Membutuhkan waktu sekitar setengah jam hingga akhirnya mereka tiba di sebuah bangunan sederhana yang Kuroo sebut sebagai, rumah kita.
Sepanjang perjalanan, dua kata itu terus memenuhi pikiran Kozume. Dia dan Kuroo adalah orang asing yang baru bertemu sebanyak dua kali, menyebut rumahnya sendiri sebagai 'rumah kita' adalah hal teraneh yang pernah Kozume dengar.
"Ayo masuk."
Kozume mengambil langkah kecil untuk masuk ke dalam rumah Kuroo. Saat dia baru saja masuk, matanya sudah di suguhi oleh ruang tamu yang terlihat sangat luas, mungkin karena hanya ada sedikit barang di sana. Kozume mengalihkan pandangannya ke arah lain, dia mendapati beberapa pintu yang menghubungkan dengan ruangan asing yang bahkan dirinya tak tahu apa saja ruangan-ruangan itu.
Suara pintu rumah yang kembali Kuroo kunci membuat Kenma tersadar dan sontak menoleh untuk menatap Kuroo dengan waspada.
Menyadari tatapan yang Kenma berikan padanya membuat Kuroo tersenyum kecil sebelum akhirnya memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan Kenma.
Manik hitam milik kucing itu kembali mengamatinya dengan teliti, memperhatikan tiap inci tubuh Kozume yang di balut dengan uchikake miliknya. Kuroo dapat mencium sedikit aroma asap yang menempel pada uchikake yang Kozume kenakan.
"Ingin membersihkan diri?" Kuroo bertanya ketika matanya kembali menatap wajah Kozume.
Kozume sadar bahwa Kuroo tengah memandanginya sejak tadi, bahkan Kozume yakin lelaki lancang itu memiliki pikiran kotor tentang tubuhnya. Ketika matanya tak sengaja bertemu dengan manik hitam Kuroo, dirinya segera melemparkan tatapan jijik padanya.
"Itu tidak di perlukan." Kozume menolaknya mentah-mentah.
Bagi Kozume, membersihkan diri ketika dia akan melakukan sesuatu yang menghasilkan banyak keringat adalah hal yang sia-sia. Lebih baik melakukan itu di akhir.
Salah satu alis Kuroo sedikit terangkat ketika Kozume menolaknya, "Aku tidak menyangka Oiran sepertimu sangat menyukai aroma asap yang menempel di tubuhnya."
Sebuah kerutan kecil mulai timbul di dahi Kozume, harga dirinya terluka karena apa yang Kuroo katakan.
"Sangat di sayangkan aku tak memenuhi ekspetasi yang kau buat di benakmu, pasti itu sangat mengecewakan, bukan?" Kozume membalasnya dengan sinis.
Kuroo menyilangkan kedua tangannya dan sudut bibirnya sedikit terangkat membentuk seringai kecil.
"Sejujurnya tidak, sejauh ini kau belum pernah mengecewakanku, Kozume."
Manik emas miliknya merotasi mendengar kalimat membosankan yang terlontar dari bibir lawan bicaranya.
"Senang mendengarnya. Jadi, di mana kita akan melakukannya?" matanya mengerling menatap sofa panjang yang ada di sana. "Aku benar-benar berharap kau takkan menjawab 'sofa'. Itu hanya akan membuat punggungku sakit di keesokan harinya."
Kuroo terkekeh mendengar kalimat yang Kozume lontarkan. Dia termasuk rubah yang cukup pemilih, bukan?
"Baiklah, karena aku tak berniat membuat punggungmu terasa sakit mari kita menuju ke ruangan lainnya." Kuroo berkata dengan tenang sambil melangkah lebih dulu menuju salah satu pintu yang ada di sana.
Melihat Kuroo yang memimpin jalan membuat Kozume segera mengikutinya dengan langkah kecil. Kozume benar-benar berharap malam ini akan segera berakhir, agar dirinya bisa pergi jauh dari siluman kucing hitam ini.
~
Seperti yang Kuroo katakan, dia membawa Kozume ke salah satu ruangan lain yang ada di rumahnya. Itu adalah ruangan besar dengan sebuah ranjang yang hanya cukup untuk menampung satu orang dewasa, di sudut ruangan terdapat lemari dua pintu berukuran besar untuk menyimpan pakaian Kuroo. Ada sebuah jendela berukuran sedang yang tertutup rapat, di bawah jendela itu ada sofa panjang dengan sebuah meja kecil di sebelahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/371237049-288-k835192.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirei Na Oiran • Kuroken[✔]
FanfictionJika ada kata selain cantik untuk menggambarkan Kenma, maka itu adalah sempurna.