27. Kembali Seperti Sedia Kala

121 13 2
                                    

Kenma mendapati dirinya duduk di dalam sebuah kereta mewah yang di tarik oleh satu siluman kuda bernama Hylos. Sepanjang perjalanan meninggalkan desa Eastern, Kenma hanya duduk manis menghadap ke arah Eito yang duduk di hadapannya, sesekali matanya juga melirik keluar jendela hanya untuk melihat apakah mereka telah meninggalkan desa Eastern. 

Mau tak mau Oiran cantik itu merasakan atmosfer berat dan tegang yang ada di sekitarnya. Bahkan Kenma juga dapat merasakan suasana hati Eito yang buruk hanya dari ekspresi dan juga bahasa tubuhnya.

Huh... Kenma yakin ini akan menjadi pembicaraan yang panjang dan rinci.

"Kau tak berniat menjelaskan apapun?" tiba-tiba saja suara tenang milik Eito memecah keheningan yang ada di dalam kereta kuda itu.

Kenma yang sejak tadi memandang keluar jendela kini menolehkan kepalanya, menatap Eito yang duduk di hadapannya dengan tatapan datar yang ia miliki.

"Penjelasanku akan sia-sia, lagi pula aku yakin kau sudah mengetahui segalanya."

Kenma cukup mengenal siluman Harpy yang ada di hadapannya ini, lagi pula secara kasar Eito adalah 'tuan' Kenma. Kenma tahu betul bahwa Eito adalah tipe orang yang akan bertindak jika dia sudah menemukan segudang informasi.

Eito menyilangkan kedua tangannya di depan dada, matanya tak pernah lepas dari Kenma kala itu. "Aku tak mengetahui segalanya kali ini," Eito sedikit memiringkan kepalanya. "Dan itu adalah kau yang menjual dirimu pada siluman kucing hitam itu."

Kalimat terakhir yang Eito lontarkan hampir membuat Kenma lengah. Sudut mata Kenma sedikit berkedut, namun ia tak membiarkan Eito membaca sedikit pun emosinya dari ekspresi dan juga bahasa tubuhnya.

Butuh waktu beberapa saat bagi Kenma sebelum akhirnya dia kembali membuka suara. "Terjadi beberapa hal hingga membuatku terpaksa menjual diriku padanya." Kenma mulai menjelaskan dirinya sendiri dengan jujur.

"Dan ku kira rumah bordil Lumariana telah menjadi abu, itu membuatku berpikir bahwa aku tak memiliki tempat untuk kembali." Kenma sangat enggan mengakui bahwa kalimat yang ia lontarkan saat ini adalah kalimat yang Kuroo lontarkan padanya.

"Meskipun rumah bordil Lumariana telah menjadi abu, kau masih bisa menghubungiku." Eito meresponnya dengan cepat seolah dia tak setuju dengan tindakan yang Kenma ambil. "Aku yakin kau akan melakukan itu." jemari Eito mulai mengetuk lengannya sendiri. "Jika saja orang itu tak membelimu dengan jumlah uang yang kita sepakati, kan?"

Kesalahan besar jika kita mengatakan apa yang Eito lontarkan adalah sebuah tuduhan belaka, karena memang itulah kenyataannya.

Alasan mengapa Kenma setuju melakukan transaksi ini dengan Kuroo adalah karena dirinya berencana memberikan semua uang itu pada Eito hingga akhirnya dirinya bisa terlepas dari rantai yang selama ini mengikat lehernya.

"Tidak seperti itu," Kenma berkata dengan hati-hati, bahkan dia harus mengingatkan dirinya sendiri supaya memilih setiap kata yang akan ia ucapkan dengan benar. "Aku hanya tak bisa menolak tawaran yang ia berikan."

Mata Eito merotasi sebelum akhirnya sebuah kalimat yang di penuhi dengan sarkasme terlontar dari mulutnya. "Tentu saja kau tak bisa menolak tawaran menggiurkan seperti itu. Lagi pula kau memang ingin segera mengakhiri kesepakatan kita."

Kenma hanya mengunci mulutnya rapat-rapat, siluman rubah berekor sembilan itu memandang Eito dengan lekat sebelum akhirnya beralih untuk kembali menatap keluar jendela.

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Rumah sederhana milik Kuroo kembali terasa sunyi seolah tak ada satu makhluk hidup pun yang menetap di sana. Kuroo benar-benar tak menduga bahwa kepergian Oiran cantik itu bisa membuat dirinya begitu terpukul sekaligus terpuruk.

Tiga jam sudah berlalu sejak kepergian Kenma namun Kuroo masih senantiasa duduk dengan punggung yang menempel pada sofa sementara kepalanya mengadah ke atas untuk memperhatikan langit-langit rumahnya.

Kuroo tak berkutik, bahkan seluruh energi yang ia miliki rasanya terkuras habis berkat kepergian Oiran itu. Suasana hatinya menjadi memburuk sehingga membuatnya tak ingin melakukan apapun selain meratapi kepergian Kenma.

Berbagai pertanyaan dengan berbagai kemungkinan jawaban berkecamuk di benaknya. Dan satu hal pasti yang ia ketahui adalah, Yasufumi terlibat dalam hal ini.

Tak perlu di ragukan apa lagi di tanyakan terlebih dahulu, Kuroo 100% yakin bahwa Yasufumi lah yang membocorkan informasi pada sepasang siluman Harpy itu mengenai lokasi keberadaan Kenma.

Kuroo sangat menyadari bahwa Eito menyelipkan nama Yasufumi dalam kalimat terakhirnya dengan sengaja. Kuroo menduga, Eito melakukan hal ini untuk mengadu domba dirinya dengan Yasufumi.

Kuroo harus menghela nafas untuk kesekian kalinya hari ini, diam tanpa melakukan apapun hanya membuat dirinya semakin tak bisa melupakan kepergian Kenma.

Kuroo harus mencari jalan keluar dari semua ini. Dia harus mendapatkan Oiran cantik itu kembali. Oiran cantik itu harus berada di dalam sarangnya, genggaman tangannya. Tak ada satu orang pun yang berhak menjauhkan Oiran cantik itu dari Kuroo.

Huft... Jujur saja, Kuroo menyesal. Kenapa dia harus menahan diri untuk tidak mencakar kedua siluman Harpy itu? Harusnya Kuroo cakar saja wajah mereka satu persatu. Kuroo bersumpah! Lain kali ia takkan menahan diri seperti itu.

Karena rasa frustasi dan juga kesal semakin menghantuinya, Kuroo segera bangkit dan menatap lurus ke depan.

"Jika aku mengingatnya dengan benar, hutang ku pada Kenma masih tersisa sekitar 8.000.000 koin emas." dengan manik hitam yang memancarkan kelesuan Kuroo akhirnya bangkit dari duduknya dan berkata pada dirinya sendiri. "Lebih baik aku bekerja lebih keras supaya bisa membayar hutang itu dengan cepat dan membuat Kenma kembali padaku."

Kuroo mencoba mendorong dirinya sendiri yang kekurangan motivasi untuk bekerja dan melunasi hutangnya. Jujur saja, keberadaan Kenma di kediamannya adalah motivasi terbesar bagi Kuroo supaya bekerja keras dan berusaha kembali ke rumah dengan cepat.

Dengan enggan Kuroo melangkahkan kakinya untuk menuju ke kamar tidur miliknya, dia harus segera bersiap-siap dan pergi bekerja supaya Kenma bisa kembali menetap di kediamannya.

Dengan enggan Kuroo melangkahkan kakinya untuk menuju ke kamar tidur miliknya, dia harus segera bersiap-siap dan pergi bekerja supaya Kenma bisa kembali menetap di kediamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kirei Na Oiran • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang