54. Anak-anak

133 18 8
                                    

Di bawah langit cerah yang di temani oleh matahari yang bersinar terang, memancarkan panas yang menyengat namun tak begitu menyiksa seperti di musim panas. Pada musim ini, matahari memancarkan cahaya lembut dan hangat, warna keemasan miliknya membalut dedaunan yang mulai bewarna jingga dan merah yang perlahan-lahan jatuh ke tanah.

Suara kicauan burung yang melengking lembut dan ceria seolah menjadi pertanda bahwa kehidupan terus berjalan meskipun alam sedang beristirahat.

Sejak Kuroo menjabat sebagai kepala desa Eastern, bangunan sederhana yang selalu ia sebut sebagai 'rumah kita' kini sangat sering menerima pengunjung, baik itu dari dalam maupun luar desa. Hal ini menjadi alasan utama bagi Kuroo untuk merenovasi kediamannya sehingga membuat dirinya dan juga Kenma menjadi lebih nyaman dan tidak begitu terganggu jika ada tamu yang datang berkunjung.

Kuroo menghela nafas karena ia harus terjebak di ruangan khusus yang ia buat untuk menyambut tamu dari luar desa. Ia menghabiskan waktu sekitar 45 menit untuk membahas kerjasama yang akan mereka lakukan. Sejak percakapan ini di mulai, Kuroo merasa gelisah dan ingin mengakhirinya dengan cepat.

Itu lah sebabnya ketika percakapan mereka selesai dan tamu tersebut pergi meninggalkan kediamannya, Kuroo segera menelusuri rumahnya dengan tergesa-gesa. Ia mengambil langkah lebar-lebar untuk menuju ruangan yang saat ini Kenma tempati.

Kuroo membuka pintu yang ada di hadapannya tanpa pikir panjang. Netra hitamnya mengedar untuk menatap sekeliling ruangan tersebut, mencari keberadaan siluman rubah cantiknya. Alih-alih mendapati Kenma, ia malah mendapati Yasufumi yang tengah berbicara dengan seekor siluman kucing kecil.

"Jii-chan apakah Kaa-chan baik-baik saja?" Kuroo dapat mendengar suara cadel dan tidak jelas siluman kucing kecil itu di penuhi dengan nada kekhawatiran.

Yasufumi yang menerima pertanyaan itu menampilkan seulas senyum kecil di wajahnya. "Apakah Taiyo mengkhawatirkan Kaa-chan?" Yasufumi bertanya dengan nada lembut miliknya.

Anak kecil yang ia panggil dengan nama Taiyo itu mengangguk kecil, "Um... Habisnya, Kaa-chan sangat lama berada di ruangan itu." jari mungilnya menunjuk pada sebuah pintu yang tertutup rapat.

Di hadapan pintu itu terdapat seekor siluman rubah kecil yang hanya diam mematung. Ekor rubahnya terus menerus berkibas dengan pelan karena gelisah.

"Taiyo, kau terlalu mengkhawatirkan Kaa-chan. Lagi pula Kaa-chan sudah berkata bahwa ia akan baik-baik saja!!" seekor siluman kucing kecil lainnya mendekat ke arah Taiyo dengan air mata yang sudah menetes dari sudut matanya.

Menyaksikan kehadiran saudaranya membuat Taiyo menoleh dan mengedipkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya menggosok matanya sendiri. "Tapi Kaa-chan sangat lama di dalam sana..." Taiyo menatap saudaranya itu dengan mata berkaca-kaca miliknya. "Yaku-nii juga tak kunjung keluar dari sana! Bukan kah ini artinya Kaa-chan tidak baik-baik saja?"

Tepat setelah Taiyo mengatakan hal itu tiba-tiba saja punggungnya di pukul pelan oleh siluman rubah kecil yang memiliki rambut bewarna hitam. "Kau berlebihan, Taiyo." ucapnya dengan suara cadel miliknya. "Lagi pula Yaku-nii adalah tabib yang hebat! Ia pasti akan membantu Kaa-chan!!"

Taiyo sedikit tersentak ketika siluman rubah kecil dengan surai hitam itu menepuk punggungnya. "Tapi Kaze..."

Kaze menepuk kepala Taiyo beberapa kali dengan lembut. "Kaa-chan akan baik-baik saja! Lagi pula Tou-chan selalu mengatakan bahwa Kaa-chan tidak lah lemah!"

Tawa lembut keluar dari bibir Yasufumi setelah menyimak percakapan yang di lakukan oleh siluman kecil tersebut. Menyaksikan mereka berbicara dengan suara cadel yang masih belum terlalu lancar dan cara mereka menenangkan satu sama lain adalah hal yang menggemaskan.

Kirei Na Oiran • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang