kembali bertanya dengan tenang saat ia mencoba mencoba masuk ke dalam jiwa Kuroo melalui matanya.

Mata Kuroo sedikit menyipit dan ekornya berkibas pelan di belakang punggungnya, sedikit terhibur dengan respon Oiran cantik yang ada di hadapannya.

"Semuanya," Kuroo merespon dengan seringai kecil miliknya. "Termasuk sisa hidupmu."

Kozume tampak terkejut dengan jawaban yang diberikan. Jika saja Kuroo menjawab 'tubuhmu' mungkin Kozume akan langsung memberitahukan harganya.

Tapi... Apa-apaan jawaban aneh yang dia berikan?! Sangat lancang! Belum pernah ada yang mengatakan hal seperti itu padanya!

"Sayang sekali hal seperti itu tidak bisa." Kozume menolaknya mentah-mentah, tak memberikan ruang untuk mendiskusikan 'semuanya' yang Kuroo maksud.

Salah satu alis Kuroo terangkat ketika jawabannya di tolak mentah-mentah oleh lelaki cantik yang ada di hadapannya. "Oh?" dia bergumam pelan pada dirinya sendiri sebelum akhirnya kembali memasang ekspresi tenang andalannya.

"Jadi, apa yang bisa ku lakukan? Apakah kita hanya bisa bersetubuh?" tanya Kuroo.

"Ya, normalnya adalah seperti itu." jawab Kenma dengan santai.

"Kalau begitu, berapa harga agar aku bisa bersetubuh denganmu?" Kuroo bertanya dengan percaya diri saat dia sedikit mencondongkan tubuhnya pada Kozume.

Kozume menyipitkan matanya saat menyaksikan tindakan Kuroo. Salah satu ekor rubahnya perlahan bergerak dan mendorong Kuroo untuk sedikit menjauh darinya.

"3500 koin emas."

Kuroo membiarkan dirinya di dorong oleh ekor sang Oiran. Namun saat dia menyebutkan harga yang diinginkannya. Kuroo tak bisa menahan diri untuk tidak membulatkan matanya, bahkan dia tak merespon apapun untuk beberapa saat.

Kuroo kembali pada posisinya, duduk dengan tegap sambil terus menatap Kozume. Otaknya memikirkan jawaban apa yang seharusnya diberikan saat ini.

"Sangat mahal," Kuroo memberikan komentar dengan tenang setelah dia berpikir. Dan dia menampilkan senyum tipisnya. "Jika sekarang aku tak mampu membayarnya, lho."

"Kalau begitu," Kozume menggerakkan tangan kanannya, menunjuk ke arah pintu kamar miliknya. "Pintu keluarnya ada di sebelah sana."

Pengusiran halus yang Kenma lakukan membuat ruangan itu di landa keheningan.

Kuroo tak kunjung beranjak, dia masih berada di posisinya sambil terus memandang Kenma selama beberapa saat.

Respon yang sama seperti yang dia berikan pada lelaki jelek itu, ya? Batin Kuroo dengan tenang. Apakah di mata Oiran ini wajah Kuroo sama jeleknya dengan lelaki tempo hari? Tidak mungkin! Kuroo 1000x lebih tampan darinya.

"Bagaimana jika aku tak ingin pergi dari sini?"

Kenma berhenti menunjuk kearah pintu sebelum akhirnya dia melemparkan tatapan jijik pada Kuroo. "Ketahui lah posisimu sebelum menanyakan hal itu, Bakeneko sialan."

Tepat setelah Kozume mengatakan hal itu, dua penjaga yang sejak tadi hanya mengawasi mereka perlahan mulai mendekat kearah Kuroo. Mereka tampak sudah siap untuk menyeret paksa Kuroo keluar dari sana.

Mendengar Oiran tersebut memanggil nama rasnya dengan nada menjijikan seperti itu membuat Kuroo menyeringai kecil.

Saat kedua penjaga itu ingin meraih tangan Kuroo, Kuroo sudah bangkit lebih dulu dan menatap Kenma yang senantiasa duduk dengan tenang di atas bantal tersebut.

"Terimakasih karena sudah menunjukkan pintu keluarnya padaku," Kuroo mencondongkan tubuhnya hingga wajahnya menjadi cukup dekat dengan Kenma yang tengah terduduk. "Aku akan kembali lagi nanti, Kitsune."

Kedua penjaga itu dengan sigap menarik lengan Kuroo agar Kuroo menjauh dari Kozume. Namun, dengan satu gerakan mudah, Kuroo melepaskan diri dari cengkraman para penjaga itu dan memutar badannya untuk keluar dari sana.

Sementara Kozume yang menyaksikan tindakan tak sopan Kuroo hanya mendengus kesal dan memutar tubuhnya menatap jendela.

"Merepotkan."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kirei Na Oiran • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang