37. Insiden di dalam Kereta

81 15 1
                                    

Jarak antara distrik Yuukaku dan desa Eastern tak begitu jauh, mungkin hanya menempuh waktu sekitar 3-4 jam jika berjalan kaki. Tapi kali ini berbeda, mereka tak kunjung tiba di desa Eastern setelah menempuh 3 jam perjalanan menggunakan kereta.

Hal itu terjadi bukan karena kesalahan semata. Ini semua sudah di rencanakan oleh Kuroo. Ia meminta harimau putih itu untuk melewati jalan memutar sehingga dirinya mendapatkan waktu lebih lama bersama Kenma di dalam kereta.

Tentu saja Kuroo mendapatkan apa yang ia inginkan, ia menghabiskan waktu untuk melakukan perbincangan ringan bersama Kenma. Tak jarang Kuroo melontarkan godaan kecil hanya untuk melihat reaksi lucunya yang nampak jijik dan juga geli terhadap godaan itu dan Kuroo menikmatinya.

Saat ini, Kuroo adalah satu-satunya orang yang masih membuka mata dan terus memperhatikan Kenma yang tengah tertidur pulas di hadapannya sejak tiga puluh menit lalu.

Netra hitam milik Kuroo masih tetap terpaku pada wajah milik Oiran cantik itu. Kenma masih tetap cantik seperti biasanya meskipun ia sedang tertidur pulas, meskipun ia tampak jauh lebih rentan dan memiliki banyak celah untuk 'diserang'.

Bibir merah jambunya yang sedikit terbuka adalah pemandangan indah yang membangkitkan libido miliknya. Kuroo tak bisa membayangkan bagaimana namanya keluar diiringi dengan desahan rendah dari bibir merah jambu itu.

Kuroo meneguk gumpalan saliva yang ada di kerongkongannya dengan susah payah ketika hal kotor itu terlintas di benaknya. Itu pasti terdengar sangat menyenangkan. Kuroo ingin mendengarnya!

Pikiran kotor yang kini bersarang di kepalanya membuat rasa panas dalam dirinya perlahan mulai menyeruak. Ugh, Kuroo rasa ia tak bisa menahan diri lebih lama lagi.

Secara naluriah, Kuroo bangkit dari posisinya dan bergerak untuk duduk tepat di samping Kenma. Ia tak lagi mendengar suara langkah kaki harimau yang menyeret kereta yang ia tumpangi. Saat ini, yang menggema di telinganya adalah suara hatinya yang terus mendesaknya untuk meniduri Kenma.

Kuroo menggeser tubuhnya hingga lengannya bersentuhan dengan lengan Kenma sementara wajahnya berhadapan dengan wajah cantik milik Kenma yang masih tertidur lelap.

Kuroo sangat ingin melihat reaksi Kenma saat ini. Apa yang akan ia lakukan jika Kuroo memandangnya dari jarak sedekat ini? Apakah bibir merah jambu itu akan menghujaninya dengan kalimat sarkas lainnya? Atau mungkin ia malah diam mematung?

Kuroo semakin mengkikis jarak di antara wajahnya dan wajah Kenma hingga ia bisa merasakan nafas hangat milik Kenma yang beraturan di wajah tampannya.

Netra hitam itu menatap bibir merah jambu milik Kenma dengan penuh nafsu dan rasa lapar sebelum akhirnya pandangannya beralih pada kedua mata Kenma yang masih menyembunyikan netra indah miliknya.

Dengan satu gerakan lambat Kuroo membiarkan benda tanpa tulang itu menempel pada pipi Kenma selama seperkian detik dan membiarkan ujung lidahnya menyentuh pipi mulus milik Kenma.

Di sisi lain, sang empu yang tengah tertidur pulas secara otomatis membuka matanya karena merasakan sensasi dingin dan juga benda asing yang menempel di pipinya.

Hal pertama yang Kenma temukan saat ia membuka mata adalah netra hitam milik Kuroo yang menatap matanya dengan tatapan lapar. Sementara bibirnya masih senantiasa menempel di pipi mulus milik Kenma.

Pemandangan aneh dan juga asing ini membuat Kenma segera menggerakkan salah satu ekor rubah miliknya untuk menarik kerah belakang yukata Kuroo sehingga membuat mereka sedikit berjarak.

Tangan kanan miliknya segera menyentuh lokasi wajahnya yang telah di nodai oleh Kuroo. Ia mengusapnya, serta sedikit meremasnya. Sementara salah satu ekor rubah miliknya mulai membungkus lehernya sendiri sebagai bentuk antisipasi.

Kirei Na Oiran • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang