Kenma bersumpah itu adalah sex pertama dan terakhir dalam hidupnya yang ia lakukan di kereta. Jika saja Kenma mengetahui bahwa bercinta di dalam kereta yang berjalan akan membuat sekujur tubuhnya sakit, ia akan menolak Kuroo dengan tegas.
Salah satu ekor rubah miliknya bergerak untuk mengusap punggungnya yang terasa perih, Kenma menduga ada goresan kecil di punggung mulusnya berkat Kuroo yang mengubah posisi Kenma tanpa aba-aba.
Kuroo yang baru saja selesai menurunkan dua buah peti penyimpanan berukuran sedang dari dalam kereta segera menghampiri Kenma yang tengah berdiri di halaman rumah mereka sambil menghela nafas berkali-kali.
"Merasa tidak nyaman?" Kuroo bertanya ketika ia berdiri tepat di samping Kenma sambil memegang dua buah peti penyimpanan di tangannya.
Manik emas milik Kenma mengerling untuk menatap sosok Kuroo yang tengah bertanya dengan senyum puas yang menghiasi wajah tampannya. Ugh, bagaimana bisa dia menanyakan pertanyaan itu tanpa berusaha membuat sedikit pun raut khawatir di wajahnya? Sangat menyebalkan! Kenma sangat yakin bahwa suasana hati Kuroo menjadi lebih baik, bahkan sangat sangat baik dari pada sebelumnya.
Ekor rubah itu berhenti mengusap punggung sang empu kemudian Kenma segera berdiri dengan tegap. "Jangan khawatirkan aku, cepat buka saja pintu rumah ini." jawab Kenma dengan datar.
Telinga kucing Kuroo bergerak-gerak ketika mendengar respon Kenma yang kembali seperti sediakala. Namun ia tak mengomentari hal itu dan malah melangkah untuk mendekat pada pintu rumahnya.
"Sepertinya kau begitu merindukan rumah kita, huh?" Kuroo bertanya dengan nada main-main dalam suaranya.
Ekor kucing miliknya mulai memasukkan kunci rumah dan segera mendorong gagang pintu hingga membuat pintu tersebut terbuka lebar.
Netra emas milik Kenma merotasi ketika mendengar pertanyaan yang Kuroo lontarkan. "Aku tak memiliki alasan untuk merindukan rumah ini." balas Kenma kemudian melangkah masuk ke dalam rumah tersebut lebih dulu.
Kuroo menatap punggung yang lebih mungil itu dengan tatapan geli sebelum akhirnya ia mulai melangkah juga memasuki rumah sederhana miliknya.
Kenma memandang sekeliling ruang tamu yang baru saja ia pijak dengan teliti. Tak ada yang berubah sejak ia menginjakkan kakinya terakhir kali di sini. Kenma menghirup aroma di sekelilingnya, aroma menenangkan yang hanya bisa Kenma hirup di rumah sederhana ini.
"Aku akan membersihkan diriku lebih dulu." Kenma mengatakannya dengan tenang sambil menoleh ke arah Kuroo.
Kuroo tak keberatan dengan Kenma yang berencana menggunakan kamar mandi lebih dulu. Kucing hitam itu mengangguk kecil dan malah berkata. "Apakah kau masih ingat di mana kamar mandi berada?"
Dahi Kenma mengkerut ketika Kuroo mengeluarkan pertanyaan yang ia anggap sebagai sebuah sarkasme. "Terimakasih atas kekhawatirannya, tapi aku masih mengingat setiap sudut rumah ini dengan baik." Kenma berucap diiringi dengan salah satu ekor rubahnya yang memukul ekor kucing milik Kuroo.
Tanpa menunggu balasan sang pemilik rumah, Kenma segera melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar mandi. Kenma rasa ia harus membiasakan dirinya lagi terhadap seluruh tindakan Kuroo yang menyebalkan.
"Panggil aku jika kau membutuhkan sesuatu!" Kuroo berkata dengan lantang supaya Kenma dapat mendengarnya.
Meskipun Kenma tak menjawabnya dengan perkataan atau pun tindakan, sudut bibir Kuroo sedikit terangkat berkat Kenma yang kembali ke rumah ini. Jauh di dalam lubuk hatinya ia sangat senang sekaligus bersemangat tentang hal ini.
Lagi pula Kuroo sangat merindukan kehadiran Oiran cantik itu di setiap harinya yang sunyi.
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
Helaan nafas yang lembut keluar dari bibir Kenma setelah menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit untuk membersihkan diri. Suasana hatinya menjadi jauh lebih baik begitu pula tubuhnya. Kenma juga menyempatkan diri untuk menyembuhkan punggungnya yang tergores dengan sihir miliknya. Jujur saja luka kecil itu sedikit mengganggunya beraktivitas.
Dengan rambut yang masih setengah basah Kenma mulai berjalan untuk mengelilingi rumah ini terlebih dahulu sebelum akhirnya masuk ke kamar tidur.
Rumah sederhana ini tak banyak mengalami perubahan, bahkan tata letak interiornya tak bergeser satu inci pun. Tapi, ada perubahan mencolok yang menarik perhatian Kenma yang terjadi di dalam rumah sederhana yang saat ini ia pijak.
Jauh di dalam hatinya Kenma sedikit terkejut karena Kuroo benar-benar mengisi penuh dapurnya dengan bebagai macam peralatan memasak. Tak hanya itu, Kenma juga dapat melihat deretan rempah-rempah yang tersusun rapih di sebuah rak berukuran sedang yang ada di sana. Dan di sudut dapur terdapat sebuah meja makan dengan dua kursi yang seolah-olah memang sengaja di siapkan hanya untuk menampung dirinya dan juga Kuroo.
Ekor rubah miliknya mulai berkibas pelan ketika menyadari perubahan signifikan ini. Dadanya terasa hangat dan rasa senang memenuhi dirinya. Mau tak mau Kenma menyadari seberapa keras usaha Kuroo untuk membuat Kenma merasa nyaman di rumah itu.
Dia bahkan mendengarkan perkataan asal yang Kenma lontarkan mengenai membuat sebuah ruangan yang layak di sebut dengan dapur.
Dengan senyum tipis yang menghiasi wajah cantiknya, Kenma segera memutar tubuh untuk menuju ke kamar tidur. Ia mengambil langkah lebar-lebar supaya dirinya cepat tiba di sana.
Tanpa mengetuk terlebih dahulu, Kenma membuka pintu secara perlahan dan ketika pintu itu terbuka lebar sekali lagi dirinya di buat terkejut karena kamar tidur ini benar-benar menjadi sebuah ruangan yang berbeda.
"Sudah selesai membersihkan dirimu?" Kuroo menolehkan kepalanya ketika ia tengah menyusun pakaian Kenma ke dalam sebuah lemari baru dengan ukuran lebih besar yang ada di ruangan itu.
Kenma mengedipkan matanya beberapa kali kemudian mengangguk. "Ya, aku sudah selesai." Kenma berdehem kecil untuk mendapatkan ketenangannya kembali.
Dengan kedua tangan yang menyilang di depan dada Kenma mulai memasuki ruangan itu. Matanya masih terus mengamati sekeliling ruangan yang di penuhi dengan berbagai interior baru.
Dan yang paling mencolok adalah kasur berukuran besar yang mampu menampung dua orang dewasa. Hal ini membuat Kenma mengernyit kemudian memandang Kuroo.
"Ada banyak benda asing di rumah ini." ucap Kenma, mengacu pada kasur itu.
Kuroo tertawa kecil mendengar perkataan Kenma dan ia mengangguk setuju. "Ya, aku rasa aku membutuhkan semua benda asing ini." Kuroo menatap kasur baru miliknya yang berada tepat di samping Kenma. "Terutama benda ini." Kuroo berkata dengan mata yang berbinar nakal.
Dari tatapan itu Kenma sudah mengetahui bahwa Kuroo berencana melakukan sesuatu di kasur itu.
Kenma melemparkan tatapan jijik yang ia miliki. "Kau dan pikiran cabulmu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.