Ini adalah zaman di mana manusia murni adalah hal yang langka sementara manusia setengah binatang adalah hal yang wajar. Perubahan signifikan ini di sebabkan karena sebuah energi yang saat ini di sebut dengan sihir memaksa masuk ke dalam lapisan terluar bumi hingga akhirnya berbaur dengan alam.
Sebagian besar manusia di abad itu tak mampu beradaptasi dengan energi yang baru saja berbaur dengan alam sehingga mereka terpaksa harus kembali kepada sang pencipta.
Banyaknya manusia yang berpulang membuat bumi menjadi kosong. Hingga akhirnya Tuhan memerintahkan beberapa roh binatang untuk menempati bumi.
Namun siapa sangka, mereka malah menjalin hubungan dengan manusia hingga beranak pinak. Hasil hubungan antara roh binatang dan manusia adalah manusia setengah hewan, atau biasa di sebut siluman.
Kuroo menyusuri jalanan distrik Yuukaku dengan langkah lebar yang terburu-buru, sangat bertolak belakang dengan ekspresi netral yang terlukis di wajahnya. Netra hitam miliknya menatap papan nama yang terpasang di bangunan yang ada di sekelilingnya. Hingga akhirnya sebuah papan nama yang bertuliskan Lumariana berhasil menarik perhatiannya.
Dengan cepat Kuroo berhenti melangkah ketika memperhatikan nama rumah bordil yang ada di hadapannya. Dengan tenang dia mengamati rumah bordil besar yang di penuhi dengan dekorasi mewah dan mahal. Tak mengherankan jika Oiran tersebut tinggal di rumah bordil ini.
Ekor kucing miliknya bergerak-gerak di belakang punggungnya, matanya sedikit menyipit ketika ia memikirkan apa yang sebaiknya dirinya lakukan. Kuroo bahkan tak tahu kenapa dia berdiri di sini, dia tak tahu kenapa dia mencari rumah bordil ini dengan tergesa-gesa seolah-olah dia akan melewatkan sesuatu jika ia tak segera tiba di sini. Padahal nyatanya tak seperti itu.
Setelah puas berpikir dan hanya berdiri diam di sana, akhirnya Kuroo memutuskan satu hal.
Masuk dan lihat Oiran itu. Itu adalah keputusan bulat yang sudah ia ambil. Tak lebih dan tak kurang. Hanya masuk dan melihat sosok Oiran bernama Kozume.
Perlahan Kuroo menggerakkan kaki jenjangnya dengan lambat menuju pintu masuk rumah bordil tersebut, satu tangannya bergerak untuk menggeser pintu yang menghalangi rumah bordil itu dengan dunia luar. Tepat ketika pintu terbuka, tanpa pikir panjang Kuroo segera melangkah masuk.
Semoga saja tak ada yang menyewa Oiran itu.
~
Kuroo segera mengedarkan mata kucingnya ke sekeliling, matanya mengamati dengan teliti, memperhatikan sosok manusia hewan yang ada di sekitarnya satu persatu untuk mencari Kozume. Namun sayangnya ia tak bisa menemukan Kozume di mana pun.
Decakan pelan keluar dari bibirnya, merasa kesal sekaligus kecewa karena tak bisa melihat Oiran cantik itu sekali lagi. Nampaknya keberuntungan sedang tak berpihak padanya.
"Hanya buang-buang waktu, sebaiknya aku pergi dari sini." Kuroo bergumam pada dirinya sendiri ketika dia memutar tubuhnya dan berniat untuk kembali mendekat ke arah pintu.
Namun belum sempat ia melangkah, percakapan salah seorang pengunjung berhasil menginterupsinya.
"Itu bukan hanya omong kosong, ada seorang lelaki yang mencoba untuk menyewa Kozume."
Telinga kucing miliknya sedikit bergerak-gerak mendengar hal itu, tubuhnya spontan mendekat pada gerombolan siluman yang baru saja memasuki rumah bordil Lumariana.
"Uwa, lelaki itu pasti sangat kaya. Jadi apakah Kozume menerimanya?"
Kuroo memasang ekspresi tenangnya dan dia tak bisa menahan diri untuk tak berdecak ketika tanpa sadar dirinya telah bergabung ke dalam segerombolan lelaki itu.
"Kau pikir apa tujuanku kemari? Negosiasi mereka sedang berlangsung di lantai dua!"
Dahi Kuroo mengkerut saat mendengar itu, "Negosiasi, ya?" gumamnya saat dirinya mengambil langkah cepat melewati gerombolan yang sejak tadi ia ikuti.
Kuroo menaiki anak tangga dengan cepat hingga membuat suara langkah kakinya menjadi semakin jelas. Pikiran bahwa ada yang ingin menyewa Oiran itu membuat sesuatu di dalam diri Kuroo tak bisa menerimanya.
Setibanya di lantai dua, matanya segera di sambut oleh banyaknya pelacur kelas rendah yang tengah duduk manis di dalam harimise. Beberapa dari mereka tengah berbincang dengan calon pelanggan yang berdiri di sisi luar harimise tersebut. Sementara yang lainnya berusaha untuk menarik perhatian para 'pengunjung' yang tengah berada di lantai itu. Tentu saja, Kuroo tak luput dari godaan mereka.
Kuroo mengabaikan pelacur rendahan yang terus berusaha menggodanya dari balik harimise. Dia hanya terus melangkah menyusuri lorong itu untuk mencari ruangan yang tengah menampung Kozume di dalamnya.
Dan akhirnya Kuroo menemukan ruangan itu.
Itu adalah ruangan yang terletak di ujung lantai dua, ruangan besar dengan interior indah dan mewah terdapat di dalamnya. Pintunya yang terbuka namun di jaga oleh dua orang pria bertubuh besar membuat para pengunjung lain termasuk Kuroo tak memungkinkan untuk masuk ke dalam.
Kuroo berhasil menyelinap di antara kerumunan manusia dengan mudah hingga kini ia berada di paling depan, berhadapan langsung dengan dua pria kekar yang ada di hadapannya.
Helaan nafas terdengar saat Kuroo mencoba menenangkan dirinya, dia memasang ekspresi senetral mungkin saat memperhatikan Oiran cantik itu tengah berhadapan dengan lelaki jelek. Setidaknya itulah yang Kuroo lihat. Lelaki jelek itu mempunyai nyali yang cukup besar untuk menyewa Kozume.
"Yah Kozume seperti yang kukatakan sebelumnya, aku sangat tertarik untuk menidurimu."
Mata Kuroo menyipit mendengar kalimat blak-blakan yang terlontar dari mulut lelaki jelek itu.
Dapat Kuroo lihat, Oiran cantik itu memperhatikan lelaki yang duduk di hadapannya. Mata emasnya tampak sangat tenang dan tak menampilkan emosi apapun.
"Berapa uang yang sanggup kau keluarkan untukku?"
Kuroo berhenti menyipitkan matanya saat ia mendengar suara tenang nan lembut itu memenuhi pikirannya. Suara yang sangat merdu dan mempesona, sangat cocok dengan penampilan cantik yang ia miliki.
Lelaki jelek itu memasang senyum menjijikannya saat dia mulai berkata, "200 koin emas!"
200? Lelaki itu sedang bercanda, kan?
Kuroo memang tak pernah menyewa Oiran, apalagi dengan penampilan secantik Kozume. Hanya saja dia tahu, 200 koin emas adalah harga yang tergolong cukup rendah untuk menyewa seorang Oiran.
Tangan kanan Oiran cantik itu bergerak menujuk ke arah pintu, tempat di mana Kuroo berdiri saat ini.
"Pintu keluarnya ada di sebelah sana." ucap Kozume dengan senyum tipis miliknya
Telinga Kuroo meninggi ketika mendengar pengusiran yang di lakukan secara halus oleh Oiran cantik itu. Mau tak mau seringai kecil muncul di wajah siluman kucing hitam itu ketika dia membalikkan tubuhnya untuk keluar dari gerombolan manusia itu.
Yah, sebuah rencana menyenangkan mulai terlintas di benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirei Na Oiran • Kuroken[✔]
FanfictionJika ada kata selain cantik untuk menggambarkan Kenma, maka itu adalah sempurna.