Bulan sabit yang bersinar terang adalah sebuah tanda bahwa malam telah tiba dan sudah seharusnya semua makhluk hidup yang ada di bumi kembali ke tempat tinggal masing-masing dan beristirahat.
Tetapi, hal itu tak berlaku di distrik Yuukaku yang masih tetap ramai di datangi oleh banyak orang asing dari seluruh penjuru. Layaknya tak kenal lelah dan tak memahami kata 'istirahat' atau 'tutup' seluruh tempat hiburan yang berdiri di distrik kesenangan itu masih membuka pintu mereka lebar-lebar. Menunggu sekaligus menyambut para pelanggan yang akan menghamburkan uang mereka di sana.
Rumah bordil Lumariana tak termasuk kedalam pengecualian.
Suara pintu yang baru saja dirinya tutup terdengar jelas di telinga Kenma. Oiran cantik yang menjadi aset utama rumah bordil itu baru bisa beristirahat setelah melayani pelanggannya selama seharian penuh.
Dengan langkah kecil Kenma membiarkan kakinya berjalan menuju ke sudut kamarnya, lokasi di mana meja riasnya berada. Setibanya di sana, Kenma menekuk kedua kakinya secara perlahan dan duduk bersimpuh sambil menghadap ke arah cermin yang ada di hadapannya.
Kala itu, netra emas milik Kenma menangkap sebuah vas bunga yang berisikan bunga bleeding heart yang sengaja ia letakkan di sana. Berbicara soal bleeding heart, Kenma selalu mendapatkan bunga itu selama beberapa minggu terakhir. Sama seperti sebelumnya, bunga ini di kirim melalui jasa pengantar surat tanpa memberitahukan siapa yang mengirimkannya. Sosok pengirim itu sangat rutin mengirimkan sebatang bunga bleeding heart tanpa melewatkan satu hari pun.
Tangan kanan Kenma bergerak untuk mengusap bunga tersebut dengan lembut sembari bergumam pada dirinya sendiri. "Aku belum menerima bunga bleeding heart hari ini." karena orang asing itu mengirimnya setiap hari, ini membuat Kenma menjadi merasa bahwa menerima bunga bleeding heart adalah rutinitas yang tidak boleh terlewati.
Meskipun Kenma merasa aneh karena belum menerima bunga tersebut hari ini, Kenma tak ingin terlalu memikirkannya. Lagi pula Kenma yakin, sebentar lagi salah satu Kamuro kesayangannya akan datang untuk memberikan sebatang bunga bleeding heart dengan senyum lebar di wajahnya.
Pemikiran itu membuat Kenma menarik tangannya dari bunga yang indah itu. Kali ini tangannya bergerak ke belakang kepalanya dan melepaskan kanzashi yang terpasang rapih di sana. Tepat setelah kanzashi itu terlepas, rambut sebahu yang sejak tadi Kenma gulung kini tergerai dan sedikit tak beraturan.
Kenma meletakkan kanzashi itu di atas meja riasnya. Dengan gerakan yang hati-hati dan telaten, Kenma menggerakkan tangannya untuk menyisir rambutnya yang berantakan.
Hari ini cukup melelahkan karena Kenma harus menemani dua pelanggannya untuk minum, ia rasa membersihkan diri setelah itu pergi tidur adalah hal yang menyenangkan dan dapat mengusir rasa lelahnya.
Ketika Kenma sedang asyik memikirkan hal itu, terdengar pintu kamarnya yang di ketuk dengan pelan sebanyak 3 kali. Dari cara orang itu mengetuk pintu, Kenma yakin itu adalah salah satu Kamuro kesayangannya.
"Pintunya tidak di kunci." Kenma mengatakannya dengan suara yang keras supaya dapat terdengar hingga keluar kamarnya.
Tepat setelah Kenma mengatakan hal itu, pintu kamar miliknya segera terbuka. Kala itu terlihat siluman rakun kecil yang tengah memegang satu tangkai bunga bleeding heart dengan kedua tangannya. Oh, dugaan Kenma ternyata benar.
"Kozume-nii menerima bunga indah ini lagi loh!" suara yang di penuhi intonasi gembira itu menggema di dalam kamar Kenma. Dan tepat setelah Sora mengumandangkan hal itu, dia segera mengambil langkah lebar-lebar untuk mendekat pada Kenma yang ada di sudut ruangan.
Secara naluriah kepala Kenma menoleh ketika mendengar suara gembira itu. Dengan senyum kecil yang menghiasi wajahnya, Oiran cantik itu mengangguk kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirei Na Oiran • Kuroken[✔]
FanfictionJika ada kata selain cantik untuk menggambarkan Kenma, maka itu adalah sempurna.