49. Memperkenalkan Pasangan

119 17 1
                                    

Kenma mendapati dirinya tengah berada di salah satu ruangan yang ia duga selalu di gunakan oleh kepala desa untuk menjamu tamu, duduk di atas bantal dengan sebuah kotatsu di hadapannya. Ia telah berada di ruangan ini sekitar 5 menit lalu. Menunggu kedatangan kepala desa Eastern, Nekomata Yasufumi.

Manik emasnya menjelajahi sekeliling ruangan yang saat ini ia pijak, mau tak mau ia menyadari bahwa interior di sini lebih banyak dan tergolong cukup mewah. Yah itu hal yang wajar untuk rumah seorang kepala desa.

"Apakah kau gugup?" Kuroo yang duduk di sebelah kiri Kenma bertanya dengan santai, bahkan siluman kucing itu memainkan satu alisnya seolah-olah sedang menggoda Kenma.

"Kenapa aku harus gugup?" Kenma bertanya dengan tenang, ia ikut mengangkat satu alisnya.

Nada bicara Kenma yang sangat percaya diri membuat Kuroo harus menahan tawanya, "Kau seharusnya sedikit gugup. Lagi pula ini kali pertama kau bertemu dengan Yasufumi-sama." Kuroo sedikit mengangkat bahunya dan menggeser tubuhnya untuk mendekat pada Kenma.

"Kau sangat ingin aku gugup dan membuat kesalahan, huh?" Kenma bertanya dengan malas.

"Mengapa tidak? Lagi pula aku tak pernah melihatmu melakukan kesalahan selama ini," goda Kuroo dengan kekehan kecil. "Ayo lakukan kesalahan kecil di depanku..."

Manik emas milik Kenma merotasi ketika mendengar godaan yang Kuroo lontarkan. "Aku tak berminat untuk melakukan kesalahan sekecil apapun." telinga Kenma bergerak-gerak ketika ia mendengar suara langkah kaki kemari.

Kuroo mengakhiri kegiatan menggodanya dengan menggelengkan kepala kecil sebelum akhirnya ia memutar tubuhnya hingga menghadap ke arah pintu masuk. Menunggu kemunculan Yasufumi dengan sabar. Begitu pula Kenma yang ikut memutar tubuhnya. Jujur saja, Kenma penasaran dengan sosok kepala desa ini.

Suara langkah kaki perlahan menghilang ketika sosok siluman kucing berdiri tepat di ambang pintu. Ia mengenakan yukata bewarna coklat muda yang senada dengan warna matanya. Matanya yang tampak tajam bertemu dengan netra hitam yang tenang milik Kuroo selama beberapa saat sebelum akhirnya Kuroo menundukkan sedikit kepalanya sebagai rasa hormat.

Tindakan kecil yang Kuroo lakukan membuat sang kepala desa tersenyum kecil dan mengangkat tangannya di udara sebagai isyarat bahwa Kuroo bisa mengangkat kepalanya. Tak lama setelahnya, manik coklat muda itu mengerling ke arah Kenma yang berada di sebelah Kuroo. Yang sejak tadi hanya mengamati interaksi mereka dalam diam.

Tidak seperti Kuroo yang menundukkan kepalanya sebagai rasa hormat, Kenma tetap duduk dengan tegap. Bahkan ia tak gentar ketika matanya beradu tatap dengan Yasufumi selama seperkian detik sebelum akhirnya Kenma menampilkan seulas senyum kecil di wajah cantiknya. Yasufumi juga melemparkan sebuah senyum hingga membuat matanya menyipit.

"Tolong maafkan aku karena membuat kalian menunggu," Yasufumi berkata dengan santai ketika dirinya mulai memasuki ruangan itu dan berjalan menuju sisi seberang kotatsu yang memang di persiapkan untuknya. "Jika aku mengingatnya dengan benar, alasanmu berkunjung hari ini adalah untuk memperkenalkan pasanganmu padaku, kan?" Yasufumi langsung memasuki inti pembicaraan mereka. Terlihat jelas ia tak ingin membuang banyak waktu untuk percakapan yang tidak perlu.

Kuroo dan Kenma mengubah posisi mereka seperti sedia kala, menghadap Yasufumi yang saat ini tengah berada di sisi lain kotatsu.

Ekor Kuroo berkibas kecil di belakang punggungnya ketika mendengar pertanyaan langsung dari Yasufumi. Ia memasang ekspresi datar miliknya. "Ya itu benar." Kuroo menggerakkan tangannya kearah Kenma. "Dan orang yang berada di sampingku saat ini adalah pasanganku." Kuroo melontarkannya tanpa ada rasa ragu sedikit pun.

Sementara yang di perkenalkan sedemikian rupa hanya bisa menghela nafas pelan. Yah Kenma tak bisa mengomentari apa yang Kuroo katakan saat ini, lagi pula tanpa Kenma sadari memang seperti itulah kenyataannya.

Ekor kucing milik Yasufumi bergerak-gerak di belakang punggungnya, matanya yang sejak tadi menyipit karena tersenyum perlahan mulai terbuka. Membiarkan netra coklat muda miliknya memandang Kenma dengan teliti tanpa melewatkan satu inci pun.

Ketika Yasufumi memandangnya, mau tak mau Kenma menyadari bahwa fokus sang kepala desa adalah sembilan ekor rubah milik Kenma yang terus berkibas di belakang punggungnya.

"Siluman rubah?" Yasufumi berkata dengan tenang, "Apakah dia siluman yang sama yang mengalami siklus birahinya di kediamanmu, Tetsurou?" tanya Yasufumi tanpa mengalihkan pandangannya.

Kuroo mengangguk tanpa ragu, "Ya, Yasufumi-sama."

Yasufumi mengangguk mengerti mendengar itu. "Namamu adalah Kozume?" tanya Yasufumi seraya memastikan.

Kenma mengangguk kecil. "Itu benar, hanya saja Kozume adalah namaku ketika aku bekerja."

"Saat ini kau sudah tidak bekerja," pandangan Yasufumi beralih pada Kuroo. "Jadi, bisakah aku tahu siapa nama aslimu?"

"Kenma." Kenma menjawabnya tanpa pikir panjang. Ia tidak ragu memberikan nama aslinya pada Yasufumi. Lagi pula benar apa yang Yasufumi katakan, ia sudah tidak lagi menjadi seorang Oiran. Semua orang berhak mengetahui siapa nama aslinya.

"Kenma," Yasufumi mengulang dengan cukup lantang, ia nampak menanamkan baik-baik nama tersebut dalam ingatannya. Sebelum akhirnya senyum tipis terukir di wajahnya. "Kuroo Kenma, itu terdengar tidak cocok, bukan?"

Kenma tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari bahwa Yasufumi tidak menerimanya. Mata Kenma menyipit ketika Yasufumi secara halus menolak dirinya untuk menjadi pasangan Kuroo. Jauh dalam lubuk hatinya ia mengerti mengapa sang kepala desa bersikap sedemikian rupa. Tapi di sisi lain, dirinya tak senang mendengar hal itu.

"Di telingaku itu terdengar sangat cocok," Kuroo masuk ke dalam percakapan mereka secara tiba-tiba. Ia membantah perkataan Yasufumi tanpa rasa takut. Netra hitam miliknya memandang Yasufumi dengan datar. "Kuroo Kenma, nama keluargaku sangat cocok di sandingkan di depan namanya yang indah."

Senyum Yasufumi memudar ketika mendengar Kuroo membantah perkataannya. Sang kepala desa membalas tatapan datar Kuroo dengan tatapan tenang dan lembut miliknya.

"Sayang sekali pemikiran kita berbeda," Yasufumi membalas dengan mata yang tak pernah lepas dari Kuroo. "Omong-omong Tetsurou, aku masih belum berubah pikiran."

"Aku tidak akan menyetujui hubunganmu dengan siluman rubah ini." nada tenang dalam suara Yasufumi lenyap ketika ia melontarkan kalimat tersebut. Nada tenang miliknya tergantikan dengan nada ketidaksetujuan yang kental dan mengintimidasi sehingga membuat atmosfer di dalam ruang tersebut menjadi terasa berat.

Perubahan nada bicara Yasufumi membuat Kuroo menyipitkan mata sebelum akhirnya ia membalas dengan nada dingin yang sama. "Dan sama seperti sebelumnya. Aku tak membutuhkan izinmu dalam hal ini, Yasufumi-sama."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kirei Na Oiran • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang