43. Menyampaikan Pesan

87 17 4
                                    

Cuaca hari ini jauh lebih baik dari pada hari-hari sebelumnya. Hanya saja udara dingin yang menyelimuti desa Eastern tak kunjung menghilang. Di tambah matahari yang terus menerus bersembunyi di balik awan tebal membuat bumi menjadi gelap padahal hari masih sangat siang.

Jendela kamar yang beberapa hari belakangan ini terus tertutup kini Kenma biarkan terbuka lebar. Siluman rubah itu menghirup udara baru yang berhembus masuk ke dalam rumah yang ia huni.

Ketika Kenma menyentuh kusen jendela, ia dapat merasakan sensasi dingin yang perlahan menjalar dari telapak tangannya. "Ku rasa salju akan segera turun." Kenma berucap sambil mendongakkan kepalanya untuk mengamati langit mendung.

Ketika netra emasnya tengah asyik memandang langit yang mendung itu, samar-samar ia mendengar ada yang mengetuk pintu utama kediaman Kuroo.

Telinga rubah milik Kenma bergerak-gerak ketika mendengar suara ketukan pintu yang tidak seperti sebelum-sebelumnya, ketika Lev dan Yaku mengetuk pintu. Hal ini membuat Kenma memutar tubuhnya dan mulai melangkahkan kakinya untuk menuju pintu utama.

Saat tiba di depan pintu, tanpa basa basi Kenma segera membukanya dan memperlihatkan seorang laki-laki yang sedikit lebih tinggi darinya. Dari perawakannya, Kenma dapat menyimpulkan bahwa ia adalah salah satu penghuni desa Eastern. Ini terbukti dengan telinga kucing yang ada di kepalanya serta sebuah ekor yang terus menerus bergerak di belakang punggungnya.

Tamu itu malah memandang Kenma dari kepala hingga kaki sebelum akhirnya mengedipkan matanya beberapa kali seolah memastikan bahwa ia tak salah lihat.

Menyadari bahwa lelaki ini terkejut membuat Kenma berdehem pelan dan berbicara dengan tenang. "Ada yang bisa aku bantu?" Kenma tak menaikkan nadanya sedikit pun, ia mencoba bersikap sesopan mungkin pada lelaki ini.

Dengan gelagapan dan kebingungan lelaki itu menjawab. "A-aku mencari Kuroo-san. Apakah ia ada di rumah?" dengan ekor yang terus berkibas di belakang punggungnya, Kenma bisa merasakan bahwa mata lelaki itu tertuju pada sembilan ekor rubah milik Kenma. Hal ini membuat Kenma menyembunyikan ekornya ke balik pintu, lelaki itu tampaknya menyadari bahwa ia terlalu lama menatap hingga akhirnya membuat Kenma merasa tidak nyaman. "Aku Yamamoto Taketora, aku rekan sekaligus murid Kuroo-san!" lelaki yang memperkenalkan diri sebagai Yamamoto sedikit membungkukkan badannya dengan kaku.

Kenma yang menyaksikan pergerakan aneh yang di penuhi rasa canggung itu hanya dapat menahan diri untuk tidak melontarkan kalimat sarkas yang sudah tersusun rapih di benaknya. "Aku Kozume." Kenma memperkenalkan dirinya dengan singkat. "Dan Kuroo belum kembali, mungkin ia akan kembali saat petang."

Perlahan, Yamamoto kembali berdiri dengan tegak lalu mengangguk kecil. "Begitu, ya... Itu masih sangat lama." Yamamoto berpikir sejenak, "Kalau begitu aku akan menyampaikan pesan kepala desa pada kau saja, ya?" Yamamoto meminta dengan sedikit rasa ragu dalam suaranya.

Kenma mengangguk kecil. "Ya, katakan saja. Aku akan menyampaikan padanya ketika ia kembali." Kenma menjawab diiringi dengan senyum kecil yang menghiasi wajahnya.

Yamamoto berdehem pelan, mencoba mengatur suaranya terlebih dahulu. "Beberapa hari lalu, Yasufumi-sama menugaskanku untuk mencari beberapa omega yang cocok menjadi pasangan Kuroo-san. Dan aku sudah menemukannya, aku ingin Kuroo-san memilih salah satu dari mereka!" Yamamoto menjelaskan dengan detail, tanpa menguranginya atau melebihkannya sedikit pun.

Senyum kecil yang menghiasi wajah Kenma memudar ketika mendengar penjelasan detail dari Yamamoto. Kenma merasakan seperti ada besi yang menghantam kepalanya hingga membuatnya tak bisa berpikir jernih. Berbagai pikiran berkecamuk dalam benak Kenma, bahkan ia tak bisa lagi mendengar kalimat apa yang keluar dari mulut Yamamoto saat ini.

Kirei Na Oiran • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang