Cairan kental dengan warna merah menyembur di udara hingga akhirnya terjatuh mewarnai salju bewarna putih yang telah menutupi tanah. Bersamaan dengan aroma anyir yang menyeruak, Kuroo segera membersihkan katana miliknya dengan kain yang telah ia siapkan.
Setelah menunggu kurang lebih 2 jam lamanya di dalam gua, akhirnya badai salju berhenti. Hanya saja bumi yang mereka pijak telah tertimbun dengan tumpukan salju yang bewarna putih. Tak lupa dengan suhu yang terasa semakin dingin setiap detiknya.
Karena badai telah berhenti, Kuroo dan Kenma memutuskan untuk melakukan tujuan utama mereka, yaitu berburu rusa. Yah meskipun cukup sulit karena mereka bersembunyi di balik pepohonan besar yang lebat akan dedaunan. Kuroo harus berusaha ekstra untuk menemukan hewan mamalia itu. Berkat usaha Kuroo, saat ini mereka berhasil mendapatkan tiga ekor rusa, dengan satu rusa berukuran besar, sementara dua lainnya berukuran sedang.
Kenma yang sejak tadi hanya memperhatikan Kuroo dari bawah pohon pinus, akhirnya ia membuka suara. "Ini sudah cukup, Bakaneko." ucap Kenma ketika manik emasnya menangkap tiga ekor rusa yang telah terkapar lemas di atas salju dengan tubuh dan kepala yang telah terpisah.
Kuroo yang tengah membersihkan katana miliknya sontak menoleh ke arah Kenma. "Kau yakin ini sudah cukup? Ku pikir kita akan berpesta malam ini."
Kenma menghela nafas ketika mendengar kalimat itu, ugh kenapa siluman kucing ini sangat suka melebih-lebihkan suatu hal. "Ya, dan ini sudah lebih dari cukup," Kenma mengatakannya dengan tegas, lagi pula ia tak memiliki nafsu makan sebesar Kuroo.
Dengan ekor kucing yang bergerak di belakang punggungnya, Kuroo mengangguk dan membungkus kembali katana dengan sarungnya. "Baiklah," Kuroo menggunakan sihirnya untuk membuat tiga ekor rusa itu melayang di belakang tubuhnya, sebelum akhirnya ia melangkah untuk mendekati Kenma. "Kalau begitu, ayo kita pulang."
Kenma mengangguk kecil sebagai respon dan segera memutar tubuhnya untuk kembali pulang ke rumah sederhana milik Kuroo. Kenma mengambil langkah kecil dan hati-hati, sementara Kuroo segera menyesuaikan langkahnya dengan Kenma.
Sambil berjalan beriringan, Kuroo mulai membuka suaranya. "Apakah kau keberatan jika kita mengunjungi kediaman Yasufumi-samabesok?"
Telinga rubah milik Kenma sedikit bergerak-gerak ketika mendengar nama kepala desa Eastern untuk kesekian kalinya. Kenma tidak terkejut akan pertanyaan itu, lagi pula ia ingat dengan jelas bahwa tempo hari Kuroo memang berencana untuk mengajaknya ke kediaman kepala desa untuk membahas mengenai Kuroo yang akan menjadi kepala desa selanjutnya.
"Aku tidak keberatan," jawab Kenma dengan tenang dan manik yang terus menatap lurus ke depan.
Kuroo mengangguk kecil ketika mendengar persetujuan Kenma, ia menggeser tubuhnya lebih dekat dengan Kenma hingga bahu Kenma menyentuh lengan bagian atasnya.
Netra emas milik siluman rubah itu mengerling sejenak untuk memperhatikan bagaimana bahunya menyentuh lengan atas Kuroo. Tapi ia tak mengomentari hal itu dan malah berkata. "Berikan rusa yang besar ini kepadanya besok."
Satu alis Kuroo terangkat ketika mendengar kalimat yang Kenma lontarkan. "Kau yakin?"
"Ya, untuk mengunjungi orang penting sepertinya kita harus membawa sesuatu sebagai buah tangan." kali ini mata Kenma mengerling untuk memandang Kuroo. "Jangan bilang, kau tak pernah melakukan itu?"
Kuroo tertawa mendengar hal itu sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya tanpa ragu. "Aku tak pernah memberikan apapun untuk Yasufumi-sama." Kuroo kemudian menatap jalanan yang mereka susuri. "Selain kepala desa, dia juga sesosok Ayah bagiku." samar, Kenma dapat melihat ada senyum kecil yang sangat tulus terukir di wajah tampan Kuroo.
Mendengar penuturannya membuat Kenma merenung pada dirinya sendiri. Baik Kuroo mau pun dirinya, mereka tak mengenal satu sama lain dengan baik. Kenma meneguk gumpalan saliva yang ada di tenggorokannya, pemikiran ini mulai mengganggunya.
Kenma kembali memandang jalan yang ada di hadapannya sebelum akhirnya ia bersuara setenang mungkin. "Kau harus membawakan beberapa barang untuknya sebagai rasa terimakasih."
Kuroo mengangguk setuju mendengar itu. "Aku akan membawakannya lain kali." Kuroo melirik tiga ekor rusa yang melayang di belakang tubuhnya. "Omong-omong, kau ingin mengolah daging ini seperti apa?"
"Aku akan merebusnya dengan jamur shitake dan beberapa rempah lainnya," dengan sembilan ekor rubah yang berkibas di punggungnya, Kenma berkata. "Oh, kita kekurangan wine."
Atensi Kuroo teralih pada Kenma ketika ia menyebutkan bahwa mereka kekurangan satu bahan untuk mengolah daging rusa tersebut. Kuroo menganggukkan kepalanya, "Kalau begitu kita harus singgah terlebih dahulu untuk membeli wine." jemarinya yang panjang dan dingin perlahan mulai menyentuh dan sesekali mengusap punggung tangan Kenma yang berada disampingnya.
Menyadari apa yang Kuroo inginkan membuat Kenma membiarkan telapak tangannya sedikit terbuka sehingga memberikan banyak celah untuk Kuroo menggenggamnya. "Di mana kita akan singgah?" jemari Kuroo perlahan mulai bertautan dengan jemari Kenma dan memberikan kehangatan satu sama lain di tengah-tengah udara dingin yang menyerang.
"Toko yang menjadi perbatasan antara desa Eastern dan hutan ini." jawab Kuroo sambil tersenyum tipis. "Seharusnya ada satu botol wine di sana."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.