Kenma menghabiskan sebagian besar waktunya mendekap di rumah Kuroo. Sudah sekitar tiga minggu Kenma menetap di sini dan dirinya berhasil membiasakan diri dengan kehidupan yang jauh dari kata mewah, namun juga tak bisa di katakan melarat.
Menjadi Oiran membuat Kenma hidup dalam kemewahan, apa yang ia inginkan akan di kabulkan dalam sekejap mata, apa yang ia butuhkan sudah di sediakan oleh pihak rumah bordil. Kenma yang dulu hanya perlu duduk manis di atas tatami yang beralaskan bantal dan menyeleksi pelanggan, memamerkan pesonanya, serta menerima tatapan memuja dari semua orang tanpa terkecuali.
Sejak dirinya menetap di rumah lelaki lancang bernama Kuroo, Kenma tak pernah lagi menerima tatapan memuja dari banyak orang. Yang ia terima hanyalah tatapan datar menyebalkan milik siluman kucing hitam yang entah di mana keberadaannya saat ini.
Kenma berguling mengubah posisinya untuk yang ke sekian kalinya malam ini. Helaan nafas cukup kencang ia keluarkan ketika dirinya menyerah untuk terpejam dan memilih membuka matanya lebar-lebar.
Manik emasnya menyala di dalam kamar yang sangat minim pencahayaan. Perlahan, matanya bergerak mengamati sekeliling kamar yang sunyi. Hanya ada Kenma seorang yang menghuni rumah saat ini.
"Kenapa Bakaneko itu tak kunjung kembali?!" Kenma bergumam pelan pada dirinya sendiri, dia mengubah posisinya menjadi duduk menyila di atas kasur.
Semenjak Kuroo mengatakan dirinya tak akan menjalankan misi apa pun selama satu bulan, Kenma malah mendapati Kuroo yang setiap harinya keluar lebih pagi dan kembali lebih malam dari biasanya. Tak jarang, Kuroo baru kembali ketika Kenma sudah terlelap. Ini malah membuatnya tampak seperti orang yang sedang mengerjakan misi yang sulit dengan bayaran besar. Mengingat Kuroo akhir-akhir ini membayar hutangnya dengan nominal yang lebih banyak.
Huft... Padahal Kenma pikir jika Kuroo tak menjalani misi, Kuroo akan menetap di rumah dan menemaninya. Bukannya Kenma ingin di temani oleh siluman kucing hitam itu! Bisa di bilang, Kenma adalah tamu dan Kuroo adalah tuan rumah. Bisa-bisanya dia malah meninggalkan tamu seperti Kenma seorang diri di sini!
Kenma menggelengkan kepalanya untuk menepis jauh-jauh pemikiran itu, berharap pada siluman kucing hitam sepertinya sangat tak berguna dan buang-buang waktu. Lebih baik Kenma berkeliling desa Eastern, siapa tahu setelah ini perasaan gelisah yang ada dalam dirinya lenyap begitu saja.
Dengan pemikiran itu, Kenma segera turun dari ranjang, berdiri tegap sembari merapihkan yukata yang melekat di tubuhnya. Setelah selesai, Kenma menggunakan tangannya untuk menyisir surai dwi warnanya selama beberapa saat.
Di rasa dirinya sudah cukup rapih Kenma segera melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar tidur. Perlahan jemarinya meraih gagang pintu namun belum sempat dia menarik pintu yang ada di hadapannya, pintu itu malah terdorong dari sisi sebaliknya sehingga membuat Kenma mundur beberapa langkah supaya dirinya tak terbentur.
Pintu terbuka secara perlahan dan mengeluarkan suara cukup nyaring di tengah kesunyian malam, Kenma menunggu dengan sabar dan penuh rasa penasaran.
Ketika pintu terbuka lebar, dirinya mendapati sosok lelaki yang jauh lebih tinggi dan kekar darinya. Kenma ingat dengan benar, seharusnya sosok ini memiliki rambut bewarna hitam dan juga kulit putih.
Bukannya berlumuran cairan bewarna merah dan berbau anyir seperti ini.
Secara praktis Kenma memandang sosok di hadapannya, tak lain dan tak bukan adalah Kuroo. Ia memandangnya dari ujung kepala hingga ujung kaki dan akhirnya berhenti di wajahnya.
Salah satu alisnya sedikit terangkat karena penasaran, "Apakah aman jika aku berasumsi kau berada di ambang kematian?" Kenma melontarkan kesimpulan yang terbesit di benaknya dengan santai dan tak tahu malu.
Kuroo yang menerima pertanyaan tak tahu malu itu malah mengeluarkan seringai kecilnya. "Jika aku mengatakan 'ya' apakah kau akan memberikanku pertolongan pertama?"
Hanya dengan mendengar responnya, Kenma bisa mengetahui bahwa Kuroo jauh dari kata 'sekarat'. Kini Kenma 1000% yakin bahwa Kuroo dalam kondisi yang sangat sehat.
"Sayangnya tidak, aku tak ingin membuang tenagaku cuma-cuma untuk orang yang tidak sekarat."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Note: Hari ini double up, soalnya sempet kena prank sama WP. Tadi pagi, pas gue buka draft nih cerita ilang semua T~T. Tapi untungnya pas login ulang semua draft kembali ada(◍•ᴗ•◍). Dan karena khawatir draftnya ilang lagi, jadi gue post aja dua biji dulu.
Oh iya, menurut kalian alur ceritanya terlalu lambat gak? Boleh kasih kritik dan saran di kolom komentar. Nanti bakal diperbaiki di chapter-chapter selanjutnya🥰. Terimakasih!!!