15. Berbincang

152 20 0
                                    

Sudah dapat tiga hari Kozume menetap di rumah sederhana milik Kuroo. Tak terjadi sesuatu yang istimewa selama dirinya menetap di sana. Kuroo melakukan aktivitas biasanya, sementara Kozume harus terbiasa dengan aktivitas barunya.

Ini sudah sangat larut, sudah waktunya bagi mereka untuk beristirahat. Lampu kamar telah di matikan beberapa jam yang lalu dan Kozume sudah berbaring di ranjang milik Kuroo, sementara sang tuan rumah berbaring di sofa panjang yang ada di sana.

Malam ini tak seperti biasanya, meskipun kasur itu keras dan membuat punggungnya sakit, Kozume masih bisa tidur dengan mudah. Namun malam ini, dirinya tak bisa melakukan hal itu.

Sudah berbagai macam posisi ia coba agar membuat matanya terpejam dan memasuki alam bawah sadar. Namun tak satu pun usahanya membuahkan hasil yang baik.

Karena sudah lelah dan tak tahan lagi, Kozume membuka matanya lebar-lebar dan mengamati langit-langit kamar selama beberapa saat. Berharap rasa gusar yang menggerogoti dirinya akan segera hilang.

Setelah puas memandangi langit-langit, Kozume membiarkan matanya memandang Kuroo yang tengah berbaring telentang dengan mata yang terpejam. Obi yang melilit yukatanya sedikit longgar sehingga membuat dada bidang Kuroo sedikit terekspos.

Kozume merasa kesal ketika menyaksikan pemandangan itu dengan matanya sendiri. Bisa-bisanya lelaki ini tidur tanpa beban sedikit pun dan tak ada keinginan untuk menyentuhnya!

Jujur saja, selama tiga hari ini Kozume memiliki harapan yang menjijikan. Dirinya berharap bahwa Kuroo akan mengabaikan satu syaratnya, bersikap baik. Dan mulai menyentuh setiap inci tubuh Kozume ketika dirinya terlelap.

Namun sayang seribu sayang, hal itu tak terjadi sedikit pun. Bahkan Kozume tak dapat merasakan adanya gairah dari dalam diri Kuroo kepadanya. Apakah mungkin dirinya tak semenarik itu sehingga Kuroo tak ingin menyentuhnya sedikit pun?

Sembilan ekor Kozume bergerak cukup kuat saat memikirkan kemungkinan itu, jangan bercanda! Kozume adalah seorang Oiran, lho! Sosok yang selalu di puja dan di dambakan oleh banyak orang! Bahkan Kozume yakin ada banyak sekali alpha dan beta di luar sana yang ingin menidurinya atau bahkan menandainya.

Tetapi apa-apaan siluman kucing ini? Kenapa dia bersikap sangat tidak peduli.

Hanya ada mereka berdua di ruangan yang gelap, lho. Tapi kenapa Kuroo malah asyik tertidur?!

Kozume mengubah posisi berbaringnya, membiarkan dirinya menghadap tembok dengan rasa kesal yang perlahan timbul di dadanya.

Ini bukan seperti Kozume sangat ingin disentuh olehnya! Sama sekali bukan! Dirinya hanya heran kenapa Kuroo sama sekali tak terpengaruh dengan kehadirannya. Apakah Kozume bukan tipe Kuroo? Jika demikian, mengapa Kuroo repot-repot mau menculiknya dengan embel-embel membelinya.

"Ada yang salah sehingga membuatmu tak bisa tidur?"

Suara serak milik Kuroo menggema di ruangan gelap yang mereka tempati. Mendengar suaranya membuat Kozume mengernyitkan dahinya keheranan, apakah Kozume mengeluarkan suara yang berisik sehingga membuatnya terbangun dari tidurnya?

"Tidak ada yang salah. Semuanya baik-baik saja." Kozume menjawab dengan tenang, tak mungkin dia menyuarakan rasa kesalnya kepada Kuroo hanya karena Kuroo tak menyentuh dirinya.

Kuroo mengerlingkan matanya untuk menatap Kozume yang berada di atas ranjang, dapat di lihat olehnya tubuh mungil siluman rubah itu tengah menghadap ke tembok tanpa selimut yang menyelimutinya.

"Oh..." Kuroo mengatakan kalimat itu dengan pelan saat dia mengubah posisinya menjadi duduk. "Haruskah aku menceritakan dongeng agar kau bisa menutup matamu dengan tenang?"

Kirei Na Oiran • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang