Langit di siang itu tampak berbeda, meskipun matahari terlihat berada tepat di atas kepala, tetapi ia tak bersinar seterang biasanya. Cahayanya meredup seolah-olah ia tak memiliki energi lagi untuk menerangi bumi dengan sinarnya. Di sana terlihat awan tebal dan gelap mulai menutupi hampir seluruh permukaan langit seolah-olah memberikan pertanda bahwa sebentar lagi hujan akan turun.
Angin dingin berhembus pelan menerpa rambut sebahu dan juga yukata yang Kenma kenakan. Siluman rubah cantik itu menghela nafasnya pelan dan menyelipkan sebagian rambutnya yang menghalangi pandangan.
Sejak lima belas menit lalu Kenma telah berdiri di halaman rumah Kuroo, lebih tepatnya pada pinggir kolam ikan milik siluman kucing hitam ini. Kehadiran Kenma di sana tak begitu berarti sebenarnya, ia hanya berdiri tegak sambil memperhatikan Kuroo yang tengah menangkap seluruh ikan yang ada di kolam itu.
Siluman kucing ini mengetahui bahwa sebentar lagi hujan akan turun lebat, penurunan suhu secara perlahan tapi pasti akan terjadi hingga akhirnya butiran-butiran kecil yang tampak seperti kristal akan memenuhi bumi. Kuroo mengantisipasi hal ini, itulah sebabnya ia selalu mengamankan ikan yang ada di kolamnya terlebih dahulu sebagai persiapan untuk bahan makanan di musim dingin. Kuroo sangat tidak rela jika ikannya membeku dan ia hanya dapat memandangnya dengan mata kelaparan nanti.
Netra emas milik Kenma beralih menatap dua buah ember besar yang sudah terisi penuh oleh ikan dengan berbagai ukuran, kini Kuroo tengah mengisi ember ke tiga. Kenma tahu bahwa ia tak boleh meremehkan musim dingin, tapi apa yang Kuroo lakukan ini berlebihan.
"Ini sudah lebih dari cukup, Bakaneko." Kenma akhirnya buka suara ketika Kuroo meletakkan ikan tuna berukuran besar ke dalam ember ke tiga.
Mendengar perkataan Kenma membuat Kuroo berhenti bergerak dan menoleh ke arahnya. "Aku merasa ini belum cukup, ketika musim dingin tiba nafsu makan akan meningkat. Aku hanya mengantisipasi agar kita tak kehabisan bahan makanan." Kuroo menjelaskannya dengan santai sambil menggulung bagian atas lengan yukata yang mengganggu kegiatannya.
Mata Kenma berkedut mendengar itu, "Aku akan muak jika kau berencana membuatku mengonsumsi ikan selama musim dingin." Kenma melontarkan kalimat ketidaksetujuannya secara blak-blakan.
Hal ini membuat telinga Kuroo bergerak-gerak dan berkata dengan santai, "Jika itu terjadi aku akan berburu untukmu." Kuroo kembali menangkap tiga ikan terakhir yang ada di kolam miliknya lalu meletakkannya ke dalam ember.
"Itu adalah jalan keluar terakhir yang ingin aku dengar." ucap Kenma dengan malas.
Kuroo tertawa kecil mendengar responnya dan ia mulai keluar dari kolam itu dengan bagian bawah dan lengan yukatanya yang sedikit basah.
"Pikirkan saja daging apa yang kau inginkan, aku akan membawakannya untukmu." Kuroo menggunakan sihirnya sehingga membuat dua ember melayang di sekitarnya. Sementara ember yang tersisa ia angkat menggunakan tangan kanannya. "Aku sangat menyarankan daging rusa, meskipun dagingnya padat ia tak mengandung banyak lemak."
Kenma berjalan lebih dulu untuk masuk ke dalam rumah ketika ia menyaksikan Kuroo mulai membawa ember-ember itu. "Tentu, aku akan menjadikan daging rusa sebagai opsi jika aku muak untuk mengonsumsi ikan." Kenma membalas dengan nada sarkas dalam suaranya ketika ia masuk lebih dulu ke dalam pintu.
Kuroo menyeringai dan segera menutup pintu yang ada di belakangnya. "Ikan-ikan ini akan merasa sedih mendengar perkataanmu, lho." ucap Kuroo dengan main-main.
"Itu artinya tujuanku tercapai." Kenma membalas dengan acuh tak acuh saat ia berjalan menuju dapur, berniat untuk segera mengolah ikan itu.
~
![](https://img.wattpad.com/cover/371237049-288-k835192.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirei Na Oiran • Kuroken[✔]
FanfictionJika ada kata selain cantik untuk menggambarkan Kenma, maka itu adalah sempurna.